45

221 28 6
                                    

“Azuo, apakah kamu sudah menyelesaikan tugasan yang diberikan Wang laoshi pada kita?” tanya Zeyu yang sedang berjalan menuju meja Zuohang.

Zuohang yang mendengar pertanyaan itu hanya menggelengkan kepalanya karena terlalu paham dengan sikap Zeyu hingga sering lupa menyelesaikan tugasannya. Zuohang yang tidak tega melihat Zeyu dimarahi Wang laoshi segera mengeluarkan tugasnya dan memberikannya kepada Zeyu untuk disalin olehnya.

Zeyu menerima buku Zuohang dengan senang hati. Dia segera kembali ke tempat duduknya dan menyalin tugas Zuohang. Zuohang yang melihat itu hanya tertawa kecil. Xinhao yang baru tiba segera menghampiri Zuohang yang masih memperhatikan Zeyu sambil terkekeh.

"Apa yang kamu tertawakan, Azuo?"

Zuohang yang mendengar pertanyaan Xinhao langsung menunjuk ke arah Zeyu yang sedang menyalin tugas Zuohang dengan kecepatan maksimal karena bel kelas akan segera berbunyi menandakan waktu pelajaran Wang laoshi akan tiba.

"Zeyu dengan kelupaannya tidak bisa dipisahkan," kata Xinhao dan Zuohang mengangguk sebagai jawaban. Saat mereka berdua sibuk berbicara, ketua kelas masuk dan berkata

“Kabar baik! Hari ini Wang laoshi tidak masuk karena ada kendala. Jadi, kelas kita kosong sampai jam istirahat!”

Xinhao yang mendengar pengumuman itu tidak bisa menahan tawanya karena seluruh usaha Zeyu untuk menyalin tugas Zuohang berakhir sia-sia karena ternyata Wang laoshi tidak hadir hari ini.

Zuohang dan Xinhao bisa melihat wajah Zeyu yang frustrasi. Sementara Zeyu yang mendengar pengumuman itu langsung menghela nafas frustasi. Dia segera berjalan menuju Zuohang dan Xinhao dan merengek tidak jelas kepada mereka.

Xinhao yang melihat itu terhibur sekaligus merasa kasihan pada Zeyu. Akhirnya Xinhao mengajak Zeyu ke kantin untuk membeli makanan. Zeyu mendengarkan ajakan tersebut dan terus bersemangat.

“Apakah Azuo ingin pergi ke kantin?” tanya Xinhao.

"Tidak, kalian sahaja yang pergi. Lagipula, aku sudah sarapan sebelum berangkat. Jadi, kalian sahaja pergi ke kantin," jawab Zuohang. Mereka berdua hanya mengangguk dan meninggalkan kelas menuju kantin.

Zuohang memilih diam di kelasnya. Sebahagian besar teman-teman kelasnya pergi ke kantin untuk makan. Namun, ada juga yang memilih diam di kelas seperti Zuohang.

Zuohang sedang membaca buku yang dipinjamnya dari perpustakaan sekolah sampai seseorang mendekati mejanya

“Zuohang!”

Zuohang mengangkat kepalanya dari bukunya dan melihat salah satu teman sekelasnya mendekatinya. Dia juga bisa melihat ada sebuah kotak berukuran sedang di tangan temannya.

Tanpa membuang waktu, orang tersebut menyerahkan kotak itu kepada Zuohang. Zuohang melihatnya dan menunjukkan dirinya seolah berkata 'Untukku?'

"Baru saja aku melihat kotak ini di depan kelas. Setelah aku cek, di kotak itu ada namamu, jadi aku ingatkan kalau kotak itu milikmu,” jawab temannya. Zuohang yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya dan mengucapkan terima kasih. Temannya segera meninggalkan meja Zuohang.

Zuohang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dengan cepat membuka kotak itu tanpa berfikir.

"Arhhh!!!"

Zuohang terus melempar kotak yang dipegangnya. Tangannya gemetar saat matanya menatap kotak itu dengan ketakutan.

.

Zeyu dan Xinhao baru saja selesai makan. Mereka segera kembali ke kelasnya karena khawatir Zuohang akan bosan menunggu sendirian di kelasnya.

Begitu mereka berdua melangkah masuk ke dalam kelas, mereka disambut pemandangan Zuohang yang ketakutan dengan tubuh yang sangat gemetar.

“Zuohang!”

Zeyu dan Xinhao terus berlari menuju Zuohang. Zeyu segera memeluk tubuh Zuohang yang gemetaran. Sementara itu, Xinhao segera mengambil kotak yang jatuh ke lantai. Mata Xinhao membelalak melihat isi kotak itu.

Xinhao sedikit panik saat melihat Zuohang masih tidak berhenti gemetar. Tiba-tiba, sesuatu terlintas di benak Xinhao. Tanpa membuang waktu, Xinhao terus mencari ponselnya dan segera menghubungi nomor seseorang.

Orang yang dihubungi Xinhao akhirnya mengangkat panggilan tersebut setelah Xinhao mencoba menghubunginya beberapa kali.

“Cepat kemari!”

Xinhao segera mengakhiri panggilannya setelah mengucapkan satu kalimat. Dia sangat yakin bahwa orang tersebut memahami maksud kalimatnya itu.
















Selamat membaca semuanya. Jangan lupa tinggalkan jejak selepas membaca. Sampai jumpa nanti readers tersayang!!!

Transmigrasi ZuohangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang