55

118 17 6
                                    

"Apa yang dia katakan?"

Yechan menggeleng, "Aku sudah tahu bahwa kebenaran tak akan semudah itu keluar dari mulutnya."

Werewolf, bagaimana pun mereka adalah makhluk yang jelas setia. Apalagi jika ada balas budi dan hutang kehidupan yang mengiringi.

"Bagaimana dengan Ketua Han? Dia mengatakan sesuatu?"

Kim Jaehan bersama Sebin datang ke mansion Han saat ia sibuk dengan Junghoon. Dan laki-laki yang Yechan panggil Ketua tadi adalah ayah dari Junghoon. Bahkan jika tak bisa mendapatkan apapun dari anaknya, mereka cukup yakin akan mendengar sesuatu dari pria tua itu.

"Ketua Han Jungho  adalah anak dari Leader pack sebelumnya. Namun, ia tak meneruskan karena mungkin menjadi pemimpin memang  bukan hal yang ingin diraihnya."

Beberapa alpha memang kompetitif, namun ada juga alpha yang meski kuat, namun mereka tak tertarik memimpin suatu kawanan.

"Kau, adikku, dan juga Yang Hyuk ... kalian adalah tiga dari korban kemarahan Moon Jehyun pada aturan  dari Dewi Bulan."

Yechan masih belum menemukan titik terang dari apa yang coba Jaehan ceritakan. Namun, ia tak menyela, membiarkan Jaehan menjelaskan dengan perlahan.

"Ayah Ketua Han adalah mate dari Moon Jehyun. Namun, kau tahu sendiri bahwa hanya omega yang mampu memberikan keturunan. Beta memang entitas yang setia, namun membutuhkan kebesaran hati untuk menerima kekurangan mereka yang satu ini."

"Jadi, maksudmu leader pack-."

Jaehan menggeleng, "Tidak. Leader pack sebenarnya menerima Moon Jehyun apa adanya, namun dia sendiri yang merasa rendah diri."

Jaehan pun menceritakan semua yang Ketua Han katakan padanya. Pada dasarnya, Enigma adalah obsesi dan ambisi dari Moon Jehyun itu sendiri.

Han Jungho tak bisa menolak karena Jehyun selalu berkata bahwa ia bisa lahir ke dunia karena ada andil dari dirinya. Begitu juga dengan kekuasaan dan kekayaan yang kini dimiliki oleh keluarga Han. Tentu itu tak luput dari campur tangan Moon Jehyun juga.

"Tapi, ada satu yang tak ku mengerti, Jaehanie ..."

"Hm?"

Yechan menatapnya, "Mengapa dia masih hidup jika mate-nya saja sudah mati sejak lama?"

***

Hyuk terus berjalan, membawa Jehyun ke sebuah ruangan gelap di bawah tanah kediaman Kim Jaehan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyuk terus berjalan, membawa Jehyun ke sebuah ruangan gelap di bawah tanah kediaman Kim Jaehan.

Jehyun sendiri tak bisa lari dan hanya bisa menuruti, karena tahu bahwa banyak mata mengawasi. Di tempat ini, ia tak akan bisa menang. Apalagi ia sendirian, tanpa teman,  tanpa siapapun yang bisa melakukan pembelaan.

Mau membuka mulut pun ia ragu karena tahu Hyuk benar-benar akan membunuhnya jika ia membuat kesal atau apapun itu.

Ia pun terus diam hingga Hyuk membuka pintu sebuah ruangan.

"Silakan masuk, Elder ..."

Jehyun tak mengatakan apa-apa. Masih menggunakan piyama dan wajah tak senangnya, ia pun masuk disusul Hyuk di belakangnya.

Suara pintu tertutup,  tanpa menunggu dirinya, Hyuk duduk.

"Duduklah. Buat dirimu nyaman sementara menunggu pemimpin baru." Hyuk mengarahkan telunjuk, "Enigma buatanmu ..."

Jehyun mendongak.

"Shin Yechan juga bayi percobaan yang kau lakukan, 'kan? Sama seperti aku dan Kim Yechan. Jadi, bagaimana rasanya melihat ciptaanmu tumbuh menjadi pembunuh?"

Raut Jehyun mengeras. Mata kucingnya menatap tajam, namun ia tak berminat menjawab apapun yang Hyuk katakan.

"Ya, bagus kau diam. Aku tahu Kim Yechan adalah kegagalan bagimu, dan bayi kecil yang sudah kau manfaatkan sejak dalam kandungan itu juga tak memberi manfaat apapun untukmu. Tapi, adakah satu saja dari percobaanmu yang tumbuh sesuai harapanmu?"

Hyuk hampir saja membuka suara lebih dari sebelumnya, sampai mereka melihat pintu terbuka, dan ada Yechan yang muncul dari sana.

"Cukup, hyung ..."

Yechan pun mengalihkan tatapan pada Jehyun. Dengan sopan ia tersenyum meski tak sudi untuk membungkuk.

"Kuharap elder mau memaafkan Hyukie hyung. Dia terlalu emosional hari ini ..."

Jehyun mengangguk. "Jadi, ada urusan mendesak apa sampai memanggilku di pagi buta seperti ini? Bawahanmu itu bahkan tak memberiku kesempatan untuk merapikan diri."

Yechan tertawa, tak ada lagi sikap sopan di sana. "Hm? Untuk apa merapikan diri? Kau akan dipenjara hari ini."

Jehyun yang mendengar itu pun langsung berdiri, "Kau- Aaargh!"

Namun, belum juga mengatakan apa yang ada di pikirannya, tangan Hyuk rupanya bergerak lebih cepat dari apa yang dia kira.

Dengan tangan yang menahan leher Jehyun yang sudah telentang di lantai, pemuda itu perlahan berubah menjadi werewolf hitam legam dengan mata kuning yang menyeramkan.

Yechan terkekeh, ia pun menunduk untuk melihat lebih jelas raut seseorang yang digadang-gadang sudah menjadi dalang.

Cantik, mata kucingnya tajam menatap meski menahan sakit akibat cengkeraman.

"Aku sudah tahu apa alasanmu membuat percobaan tak bermoral itu ... akan tetapi, aku tak bisa menerima jika ibuku mati karenanya."

Satu hal yang selalu Shin Yechan sembunyikan adalah perasaan saat ia akhirnya mengetahui kebenaran tentang orang tuanya.

Ibunya mati karena dijadikan kelinci percobaan. Lalu, ayahnya pun menyusul karena tak sanggup lagi menanggung beban kesedihan.

Ia yang masih bayi diasingkan, disembunyikan di keluarga yang tak pernah mencintainya.

Semua berakar dari satu masalah yang sama, ambisi werewolf yang kini berada dalam cengkeraman kuku tajam Hyuk saat ini.

Hanya saja, mendengar apa yang Yechan katakan, Jehyun justru tertawa. Itu adalah tawa menjengkelkan karena terdengar seperti cemoohan di telinga keduanya.

"Leader ... sekuat apapun kau dan Yang Hyuk, kalian ... tak akan bisa membunuhku. Ingat siapa yang menciptakanmu? Itu aku ... ITU AKU!" dan tawa yang semula hanya terdengar seperti kekehan itu semakin mengeras seiring waktu.

"Jika memang benar begitu, bagaimana jika aku mencobanya terlebih dahulu."








A

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A. N : Bosen ga si?? Gw aja bosen banget. Mau berhenti, udh capek! Tapi gw suka yechan jaehan gimana dong ya :")

EnigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang