four;

36 7 0
                                    

"hyung, benar ga apa gue tinggal dirumah teman lo?" tanya beomgyu mulai melihat gedung-gedung apartemen yang menjulang tinggi.

sebenarnya beomgyu menolak atas suruhan yeonjun yang menyuruhnya tinggal di apartemen soobin disaat yeonjun tak berada dirumah, namun saat yeonjun menyenggol perihal ibunya, membuat beomgyu kembali berpikir dua kali.

bisa saja beomgyu mati membusuk disaat berada dikeadaan buruk tanpa ada superheronya yang menyelamatkan.

bukankah lebih baik beomgyu menghindari lingkup itu sementara disaat superheronya sedang berlibur?

tapi, ya tetap saja beruang imut itu memiliki sedikit urat malu, membuat beomgyu sedikit sungkan untuk menerima suruhan yeonjun.

"kan gue udah bilang gyu, bukan gue yang maksa soobin, tapi soobin lah yang ajuin," jawab yeonjun disela fokus akan mengemudinya.

"ya tap—"

"gaada tapi-tapi! yang penting jaga mulut, jaga sikap, dan anteng disana!" jiwa kakak yeonjun seketika menyeruak saat melihat beomgyu yang terus mengeluh.

"ya maap.."

.

.

"semoga lulus, jun. gue harapin yang terbaik buat lo," ujar soobin setelah memeluk erat teman seperjuangannya.

yeonjun tersenyum lebar setelah melepaskan pelukan sahabatnya, begitupun soobin yang memandang haru sang sahabat.

pandangan yeonjun beralih ke beomgyu yang berdiri disebelah soobìn dengan koper kecilnya.

rubah itu sedikit tertawa, melihat beomgyu yang misuh-misuh bersedekap dada sembari bergantian memandang soobin dan yeonjun, seperti mengantar anak ke pengasuh jujur, lucu.

"pelukan gue mana?" tanya beomgyu, orang nomor satu didunia yang gabisa nahan gengsi.

dengan tawa kecil, yeonjun mendekati beomgyu, memeluk erat tubuh kecilnya yang sangat pas untuk masuk kedalam pelukan yeonjun.

"yang baik-baik ya, jangan repotin soobin hyung, uang jajan nanti gue kirim dari soobin ya," ujar yeonjun sedikit berbisik didekat telinga beomgyu, tangan kanannya juga mengelus tengkuk beomgyu yamg masih sedikit cemberut. soobin yang berada disebelahpun hanya tersenyum melihat kedekatan mereka berdua, beomgyu memang beruntung bisa menemui yeonjun.

yeonjun melepaskan pelukannya, memandang beomgyu dengan alis yang menyatu sembari memegang kedua bahu beomgyu, "jangan cemberut kaya gitu, jelek banget lo," ujarnya, membuat sang empu dengan paksa memasang senyuman terlebarnya, membuat kedua orang yang menyaksikan tertawa kecip melihat raut wajah beomgyu yang lucu.

"udah ya, gue pergi dulu," pamit yeonjun memandang bergantian keduanya.

"hati-hati jun, kalau ngantuk jangan dipaksain," peringat soobin, mendapat angguk mantap dari yeonjun. pasalnya, yeonjun harus menyetir sendirian 5 hingga 6 jam kalau tidak macet menuju busan, gawat juga kalau berpergian sendiri jika mengantuk.

setelahnya, pintu apartemen yang tertutup terdengar, menyisakan soobin dan beomgyu yamg bahkan baru beberapa kali bertemu, namun harus terpaksa tinggal bersama.

"hyung, gue tidur dimana?" tanya beomgyu memecahkan keheningan.

kebetulan, soobin berasal dari keluarga yang mampu, membuat soobin memiliki apartemen yang terlalu berlebihan untuk ditinggali sendirian.

"disebelah kamar gue juga ada kamar, tapi maaf ya kalau ga sebesar kamar gue," ujar soobin sedikit canggung sembari menunjuk arah dimana kamar yang soobin maksud.

beomgyu pun berjalan sembari menyerer kopernya kesusahan menuju ketempat yang soobin maksud.

"sini, biar gue yang angkat koper lo," 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

hero || yeongyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang