PEMARAH DAN PEMANCING AMARAH

147 11 3
                                    


Makan malam berakhir dengan perasaan sedih. Rumah terasa sangat sunyi. Terlihat ny.Thara bolak balik depan kamar Est ragu-ragu untuk masuk.

*Kreeeck* Ny.Thara memberanikan diri untuk membuka pintu kamar Est. Terlihat Est sudah berbalut selimut dengan mata terpejam. Ny.Thara menghampiri nya dan duduk di ujung tempat tidur anak nya itu.

"Maafkan mamah Est, mamah sudah sangat egois. Membiarkanmu bangkit seorang diri. Sekarang mamah malah berniat mencari kebahagiaan mamah sendiri" ny.Thara mengatakan nya dengan menahan tangis dan membelai rambut putra nya itu.

Est masih memejamkan matanya dengan rapat. Ny.Thara bangun dari duduknya dan meninggalkan kamar Est. Tidak sanggup lagi berkata-kata, takut ia menangis di depan anaknya.

Setelah pintu tertutup Est terlihat membuka matanya. Air mata nya mengalir deras dari sudut mata. Terisak tanpa bersuara, terasa sesak di dada hingga ia kembali memukul-mukul pelan dada nya.

_______••••••_______

Pagi nya Est merapikan barang-barang nya kedalam tas nya.

"Sudah bersiap untuk kembali ?" Tanya ny.Thara di ujung pintu kamar.

Est tesenyum "hmmmm"

"Sarapan dulu baru berangkat" kata ny.Thara sambil memaksakan senyuman di bibirnya.

"Mah....." Est memanggil

"Hmmm" ny.Thara yang akan pergi berbalik dan menatap anaknya.

Est duduk di sudut tempat tidur "masuklah, ayo bicara !" Ajak Est sembari menepuk-nepuk pelan ujung tempat tidur.

Ny.Thara dengan wajah bingung menghampiri nya. "Ada apa ? Kamu membutuhkan sesuatu ?" Tanya nya

Est menggeleng lalu memegang tangan Mamah nya dan menuntunnya untuk duduk di sampingnya.

"Mah, maafkan sikap Est tadi malam" Est membuka percakapan

Ny.Thara mengelus rambut anak nya itu "tidak apa-apa, mamah mengerti kok. Mamah yang minta maaf karena bersikap egois. Tidak memikirkan perasaan Est sama sekali " ucap ny.Thara dengan air mata yang menetes.

"Maaah, bukan seperti itu yang Est maksud. Est tidak keberatan melihat mamah bersama om Micky. Est hanya...." Kata-kata itu terhenti.

"Mah, Est bahagia jika mamah bahagia. Lakukanlah jika memang Om Micky baik untuk Mamah. Est akan mendukung mamah, tolong jangan bersedih. Est minta maaf untuk yang semalam" Est memeluk mamah nya yang masih saja menangis dan mereka berpelukan saling menguatkan.

_______••••••________

Saat Est akan keluar rumah untuk pergi ke stasiun, tiba-tiba mobil Tuan Micky datang. Ia turun dan tersenyum pada Est

"Kamu sudah siap ? Ayo Om anter !" Tuan Micky berjalan menghampiri Est dan ny.Thara.

Ken keluar dari dalam mobil. "Ayo kak, bawa sini tas nya aku akan menaruh nya di mobil !" kata Ken sembari mengambil tas yang masih di pegang Est.

Est tersenyum dan mengangguk pelan. "Mah, aku jalan ya !" Pamit Est

"Baiklah, hati-hati di jalan. Telepon mamah begitu sampai disana" kata ny.Thara lalu memeluk nya. Est hanya mengangguk.

"Oke kita pergi sekarang" ajak Tuan Micky lalu memegang tangan ny.Thara tersenyum lalu pergi.

Ken meminta Est duduk di kursi depan bersama ayahnya. Ia memilih duduk di belakang dengan barang bawaan Est.

*Peeem* suara klakson sebelum mobil melaju keluar dari halaman rumah. Terlihat ny.Thara melambaikan tangan. Est hanya melihat nya dari kaca spion mobil.

Love Because Of Hate (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang