Menjadi seorang dokter merupakan cita-cita Elea Kareen sejak kecil. Terlahir dalam keluarga cemara dan sangat berkecukupan membuat Elea memiliki sebuah privilage, karena dengan itu ia mampu menggapai cita-citanya, berkat dukungan penuh dari kedua orang tuanya. Setelah menempuh masa preklinik selama 4 tahun, Elea pun akhirnya mendapatkan gelar sarjana kedokteran.
Namun, perjalanan untuk menjadi seorang dokter tak berhenti sampai disini, kali ini Elea harus menyelesaikan masa Co-ass atau program profesi yang harus di tempuh untuk mendapatkan gelar dokter yang dilaksanakan di rumah sakit dalam kurun waktu 1,5-2 tahun.
Setiap harinya ia di sibukkan dengan kegiatan sebagai dokter muda, tak sedikitnya anak semata wayang dari pasangan Abraham Soesono dan Juwita Asmarani kerap bermalam di rumah sakit untuk berjaga.
Di dalam ruangan bernuansa pink, gadis berusia 22 tahun ini masih tidur terlelap bersamaan dengan beberapa buku yang berserakan di atas kasur juga laptop yang lupa ia shut down. Waktu terus berjalan, hingga saat ini jarum jam telah menunjukan pukul enam pagi.
Tok..tok..tok... (suara pintu)
"Eleaaa, kok kamu, belum bangun? Emangnya, hari ini gak jaga di RS?" kata Juwita sedikit berteriak dari luar kamar, melihat tak ada respon dari anaknya, Juwita langsung masuk ke dalam kamar Elea.
"Elea, udah jam enam, kamu gak ke RS?" dengan pelan Juwita mengusap kepala anaknya, hingga beberapa menit kemudian Elea membuka mata dan tersadar bahwa dirinya kesiangan.
"Astaga, Mama, aku kesiangan. Hari ini, aku mulai jaga lagi di stase bedah," Elea terperanjak dari kasur, terpaksa ia tak sempat mandi karena waktunya sudah sangat terlambat.
"Mama kira kamu masih libur, ya udah, nanti kalau udah selesai siap-siap ambil bekal dulu di bawah, Mbak Asti udah buatin sarapan," Juwita keluar dari kamar, karena ia pun akan bersiap untuk pergi ke kantor.
"Aduuh, gara-gara begadang, terus lupa buat alarm, jadinya kesiangan."
"Mana hari ini, hari pertama jaga di ruangan baru," dengan tangan gesit dalam 20 menit Elea sudah siap berangkat.
Elea melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi, pada pukul 7 ia harus mulai visit pasien, namun pukul 6.45 ia masih dalam perjalanan, sedangkan waktu tempuh menuju rumah sakit masih 30 menit lagi. Entah apa yang akan terjadi nanti, karena ia terlambat dalam waktu yang lama.
Bruughh.. bekal sarapan Elea tumpah di parkiran, saat ia baru saja membuka pintu mobil "Ah elaah, pake tumpah segala," Elea berdecak kesal.
Seakan tak mempedulikan perutnya yang masih kosong karena tak sempat sarapan, Elea berlari menuju ruangan. Disana terlihat hanya ada perawat yang berjaga di nurse station, tampaknya teman-teman co-assnya yang lain sudah mulai visit dengan dokter pembimbing klinis.
"Permisi kak, maaf izin bertanya. Dokter sama temen-temen co-ass sudah visit ke pasien ya?" tanya Elea pada salah satu Perawat.
"Iya dek, kamu kesiangan ya? Langsung aja nyusul, ikutin di belakangnya," jawabnya, lalu Elea pun berjalan mencari teman-teman co-assnya yang sedang visit bersama dokter Rayan.
"Hufffhttt..." dengan napas yang tersengal-sengal Elea langsung masuk ke dalam barisan paling belakang.
"Lea, kok kamu baru datang?" tanya Zee rekan co-assnya.
"Aku semalam begadang karena belajar, terus lupa nyalain alarm Zee," jawabnya dengan pelan.
Sementara dokter Rayan saat ini tengah memeriksa pasien bedah pasca operasi dengan di dampingin perawat serta beberapa co-ass. "Gimana bu, masih sakit perutnya?" tanya dokter Rayan dengan ramah.
YOU ARE READING
Sampai Menutup Mata
RomanceMenjadi seorang dokter merupakan cita-cita Elea Kareen sejak kecil. Berkat dukungan kedua orang tuanya, akhirnya Elea mampu menyelesaikan pendidikan sarjana kedokteran yang ia tempuh selama 4 tahun. Namun, perjalanan masih panjang, saat ini Elea har...