Getting Off from the Clue 🔞

233 17 0
                                    

Freen benar-benar gila. Si brengsek itu membawa Becky pulang ke apartmentnya. Dan di sini mereka, saling tumpang tindih di atas ranjang.

Tunggu! Biar kita kembali ke awal dimana ini semua bermula.

Sebenarnya tidak ada yang terjadi hingga ia melihat Becky keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arah closetnya. Dalam hati ia mengumpati gadis itu, tidakkah gadis itu tau sejak ciuman mereka tadi semuanya sudah berbeda? Tidak seharusnya Becky berkeliaran dengan keadaan telanjang di depan Freen seperti ini.

Freen meletakkan kembali segelas susu hangatnya dan kembali ke lemari pendingin. Ia harus mendinginkan dirinya sendiri, susu hangat tidak membantu.

Dan kini yang ia dapat hanya ada es batu. Ia baru saja kembali, memangnya apa lagi yang harus diharapkan? Beruntung ia masih memiliki sekotak susu yang hanya tinggal setengah isi itu.

Tak berpikir banyak, Freen menenggak susu dalam kotak besar itu dan memakan es batu setelahnya.

"Phi~" Freen berbalik mendengar namanya terpanggil.

Uhukk!

Freen tercekat, hampir saja ia akan tersedak potongan es batu di mulutnya. Tubuh itu hanya terutupi sehelai handuk dan rambut yang semi basah. Dan kini Freen melihatnya lebih jelas. Jika saat ini Freen tidak mati karena tersedak es batu, mungkin saja ia akan segera mati karena menahan diri dari kemolekan tubuh Becky.

"Eh? Phi baik-baik saja?" Becky mendekat, membuat Freen refleks mundur.

Gadis ini benar-benar ingin menggodanya atau bagaimana? Atau mungkin ia saja yang mendadak mesum?

"Be.. Beck, berhenti" Gelugup Freen berusaha menahan pergerakan Becky dari jauh. Berhasil, tapi itu justru membuat Becky ikut panik.

"Tidak apa, aku belum mandi jadi bau. Cepat katakan ada apa?" Ucap Freen tak mau berbasa-basi. Ia berbalik lagi membuka lemari pendingin, merusuh di dalam sana. Sebenarnya ia juga tak tau harus apa, berpura-pura sibuk untuk menutupi tingkahnya? Atau justru tengah mengalihkan pandangannya dari sosok Becky yang mengacaukan tingkahnya?

"Piyama pasangan kita, bukankah aku meninggalkannya di sini?"

"Oo.. Hmm.. Chai.." Gumam Freen begitu canggung. Ia masi tak tau apa yang akan ia lakukan dengan lemari pendingin ini.

"Bantu aku mencarinya, aku sudah mencari, tapi tak juga menemukannya" Freen berhenti merusuh, ia berpikir sejenak. Bukannya tak mau membantu, tapi ia juga tak ingat dimana ia meletakkannya. Lagi pula kenapa harus piyama itu?

"Emm.. Pakai saja yang lain, memangnya apa yang akan kau lakukan dengan piyama itu?" Tanya Freen jengah.

"Ayo lakukan siaran langsung seperti dulu lagi! Sudah lama kita tidak melakukannya" Ucap Becky sembari melompat ke arahnya.

Sial ini tiba-tiba dan Freen tidak dalam keadaan waspada, tentu ia kembali terkesiap menatap lurus ke depan tak berani menoleh ke arah Becky yang sudah ada di sampingnya. Matanya membelalak besar. Pipinya panas. Telinganya memerah. Dengan canggung ia mengoleskan es batu ke seluruh wajah dan telinganya.

Becky yang tadinya akan mengambil beberapa cemilan mengerut kening heran. Ia pikir Freen tengah mengambil beberapa camilan untuk mereka, atau setidaknya dua potong ice cream. Namun yang ia lihat justru hanya sekotak susu yang sudah terbuka, sepertinya Freen sudah menenggaknya hingga tandas. Oh, tidak lupa kotak es yang isinya sudah berpindah ke..

Wajah?

"Phi Freen~? Apa yang kau lakukan?" Sekali lahi Freen terkesiap, menatap Becky sejenak sebelum kembali membuang pandangan dari gadis di sebelahnya ini.

The Untitled UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang