Pesan Facebook Messenger:
NL Sarie
VIEW PROFILE
NL Sarie: DASAR PELAKOR!!!!!
NL Sarie: HEI WANITA JALANG! JANGAN GANGGU SUAMI ORANG!!!
NL Sarie: BIYAN ITU SUDAH PUNYA ISTRI! JANGAN GATEL SAMA SUAMI ORANG!
Khidmatnya Senin seketika ambyar begitu membaca sebuah pesan Facebook yang membuat ubun-ubunku mendidih. Kuseruput es kopi barangkali bisa meredam kalutku. Es kopi Vietnam pemberian Teh Sarah memang selalu nikmat, dengan tingkat low sugar yang pas, gratis, dan tentu saja tanpa sianida.
Mataku menatap layar laptop yang sedang memamerkan deretan angka-angka. Tapi tidak dengan isi pikiranku. Tanganku hanya menggerak-gerakkan tetikus nirkabel tanpa memperhatikan betul arah kursor.
Bohong jika aku tidak menyukai kebersamaanku dengan Biyan akhir pekan lalu. Bohong jika aku tidak bahagia dengan semua rentetan pesan WhatsApp dari Biyan. Lebih-lebih, kenyataan bahwa Biyan menyimpan foto lawasku, yang sekaligus menguak kebenaran masa lalu kami. Aku ingin meyakini bahwa Biyan adalah jodoh yang sedang disiapkan semesta untukku kali ini. Meski sepenuhnya sadar bahwa dia masih berstatus suami orang. Sadar bahwa ini bukan hal yang benar. Dan pesan inbox yang menuduhku sebagai PELAKOR itu memang benar-benar menampar. Kupikir itu istri Biyan, atau setidaknya, orang yang dekat dengannya.
Segera kukirim tangkapan layar pesan sarkas dari akun Facebook bernama NL Sari itu pada Biyan. Tanpa berpikir panjang dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Di sebelah gambar yang kukirim, muncul dua centang berwarna abu-abu yang artinya pesan sudah terkirim namun belum terbaca. Harapanku, penjelasan Biyan akan menenangkan hatiku yang gusar. Minimal dia akan minta maaf telah membuatku tersudut. Atau, atas nama cinta, dia akan membelaku dari cacian calon mantan istrinya.
Aku sadar aku salah, tapi Biyan yang memberiku harapan dengan semua cerita rumah tangganya yang di ujung tanduk itu. Dia bilang sudah pisah rumah dengan istrinya, sudah tidak saling mengurus satu sama lain, lalu ini apa?
Aku tidak bisa menahan rasa penasaran. Kemudian segera membuka akun Facebook bernama NL Sarie itu. Pada profilnya terpasang foto seorang perempuan berwajah bulat sedang tersenyum, rambutnya seperti dijepit di belakang kepala. Aku menggulir layar ponsel untuk mencari tahu lebih banyak tentang wanita itu. Namun sayang, tak ada unggahan publik kecuali histori foto profil dan foto cover yang sudah lama sekali. Aku menemukan foto Biyan sedang menggendong bayi laki-laki. Kupikir itu foto Biyan dengan anaknya saat masih bayi.
Sepuluh menit berlalu, kuperiksa kembali pesan WhatsApp-ku kepada Biyan. Dua centang di samping pesan sudah berwarna biru, yang artinya pesan sudah terbaca. Namun tak ada respons balik. Jadi kupikir Biyan sedang sibuk kerja, mungkin saja dia sedang ada meeting dengan klien.
Namun setelah satu jam berlalu, tetap tak ada tanggapan. Aku mulai berpikir kalau pesanku justru terbaca oleh istrinya. Itu gawat.
Dua jam, tiga jam, hingga arlojiku menunjuk angka lima. Hasilnya tetap nihil. Tidak ada tanda-tanda reaksi Biyan berusaha menenangkanku. Namun aku tetap ingin mempertahankan kepercayaan bahwa Biyan sedang sibuk kerja sehingga belum sempat membalas pesanku. Aku yakin itu, terlebih dia baru saja meresmikan vila baru.
Aku bergegas mengemasi barang-barang di meja kerja dan bersiap pulang.
"Mau pulang bareng?" Evo mengagetkan dengan duduk di mejaku secara tiba-tiba.
"Aku bawa motor."
"Kan bisa titip di kantor," desaknya.
"Besok gue berangkatnya gimane?"
"Ya udah kalau nggak mau." Evo tampak kesal.
"El, aku duluan ya," pamit Teh Sarah. Aku hanya melambaikan tangan. Kemudian segera menyusul keluar setelah meja rapi.
"Lah malah pergi," Evo berteriak dari belakang. Namun aku tetap melenggang menyusuri koridor menembus ruang display di bagian depan kantor. Evo masih mengekor di belakangku.
"Pulang El?" sapa Pak Dedi yang baru turun dari tangga lantai dua.
"Sore, Pak," balasku ramah.
"Hai Vo!" sapa Pak Dedi yang terdengar di telinga tetapi kuabaikan. Sepertinya Evo masih tertahan Pak Dedi. Kupikir itu bagus. Suasana hatiku sedang kacau, dan aku tidak ingin berdebat bahkan sekadar mengobrol dengan siapa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramalan Jodoh
RomanceDASAR PELAKOR!!!!! Senin yang seharusnya khidmat, seketika ambyar begitu Elliana membaca pesan di inbox Facebook miliknya. Elliana masih jomblo di usianya yang sudah kepala 3. Semua itu berkat kematian tunangannya 8 tahun silam. Terkadang dia berpik...