ch9

7 2 3
                                    




Happy reading !!!
Bnyk typo🙌🥺

Sepulangnya Zayden di Mension, Emberly sedikitpun tak pernah membuka suara sedikitpun, bukan berarti Zayden tidak tahu menahu siapa yg membuat Istrinya seperti sekarang ini, tapi ia ingin melihat seberapa tahan kah Emberly menahan dirinya.

Ia diberi tahu oleh Felix, bahwa Ibu dan Adiknya berkunjung di Mension tadi, meski ingin marah dengan penuturan Ibunya, tapi Zayden lebih memilih untuk diam sekarang.

Sesekali Zayden melirik wajah istrinya, meski ia diam, tapi semua keperluan Zayden tetap Emberly penuhi, bahkan Emberly sendirilah yg memasakkan makan malam untuknya.
" Tunjukkan lebih dari ini Baby, aku sangat suka". Batin Zayden.

" Sweety !, 3hari kedepan mungkin aku tidak ada di Mension ini. Zayden berjalan mengarah luar balkon kamar, ' ada urusan mendadak yg harus kuselesaikan di Bali".
Emberly ingin sekali berkomentar, tapi yasudahlah 3hari bukanlah waktu yg lama.
Ia berdehem, " perlukah kupersiapkan semua kebutuhanmu Zay". Tanya Emberly,
" tidak perlu, tadi Bery sudah mengemas semuanya sejak Siang tadi".

Emberly mengangguk singkat, ia lalu menarik selimut untuk tidur, pikirannya berkecamuk kemana mana.
Mungkin karna efek terlalu lelah, jadinya ia tertidur cepat, dengan suara dengkuran halusnya dapat Zayden tebak istrinya telah memasuki alam bawah sadarnya.

---

Mentari telah terbit dari arah Timur, Emberly buru² bangun untuk membersihkan dirinya.
Ia melihat kearah sekitar, terlihat Disampingnya sudah tidak ada Zayden, mungkin ia sedang mandi atau sarapan fikirannya
Ia lalu membersihkan badannya dan bersiap² untuk turun menyiapkan sarapan.
" Pagi Nyonya!", sapa Berry kepala pelayan.
" Pagi, kau tau dimana Zayden". Dilihatnya seluruh penjuru tanpa keberadaan Suaminya itu.

" tuan Zayden telah berangkat pagi² sekali Nyonya. sudah berangakat ternyata, Emberly dalam hati. ' tuan bilang, nanti takut ketinggalan pesawat, jadinya berangkat pagi², memangnya Tuan tidak bilang ke nyonya?. Bingung Berry, Emberly menggeleng, ' ohh, mungkin Tuan sedang tidak ingin mengganggu tidur nyonya". Berry tersenyum hangat.

Sejak tadi, Emberly sangat bosan ingin melakukan apa, ingin berkegiatan diluar, tapi sangat malas sekali hari ini.
Hari ini ia tidak memiliki jadwal sama sekali, " Haaa, Bosan banget. apa nonton Tv aja yah". Ia lalu mengambil remot Dan menyalakannya.

* Pemirsa!, seorang pengusaha cantik dan independent, Briana clow telah tiba dikediamannya Denpasar Bali. Kabarnya ia baru saja pulang dari Canada dan langsung menuju kekediamannya. Banyak orang yg antusias dengan kepulangan wanita cantik dan cerdas itu. Dan kabarnya pula ia akan menetap di Indonesia beberapa bulan kedepan, perempuan yg multitalenta it____*

"Ehh, itukan mba Briana. Sudah pulang ternyata",ujar Berry yg melihat sekilas sambil membawa cemilan untuk Nyonyanya, ternyata dugaan Emberly benar, bahwa Sosok Briana adalah orang yg ada pada layar Televisi, berarti Briana sudah dikenal baik dikeluarga ini, sampai² Pelayan saja tau siapa wanita itu.

" Bibi kenal dekat sama Briana" Tanyanya, " " Emmm, tidak terlalu Nya, tapi Dia itu sering ke rumah Nyonya besar sama Tuan Zayden, mereka berdua itu dekat sekali, karna sejak masa remaja, Tuan Zayden dan Briana satu sekolah". Berry menjelaskan secara detail, agar Nyonyanya tidak salah paham.
Emberly mangguk² saja mendengar penuturan Berry.

Tunggu², Zayden ke Bali.
Dan Briana kembali ketempat tinggalnya di Bali. Jadi, apa mungkin mereka bertemu disana tanpa sepengetahuan Emberly.
Apalagi Zayden terlihat sangat buru² agar segera tiba disana, Apa jangan²___.
" Nyonya tidak perlu berfikir aneh², Tuan tidak mungkin selingkuh, mereka berdua hanya berteman, saya rasa Tuan tidak punya persaan sedikitpun dengan Briana. Berry mengambil jalan aman, ' mungkin mereka akan bertemu disana, tapi hanya melepas rasa rindu mereka sebagai Teman, tidak lebih menurut saya Nya".

" nggak kok Bi', Saya percaya kok sama Zayden". Emberly tersenyum kearah Bibi Berry.
Ia mematikan Televisi dan berjalan kearah taman belakang untuk menanam Bibit yg telah dibelinya kemarin, sebenarnya ia ingin menanamnya sore kemarin, tapi karna kedatangan Ibu dan Adik Zayden, jadinya dirinya tidak mood untuk beraktivitas.

Emberly rasa, bunganya akan layu dan tidak tumbuh dengan subur jika wajahnya saja suram, Karna perasaanya sedikit agak mood, jadinya ia memilih mengalihkan fikirannya untuk hobinya yg satu ini.
Dulu semasa di Rumah Ibu dan Ayahnya, Emberly sangat senang menanam bunga di pekarangan, bahkan ia sering dimarahi karan terlalu banyak bunga yg ia tanam.

Yahh, mau bagaimana lagi, jika tidak menanam bunga maka ia akan bosan, karna dulu Orang tuanya sangat sibuk dengan pekerjaanya. Meski Emberly sudah berusha mengajak mereka untuk bergabung, tapi mereka berkata pekerjaan itu bisa dilakukan oleh tukang kebun, jadilah ia mengajak tukang kebun saja.
Seperti sekarang ini, ia mengajak Pak Arif tukang kebun di Mension Zayden.

" Nanti klo Emberly sudah tanam semua bibitnya, Bapak siram yah, soalnya Emberly ngga mau basa²han". Katanya penuh semangat, " Siap nyonya, nanti Bapak siram, kata Pak Arif sopan, ' sini Bapak bantu tanam". Pak Arif mengambil bibit yg ada disamping Nyonyanya, " Emberly seneng banget, akhirnya Berly rasain juga bisa ditemenin orang tua seperti Pak Arif dan Bibi Berry, yah meskipun kalian berdua buakan orang tua kandung Berly".
Berry yg memotong rumput di belakang Emberly, merasa Iba, " Memangnya mereka berdua tidak pernah seperti ini, klo boleh tahu". Pak Arif bertanya, Emberly menggeleng, " Boro² Pak, mereka berdua sibuk kerja, jadi Emberly biasanya nanam sendiri atau enggak dibantu tukang kebun dirumah".

" sudah tidak apa², disini kami berdua siap membantu Nyonya untuk berkebun, bahkan sampai full Pekarangan Mension pun kita Siap!, Iya Kan Berry" kata Pak Arif semangat , " Heemm, bilang benar Pak, pekarangan Ini 8hektar luasnya, Sanggup anda". Berry tak habis fikir dengan Arif, " Yah disanggupin, asalkan dinaikin gajinya sama Nyonya!". Mereka serempak tertawa.

Mereka menanam bunga hingga menjelang matahari terbenam, setelahnya selesai, barulah mereka membersihkan badan mereka lalau masuk ke dalam Mension.
" Kasian Nyonya, ternyata Kaya tidak bisa menjamin Hidup kita akan sejahtera". Batin Berry____.



VOTE yapp
See U Next👄👀

Emberly michaelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang