end

53 6 6
                                    

Pertempuran hebat itu terjadi dengan intensitas yang tak tertandingi. Louis dengan ganas menghadapi Sarah, mengayunkan tinjunya dengan kekuatan yang tak berperasaan. Sarah menangkis serangan itu dengan sekuat tenaga, meski jelas terlihat kelelahan. Darah mengalir dari luka-lukanya, namun ia tetap bertahan, bertarung demi kehidupan yang layak mereka dapatkan.

Destiny berdiri tak jauh dari sana, napasnya tercekat melihat betapa brutalnya pertarungan itu. la tahu, detik-detik terakhir ini akan menentukan segalanya. Louis, dengan mata penuh kebencian, melirik Sarah yang sudah hampir tak berdaya. Dengan niat kejam, ia mengangkat senjatanya, siap mengakhiri hidup Sarah di hadapan Destiny.

Namun sebelum pelatuk itu ditarik, Louis tiba-tiba berhenti sejenak. la merogoh kantongnya, mengambil rokok elektrik, lalu menghisapnya dalam-dalam. Rokok itu adalah penghiburnya di saat-saat gila seperti ini. Namun, seketika setelah ia menghisapnya, raut wajah Louis berubah. Tatapannya yang penuh kebencian mendadak kosong, lalu bingung. Seolah baru bangun dari mimpi buruk yang tak ia pahami.

"Kenapa... apa yang terjadi di sini?" Louis menggeram. Matanya berkeliaran, melihat Sarah yang terluka, Destiny yang diam mematung, dan kekacauan yang memenuhi ruangan. la terdiam, kebingungan, seolah tidak mengenali pemandangan di depannya.

"Apa-apaan ini?" Louis mengumpat keras, langkahnya terseret ke belakang. Tatapannya linglung, seperti seseorang yang baru pertama kali menyadari bahwa ia terlibat dalam sesuatu yang mengerikan. Keringat mulai mengalir dari dahinya, tangannya gemetar saat ia memegang senjatanya, seolah baru menyadari apa yang telah ia lakukan selama ini.

Dalam keheningan yang menegangkan itu, Destiny tersenyum simpul. Dia tahu apa yang terjadi-plot twist yang diam-diam telah ia rancang selama ini. Parfum penghilang ingatan yang mematikan telah ia masukkan ke dalam rokok elektrik Louis saat ia menjatuhkannya beberapa saat lalu.

Sekarang, Louis tidak lagi ingat semua kebiadaban yang telah ia lakukan. Kekejamannya seolah terhapus dari ingatannya, hanya menyisakan kebingungan dan ketakutan.

Louis hendak berbalik, namun kakinya tersandung pada tubuh tak bernyawa di bawahnya. la jatuh, kepalanya terbentur patung di belakangnya, mengirimkan getaran kuat hingga membuatnya terkapar pingsan di lantai. Lilin-lilin di sekitar ruangan berjatuhan, mulai menyalakan api yang menjilat dinding-dinding, menciptakan pemandangan yang semakin mengerikan.

Sarah yang terengah-engah mendekati Destiny, matanya penuh ketakutan dan kelegaan yang campur aduk. "Apa yang kau lakukan padanya?" tanyanya, suaranya serak

dan lemah.

Destiny, masih dengan senyum tenang, menatap Louis yang tak sadarkan diri. "Aku hanya memastikan dia tidak akan pernah ingat apa pun lagi."

Api mulai merambat semakin cepat, menciptakan suasana panas dan mencekam. Dengan sigap, Destiny dan Sarah menyeret tubuh Louis yang pingsan keluar dari gedung yang perlahan-lahan terbakar. Destiny tetap memutuskan untuk menyelamatkannya, tetapi bukan karena belas kasihan. Dia memiliki rencana lain-rencana yang akan membalikkan seluruh situasi ini menjadi kemenangan mereka.

Mereka melangkah menjauh dari gedung yang terbakar, Destiny menatap langit yang mulai memerah oleh cahaya api. "Sekarang, ini adalah awal yang baru. Louis akan menjadi alatku. Dia akan melupakan semuanya... dan aku akan memulai segalanya kembali sebagai istrinya- pemilik seluruh kekayaannya."

Dengan setiap langkah yang mereka
ambil menjauh dari kobaran api, Destiny merasa beban berat yang selama ini menghantuinya akhirnya terangkat. Semua penderitaan yang ia dan Sarah alami kini akan berakhir. Tidak ada lagi korban selanjutnya-Louis kini adalah bonekanya. Dunia akhirnya akan
berbalik di bawah kendalinya.

____

Beberapa hari setelah semua kejadian mengerikan itu, kehidupan Destiny mulai kembali normal-atau setidaknya tampak begitu dari luar. Meskipun tak ada lagi Clara, sahabat setianya yang kini telah tiada, Destiny tetap berusaha melanjutkan hidup. Ia membawa jasad Clara pulang setelah menemukannya di gudang belakang resort yang terbakar. Dengan hati yang hancur, Destiny memberikan penghormatan terakhir, seolah mengucapkan selamat tinggal kepada bagian dari dirinya yang hilang bersama Clara.

life in a cageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang