"Saya tau kalian semua sedih atas apa yang sudah terjadi di Hernandes. Saya tau satu persatu anggota Hernandes sudah pergi meninggalkan kita semua. Tapi hapus air mata kalian semua, sekarang ubah air mata kalian menjadi api yang membara. Karena hari ini kita akan memperjuangan kematian seorang putri Hernandes, Adykirana Hernandes, "
"Kak. Maaf memotong. Apa maksud kakak?" Tanya Dicto. Varez kemudian meminta Matteo untuk menjelaskan pada mereka apa yang barusan ia jelaskan pada Varez. Mendengar itu amarah dari seluruh pasukan Hernandes terpampang. Tak lama kemudian suruhan Gohar yang ternyata ikut menyelidiki kasus Kirana datang menyampaikan berita buruk lainnya.
"Kami melihat Ghani di bandara, "
"Gawat. Dia sudah mau kabur, "
"Tidak kabur tuan. Kami melihat dia bertemu dengan Fikron di sana. Fikron datang tidak sendiri. Dia datang bersama ratusan pasukannya menggunakan pesawat khusus, "
Varez tentu kebingungan dengan kedatangan Fikron ke Dubai. Anak buah Gohar juga mengatakan bahwa dia sedikit mendapat bocoran kalau Fikron dan beberapa anak buahnya telah membebaskan semua para penjahat yang dulu keluarga Hernandes jebloskan ke penjara.
"Kak. Kau bilang kalau Fikron hilang ingatan, " ungkap Zyan.
"Aku juga tidak tau Zyan. Apa yang sebenarnya terjadi, " sahut Varez.
"Kalian semua dengar ini. Ada kemungkinan besar kalau kita akan di serang. Jadi untuk itu aku minta semua berjaga-jaga. Dan mulai hari lakukan penjagaan ketat di area kediaman Hernandes, "
"Tuan Varez maaf memotong. Kediaman Hernandes berada dengan pemukiman penduduk kota Dubai. Jika mereka sampai menyerang kemari, itu bisa membahayakan orang-orang sekitar, " potong Gohar.
"Yang di katakan Gohar itu benar kak, "
"Kalian benar. Kalau begitu kita semua bergerak ke tanah lapang gurung Liwa mulai malam ini. Gohar siapkan anak buahmu dan bawa beberapa alat peristirahatan di sana. Dicto kau memimpin pasukan bersenjata. Dan sebelum itu pastikan dulu kondisi semua senjata kita. Dan-"
"Tenang tuan Varez. Saya dan anak buah saya akan mengambil alih bagian barat dan berjaga-jaga di sana, " sahut Matteo yang ternyata akan turut serta dalam penyerangan besar-besaran ini.
"Malam ini kita semua akan bergerak ke gurun Liwa, "
"Tapi kak. Bagaimana caranya kita bisa membawa Fikron ke gurun Liwa?"
"Itu gampang, " ucap Varez sambil tersenyum tipis.
----------------
Sementara itu di markas Ghani, tentu semua komplotan tersebut berkumpul dan berencana menyerang keluarga Hernandes. Fikron yang di kabarkan kabur dari penjara dan di nyatakan amnesia, ternyata hanya berpura-pura amnesia. Dia menutupi itu semua agar Hernandes tidak mengejarnya. Fikron diam-diam terus mengikuti kasus Hernandes yang tersiar di televisi. Satu persatu orang yang Hernandes jebloskan ke penjara dia bebaskan. Mulai dari membebaskan Carlos, lalu membebaskan Emir polisi bawahan Edward. Selain itu Jeff anak dari Edward juga turun tangan untuk membalaskan kematian ayahnya Edward. Lanjut mereka berempat kemudian pergi ke India dan membebaskan Sharma. Bersatunya mereka berlima, membuat puluhan hingga ratusan orang tunduk dan menjadi anak buah mereka. Fikron juga mempunyai orang yang bisa memberikan informasi mengenai keluarga Hernandes. Fikron tau semuanya tentang Hernandes dari orang tersebut. Mengetahui Hernandes yang sedang hancur membuat Fikron mengambil kesempatan dan datang ke Dubai.
----------------
Keesokan harinya. Semua sudah berkumpul di gurun Liwa. Semua sudah siap dengan tugas masing-masing. Di sisi kanan gurun Liwa Matteo bersama 25 anak buahnya bersenjata api tegangan tinggi dan di bekali satu belati di belakang baju mereka. Terlihat mereka sedang bersembunyi sambil menunggu isyarat. Sementara dari sisi kiri, Dicto dan pasukan bersenjata lengkap sedang menunggu isyarat. Tugas mereka nanti untuk menyerang musuh secara sembunyi-sembunyi. Dicto juga sudah siap dengan mesin pemanah yang cukup besar.
"Zyan. Kalian tunggu sini. Aku akan datang membawa mereka semua. Semoga kau ingat dengan tugas mu, " ucap Varez. Varez juga memberitahukan semua lewat earpiece agar mereka semua berjaga-jaga
----------------
Siang itu, Varez datang seorang diri ke markas Ghani dengan alamat yang di berikan anak buahnya. Setibanya di sana, Varez masuk dengan santai ke dalam dan mendapati Fikron bersama yang lainnya sedang berpesta.
Plakk... Plakk... Plakk... Plakk..
Varez bertepuk tangan melihat mereka semua sedang berkumpul bersama. Dia juga dengan santainya duduk di sofa dengan mengangkat kedua kakinya di meja.
"Rupanya kalian semua sedang reuni di sini? Ayo kenapa berhenti musiknya. Nyalakan lagi!" Ucap Varez. Mereka tentu hanya diam dan menatap Varez dengan tajam.
"Apa maumu?"
"Fikron. Turunkan nada bicara mu. Kau hanya seorang bodyguard biasa yang tidak punya apa-apa, "
"Dasar tidak tau malu. Kau pikir datang kemari akan membuat kami takut pada mu, " sahut Emir.
"Hei polisi bodoh. Aku tidak sedang berbicara dengan mu. Aku kemari ingin bertemu dengan Fikron, "
"Katakan padaku apa yang kau mau Varez?"
"Aku ingin meminta kalian semua untuk menyerahkan diri dan ikut dengan ku ke penjara, "
"Dasar bodoh. Kau juga ingin menjebloskan ku? Kau akan di permalukan oleh kepolisian karena tidak ada bukti yang menyebut diriku sebagai penjahat, " sahut Ghani.
"Ghani. Kau pikir aku bodoh. Kau lah yang menciptakan ledakan malam itu. Dan kau juga yang membawa kabur kedua putra mu, "
"Sial, " Ghani yang kesal langsung meminta kedua putra nya untuk menghabisi Varez. Namun Varez lebih dulu menembak kedua putra Ghani hingga tewas tepat di samping Ghani. Melihat aksi Varez membuat Fikron dan yang lainnya kesal. "Maafkan aku Fikron. Aku tidak suka saat aku sedang berbicara ada yang menganggunya, " ucap Varez.
Carlos meminta anak buahnya untuk menyerang Varez. Namun Varez mengangkat kedua tangannya meminta mereka untuk berhenti.
"Ku peringatkan sekali lagi pada kalian. Jangan pernah mengusik keluarga ku apalagi negara ku, " ucap Varez yang langsung melemparkan satu granat dan meledak telat di tengah-tengah mereka. Ledakan itu membuat semuanya hancur, namun tidak ada korban sama sekali karena mereka semua bisa menghindari ledakan tersebut. Mereka juga terkejut melihat Varez sudah tidak ada di sana. Dan dari luar markas, klakson mobil terdengar. Mereka melihat Varez dengan santai berlambai dan memberikan satu kedipan mata lalu pergi.
"KEJAR DIA, " teriak Fikron. Sebagian anak buah Fikron berlari ke mobil mereka dan mengejar Varez. Fikron juga mengajak rekan-rekannya untuk segera mempersiapkan diri karena akan melakukan penyerangan pada keluarga Hernandes. Varez melirik sekilas dari kaca spionnya dan tersenyum saat melihat anak buah Fikron mengejarnya. Varez melaju dengan kecepatan tinggi. Beberapa anak buah Fikron berhasil mengejarnya dan menembaki mobilnya. Varez kemudian mengaktifkan auto pilot di mobil nya dan mulai menembaki beberapa anak buah Fikron sampai kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERNANDES : The Kindness Monster's
Fantasía࿙⃛࿚⃛࿙⃛࿚⃛ ୨୧ ࿙⃛࿚⃛࿙⃛࿚⃛ T𝖾𝗋𝗶𝗆𝗮 𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵 𝘀𝗮𝗒𝗮 𝗎𝖼𝗮𝗽𝗸𝗮𝗻 𝗸𝖾𝗽𝗮𝗱𝗮 𝘁𝖾𝗆𝗮𝗻-𝘁𝖾𝗆𝗮𝗻 𝗒𝗮𝗻𝗀 𝘀𝗎𝗱𝗮𝗵 𝗆𝗮𝗎 𝗆𝖾𝗅𝗎𝗮𝗻𝗀𝗸𝗮𝗻 𝘄𝗮𝗸𝘁𝗎𝗻𝗒𝗮 𝗎𝗻𝘁𝗎𝗸 𝗆𝗮𝗆𝗽𝗶𝗋 𝗸𝖾 𝗻𖦹𝘃𝖾𝗅 Μ𝗶𝗆𝗶𝗻 𝗒𝗮𝗻𝗀 𝗯𝖾𝗋𝗷𝗎𝗱𝗎𝗅 Н...