Four

29 7 4
                                    

Hinata duduk di sebuah kafe kecil di pinggir kota, merenungkan pertemuan emosionalnya dengan Hiashi. Dia merasa kesedihan dan kebingungan bercampur aduk di dalam hati. Di tengah suasana yang hening, dia tak menyadari bahwa seseorang sedang mendekatinya.

"Hinata, lagi ngapain?" suara akrab itu mengejutkan Hinata.

Hinata menoleh dan melihat Sasuke Uchiha, yang tengah mengenakan topi, kacamata hitam, dan masker, berdiri di hadapannya. "A-ah, Sasuke, kamu sendiri lagi apa?"

Sasuke tersenyum dan duduk di kursi seberang Hinata. "Aah, aku sedang santai, istirahat sehabis melakukan pemotretan di sekitar sini."

Hinata memperhatikan Sasuke dengan saksama, terkejut bahwa dia bisa mengenalinya meski Sasuke sedang dalam penyamaran. Kenangan tentang pertemuan pertama mereka setahun lalu kembali membanjiri pikirannya.

Saat itu, Hinata melihat seorang pria tinggi dan atletis dengan pakaian keren dan wajah tertutup masker serta kacamata hitam. Pria tersebut terlihat bingung dan tertegun. Karena rasa peduli, Hinata mendekatinya dan menawarkan bantuan.

"Maaf, tampaknya kamu terlihat bingung. Apakah ada yang bisa kubantu?" tanya Hinata saat itu.

"Ya, sebenarnya aku kehilangan kontak dengan agenku. Ponselku juga habis baterai," jawab Sasuke dengan nada putus asa.

Hinata dengan cepat menawarkan ponselnya. "Silakan gunakan ponselku untuk menghubungi agenmu."

Sasuke menghubungi agennya, Kakashi, dan sangat terkejut ketika Kakashi menjawab dengan nada akrab. "Selamat siang Nona Lavender, ada apa Nona menghubungi saya?"

"Oii, ini Sasuke. Aku ketinggalan di sini," jawab Sasuke dengan cemas.

"Hah? Tapi ini nomor Nona Lavender. Ah, itu tidak penting. Kau di mana, Sas?" tanya Kakashi dengan bingung.

"Aku di dekat kafe, Fierce Caffe. Cepatlah," kata Sasuke tanpa menunggu balasan lebih lanjut, lalu memutuskan sambungan.

Sasuke mengembalikan ponsel kepada Hinata dengan ucapan terima kasih. "Hn, terima kasih."

"Kau mengenal Pak Kakashi?" tanya Hinata penasaran.

"Ya," jawab Sasuke singkat.

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu," ujar Hinata dan melangkah pergi.

Beberapa minggu kemudian, Hinata dan Sasuke bertemu lagi dalam sebuah pertemuan resmi. Mereka membahas tentang pembelian hak komersial dan royalti lagu baru yang diminati Sasuke. Di situlah mereka secara resmi berkenalan.

Sasuke mengagumi 'lvndr' sejak lama. Namun setelah melihat wajah asli Hinata, ia semakin terpesona. "Kau ternyata sangat cantik. Aku sangat menghargai karya-karyamu," puji Sasuke dengan tulus.

Hinata tersenyum, merasa tersentuh oleh pujian itu. "Terima kasih, Sasuke. Aku tidak mengira kamu akan melihatku secara langsung seperti ini. Kamu juga ternyata sangat berbeda dari apa yang aku bayangkan."

Sasuke tertawa kecil. "Ya, orang sering menganggapku dingin dan jauh, padahal aku juga bisa santai dan manis kok."

Momen itu menjadi awal dari persahabatan mereka yang lebih dalam. Hinata menemukan kenyamanan dalam kehadiran Sasuke dan merasa terhibur oleh sikapnya yang santai. Sasuke juga menemukan dalam Hinata sosok yang hangat dan lembut, jauh berbeda dari citra dingin yang sering disematkan padanya.

***


Hiashi duduk di ruang kerjanya yang sepi, mengelilingi dirinya dengan tumpukan laporan, foto, dan rekaman suara tentang Hinata. Malam itu, suasana ruangannya terasa berat, dipenuhi dengan penyesalan dan kesedihan.

BROKENWhere stories live. Discover now