"Augh... Dimana ini? Gelap banget."
Seorang remaja terbangun disuatu tempat yang sangat gelap sehingga dia tak dapat melihat apa-apa selain warna hitam. Anak itu memegangi kepalanya yang terasa pusing sembari menyempurnakan posisi duduknya.
Karena gelap anak itu hanya bisa merayap ditembok mencari stopkontak untuk menyalakan lampu disana. Dia terus mencarinya, berharap benda yang dicari ada didalam sana.
Setelah lama mencari, meraba sana-sini, hingga menendang sesuatu entah apa itu yang tertendang olehnya, akhirnya dia menemukan apa yang dia cari.
Trung! Lampu menyala.
Dia memperhatikan keadaan di sekelilingnya. Ternyata tempatnya sangat sempit, kotor, kumuh dan bau.
Dia melihat kain pel lapuk yang telah terpisah dari gagangnya, tutup botol dipojok dekat pintu, dan ember serta gayung yang tergeletak di depannya. Sepertinya benda itulah yang tadi tertendang olehnya. Terdapat juga sebuah closet jongkok didalam sana.
Remaja yang saat ini mengenakan seragam SMA itupun segera menyadari jika kini dia sedang berada ditoilet sekolah. Namun, dia tak tahu kenapa bisa berada ditempat ini. Pria beralis tebal itu juga tidak mengingat apa-apa. Sungguh dia lupa dengan segala sesuatu tentangnya. Satu-satunya yang dia tahu hanyalah nama dia adalah Hukum Laluada. Hal itu bisa dia ketahui setelah dirinya melihat tulisan yang tertera pada dada seragam sekolahnya.
Hukum mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi kepada dia sebelumnya, siapa temannya, orang tuanya, semua tentangnya. Tetapi, dia tidak mengingatnya sama sekali. Apakah dia mengalami amnesia?
"Ya sudahlah! Bisa-bisa kepala gue pecah, semuanya bikin gue semakin pusing."
Hukum merapihkan penampilannya yang sangat kusut, berantakan, dan kotor seraya membersihkannya.
Setelah membersihkan dan merapihkan pakaiannya, dia mulai melangkah ke arah pintu lalu mendorongnya. Akan tetapi, pintu tidak bisa terbuka dan sepertinya terganjal sesuatu dari luar sana.
"Loh? Kok gak bisa sih?"
"Woy... Buka dong..! Gak lucu tahu."
Hukum berteriak karena berpikir jika kini dia sedang di kerjai oleh teman-teman sekolahnya. Namun, setelah lama menunggu dan terus berteriak, tetap saja tak kunjung ada jawaban dari luar sana.
Diapun mulai merasa panik dengan keadaan tersebut, dia terus berteriak meminta tolong dan berharap semua ini hanya sekedar prank dari teman-temannya saja meskipun dia juga tidak tahu apakah dirinya memiliki seorang teman atau tidak disekolah.
DORR!!! DORR!!! DORR!!! DORRR!!!
"WOY! WOOOYYY!!! BUKA DONG PINTUNYA ANJING!!! GAK LUCU TAHU BANGSAT!!!"
"WOOOYYY......GAK LUCU BANGSAT!!!"
"WOY!"
DOR! DOR! DOOR!!!
Dia terus berteriak sambil menggedor pintu sekuat tenaga. Beberapa kali dia terus menggedor pintu dan berteriak minta dibuka pintunya. Tetapi tak ada jawaban dari luar sana. Karena sepertinya semua orang sudah pada pulang dari sekolahan. Tapi, Hukum tak menyerah, dia kembali berteriak minta tolong berharap ada orang yang belum pulang.