Di sebuah gedung hotel bintang lima, terlihat beberapa orang berdatangan untuk menghadiri salah satu acara pernikahan mewah yang ada di sana. Mereka berjalan memasuki aula hotel yang merupakan tempat pernikahan itu dilangsungkan.
Terlihat seorang pria tampan, memakai jaket berwarna hitam, tubuh tinggi, berkulit putih, memiliki hidung mancung dan mata agak sipit, tengah berdiri di depan sebuah karangan bunga ucapan selamat pernikahan. Tertera nama kedua pengantinnya di sana, yaitu Dikta dan Jingga.
Pria tampan itu menatap tajam pada kedua nama yang tertera di sana, tapi wajahnya tak berekspresi sama sekali. Entah apa yang ada dipikirannya.
"Lang, lo datang juga, bro?"
Seorang pria menepuk pundak pria tampan itu dari belakang. Sontak saja, Langit menoleh ke belakangnya dan melihat teman lamanya dengan tatapan dingin.
Ya, nama pria tampan itu adalah Langit Biru, dan saat ini dia sedang menghadiri pesta pernikahan teman SMA-nya.
"Lo masih sama ya kayak dulu. Tatapan lo itu ... kayak mau bunuh orang. Tapi sumpah, lo makin ganteng Lang. Kayak artis korengan," celetuk pria berambut cepak itu pada Langit, dengan senyumnya lebar.
Dia adalah teman SMA-nya yang bernama Edo.
"Apa kabar, Do?"
Pertanyaan Langit, si pemuda tampan itu membuat Edo tersedak air liurnya sendiri. Tak percaya, kalau Langit mau bicara padanya dan menanyakan kabar lebih dulu.
"Wow! Emezing banget! Seorang Langit mau ngomong sama gue yang tinggal di bumi ini. Gue habis nyelametin planet mana woy?"
Reaksi berlebihan yang ditunjukkan oleh temannya itu, tentu saja membuat Langit tersenyum, meski senyumannya begitu tipis sampai sulit terlihat.
Edo merangkul bahu Langit, meskipun dia agak kesulitan karena harus berjinjit, berusaha menyamakan tingginya dengan Langit.
"Gue baik dan gue bisa tebak, lo juga baik-baik aja kan? Lo punya pacar berapa sekarang, hah?"
"Ayo masuk, gue nggak bisa lama-lama." Langit tidak menjawab pertanyaan temannya yang memang selalu bercanda. Dia memilih mengajak temannya masuk ke dalam aula hotel tersebut untuk menyaksikan secara langsung pernikahan teman SMA-nya. Seorang Queen di SMA Rigel dan mantan ketua OSIS yang akan menikah pada hari ini.
☘️☘️☘️
Aula hotel itu dihiasi dengan dekorasi yang mewah dan indah. Berbagai macam stand makanan tersaji di sana, bahkan terdengar suara musik klasik di acara itu. Terlihat elegan dan berkelas, layaknya pesta orang-orang kaum elit.
Namun, ada satu hal yang paling mencuri perhatian para tamu di sana. Yaitu kehadiran seorang wanita cantik yang mengenakan gaun putih dan seorang pria yang mengenakan tuxedo berwarna putih, tengah berada di pelaminan dan menyambut para tamu dengan senyuman kebahagiaan di bibir mereka. Mereka berdua adalah raja dan ratu pada hari ini, tentu saja mereka menjadi sorotan semua orang di sana.
"Selamat ya, Jingga, kak Dikta. Aku senang banget, akhirnya kalian married juga! Couple idaman aku, akhirnya berlayar juga!" seru seorang wanita yang memakai dress berwarna merah di atas lutut.
Dia memeluk Jingga dan mengucapkan selamat atas pernikahannya. Wanita itu adalah Laura, sahabat baik Jingga dari SMA sampai saat ini.
"Makasih ya, Lau. Semoga kamu juga cepat nyusul," ucap Jingga sambil tersenyum dan menunjuk kedua lesung pipinya yang manis. Dia memberikan doa yang baik untuk Laura.
Laura tersenyum, sembari menggenggam tangan Jingga yang dihiasi oleh cat kuku dan hiasan tangan berwarna putih itu. "Bentar lagi aku nyusul, kok. Tenang aja." Laura mengedipkan sebelah matanya, diam-diam ekor matanya melihat ke arah Dikta, suami dari sahabatnya itu. Bibirnya tersenyum manis dan Dikta membalas senyuman Laura dengan senyuman juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Biru Jingga
Teen FictionDi malam pertama pernikahannya, Jingga dikhianati dan dihabisi dengan kejam oleh kedua orang yang dia sayang. Namun, Jingga tidak benar-benar mati, dia terbangun dan kembali ke masa lalu, saat usianya 17 tahun. Aneh tapi nyata, dia benar-benar kemb...