three; dreams come true?

35 6 0
                                    

minggu-minggu berlalu, kerjaan yeonjun tiap pulang kerja hanya duduk disofa, menonton televisi sambil menunggu tetangganya pulang.

terkadang yeonjun merasa sedikit miris, yang dewasa disini adalah yeonjun, tapi kenapa anak sekolahan yang selalu pulang terlambat dengan alasan bekerja?

benar, yeonjun memang membagi penghasilannya dengan beomgyu. mulai dari makan jika tak ada yang bisa dimakan, pakaian walau tak sering membelikan, hingga bayar spp sekolah dan yang perlu dibayar disekolah, dan tentu memberikan kebahagiaan, seperti memberi anak itu sesekali dengan bersenang-senang ria, jalan-jalan menelusuri kota busan.

dan tentu saja, penghasilan dengan keringat yeonjun sendiri masih banyak digunakan untuk kebutuhan beomgyu. bajunya bahkan sudah memudar namun, masih beranggapan layak digunakan. karena menurut yeonjun, penampilan darinya bukanlah hal yang penting kali ini.

hidup dan kebahagiaan seseorang ada ditangannya kini.

ketukan yang pelan memecahkan lamunan yeonjun, dengan senyuman yang lebar berjalan membuka pintu rumahnya, menampilkan beomgyu dengan senyum tak kalah lebar dari yeonjun.

"lebar banget senyumnya? gacape emang?" tanya yeonjun pada beomgyu yang kini sudah memakai baju rumah, tak lupa rambutnya yang masih basah sehabis mandi.

"capek banget hyung.." tiba-tiba beomgyu jadi murung, berjalan gontai melewati yeonjun yang masih berdiri didepan pintu.

mata rubah itu melihat kemana anak itu pergi, menutup pintu dan ikut mengekori beomgyu berjalan.

tubuh ringkih itu ia duduki di pinggir double bed milik yeonjun, dengan sekejap mengubah raut wajahnya menjadi senyum kembali, tentu membuat yeonjun yang bersedekap dada berdiri di depan pintu, memandang keheranan tetangganya itu.

"tapi gue seneng juga sih," melanjutkan penuturannya beberapa menit tadi.

"senang kenapa?" tanya yeonjun sambil berjalan mendekati beomgyu, ikut mendudukkan dirinya disebelah beomgyu.

"cafe tempat gue kerja abis kasih gue bonus. lumayan hyung buat nambah tabungan kuliah gue!" seru beomgyu pada yeonjun, mendapatkan pernyataannya dengan senyum teduh yang menenangkan dari yeonjun.

memang, semenjak itu, yeonjun mulai membiarkan beomgyu bekerja keras bagai kuda ditengah-tengah sekolahnya, meski sejujurnya hingga saat ini yeonjun masih tak tega membiarkan beomgyu terus kelelahan. untuk kali ini, yeonjun membiarkan beomgyu bekerja keras demi masa depannya, hanya untuk kali ini.

dibalik kerja dan usaha beomgyu yang keras, yeonjun tentu mempersiapkan sesuatu, sesuatu yang harus sekali membuat keadaan berubah.

"lusa gue keseoul, ya?"

seketika senyuman lebar beomgyu tergantikan dengan raut kebingungan, jika berpindah ke dunia animasi, mungkin sudah seribu tanda tanya berada di sekitar kepalanya.

"mau kemana, hyung?" tanya beomgyu dengan nada yang menunjukkan rasa tidak rela.

"gue mau ngejar masa depan yang indah buat diri gue," penuturan yeonjun tentu membuat beomgyu tak menyukainya.

beomgyu paham, beomgyu tahu bahwa yeonjun pasti sudah mengejar tempat kerja yang bagus sesuai dengan kemampuannya, dan tentu membuat hidup yeonjun lebih menyenangkan, keluar dari lingkungan yang sesak ini.

beomgyu tahu, karena awal-awal yeonjun masuk kerja diperusahaannya kini, yeonjun terus mengeluh padanya bahwa sedikit tidak terima masuk keperusahaannya, ingin pindah ke perusahaan besar dan memiliki penghasilan yang besar.

namun, tiba-tiba yeonjun tak lagi membahas mimpinya itu. Mungkin ada suatu alasan yang membuat yeonjun tak ingin membahas mimpinya, dan beomgyu pun tak ingin lagi mengungkit-ungkitnya.

hero || yeongyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang