Life After Married, s2.
; Bab, 01.Song; Bawa Dia Kembali.
(By : Mahalini)Pagi itu cukup dingin-Bagimana cuaca di Thailand sangat mendukung setiap orang untuk bermalas-malasan. Alarm terus bergetar di tengah derasnya hujan, menghambat pendengaran sang pemilik yang masih tertidur pulas.
Seiring waktu berjalan, hujan perlahan-lahan mulai meredam. Pemilik Alarm mematikan begitu saja, kemudian melanjutkan tidurnya.
Namun, suara ponsel bergetar terdengar cukup nyaring, tidak ada respon apapun. Sang pemilik ponsel, ia masih menutup mata sepenuhnya. Sepertinya sang penelfon tidak mudah menyerah, hingga lima kali panggilan akhirnya pemilik ponsel mengangkat.
"Ira, apakah kamu sudah selesai? Aku akan menjemput mu." Iranee mengerutkan dahinya, ia bingung. Ira, bahkan belum sepenuhnya sadar, nyawanya belum terkumpul. "Aku harus bersiap, untuk apa?" Dew, selaku Manager Ira menepuk jidatnya. Astaga, siapa yang tidak pusing, lihat bagaimana respon Ira? Bukankah dirinya akan menjadi Presenter hari ini, detik ini juga.
Jadwal Ira akan di mulai sekitar sepuluh menit lagi. "Ira, bukankah kamu sudah berjanji? Aku begitu pusing memikirkan ini." Di balik telfon, Ira merasa begitu menyesal. Kebiasannya dalam terjaga tidak tidur hingga larut malam, begitu sulit untuk di hilangkan.
Ira tahu betul, ia salah. Mau bagaimana lagi, sudah terjadi. "Maafkan aku, kak." Di seberang telfon Dew hanya bisa memaklumi, walaupun sudah sering terjadi. "Baiklah, segera bersiap. Aku akan meminta perpanjangan waktu."
Sudah dapat di pastikan, bahwa waktu sepuluh menit tidaklah cukup untuk bersiap seorang Actrees. Dew, ia sangat paham, walaupun sepuluh menit terbilang cukup lama. Perpanjangan waktu? Dew mendapatkannya, iyah, mendapatkan dengan susah payah.
Ira akhirnya sudah berada di lokasi, ia tidak di jemput lalu pergi dengan Dew, melainkan berkendara sendiri. Usia Ira saat ini 24 tahun, tentu ia sudah memiliki SIM, ia juga cukup mahir dengan berkendara roda empat. Ira bukan dari keluarga yang berkecukupan, melainkan keluarga yang bahkan, sangat cukup. Gadis dari keluarga konglomerat.
Tujuannya menjadi Actrees, mungkin hanya untuk sekedar mengisi waktu luang. Mungkin, begitu.
"Kak Dew." Dew langsung mendekati Ira. "Apakah aku perlu menginap?" Ira tertawa kecil, itu adalah sebuah peringatan besar. Ira sangat paham."Sepertinya, tidak perlu." Jawab Ira dengan senyuman, sampai gusinya terlihat. Ira memiliki gummy smile, senyuman yang begitu indah.
Di sisi lain. Fahlada lebih sering sekali berpergian sendiri, walaupun juga ia benar-benar sendirian sebelumnya, namun sepertinya berbeda untuk saat ini. Bagaimana Earn tidak lagi ada di sisinya, Fahlada lebih menutup diri.
Menginjakan kaki di sebuah Cafe yang menjadi tempat favorit dirinya bersama Earn sejak dulu White Flower Cafe, Cafe tersebut buka setiap pukul 09.00 AM, dengan rating 5,0 tidak di ragukan lagi.
Perbincangan yang cukup intens, antara Actrees asuhan dan Manager nya. "Ira, bukankah kamu terlalu banyak berjanji?" Ira memajukan bibir bawahnya, ia sedikit kesal, sang Manager terus saja membahas keburukannya. "Bukankah kita bisa bersantai untuk saat ini? Ku mohon." Dew memijat pelipisnya. Lihatlah, bagaimana perilaku Ira, ia selalu saja mampu merayu. Pemain sakali.
"Baiklah, nikmati makanan mu. Aku tidak paham, kamu bahkan tidak pernah bosan memesan terus menu yang sama." Ira tidak menghiraukan penuturan Dew. Saat-saat seperti ini adalah sesuatu yang Ira sukai, bersantai ketika memiliki waktu luang. Jadwalnya cukup padat, begitu saja setiap harinya. Membosankan, tetapi sudah menjadi kewajiban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After Married || LingOrm (on going)
Storie d'amoreKehidupan setelah Menikah. Fahlada Thananusak seorang Dermatologist, di haruskan tetap selalu terlihat baik-baik saja di depan Pasiennya. Apakah rumah tangga Fahlada dan Earn Sanithada akan terus berjalan mulus, atau tidak seperti yang telah di baya...