Afghanistan
Sebuah perang telah usai, seorang Komandan dari pasukan TNI-AD terkapar di tanah.
Dia harus merelakan keselamatan dirinya demi anak-anak yang dia selamatkan dari pembunuhan oleh kelompok separatis di negara itu.
Dia menatap langit, malam itu langit sangat indah. Bintang-bintang menampakkan dirinya, bulan juga terlihat terang di malam itu.
Lelaki tersebut merentangkan satu tangannya, seolah dia ingin menyentuh bulan yang ada di langit tersebut.
"Malam ini begitu indah." Gumamnya tersenyum dengan luka yang memenuhi tubuhnya.
Rekan-rekannya yang datang sedikit terlambat untuk membantunya telah tiba.
"Kapten, bertahanlah. Bantuan akan segera sampai." Ucap seorang rekan timnya.
"Niel, terima kasih selalu setia di sisi gua. Gua titip keluarga kecil gua ya." Ucapnya tersenyum.
"Gak, lo pasti selamat Erza. Sebentar lagi dokter akan datang mengobati lo." Ucap lelaki yang bernama Daniel.
Lelaki bernama Erza itu tiba-tiba batuk. "Uhuk.. Uhuk.. Uhuk.." Darah keluar dari mulutnya.
Rasa sakit itu benar-benar membuat dia tidak bisa menahan lebih lama lagi.
Dia terbaring lemah, sudah waktunya buat dia pergi. Dia tidak bisa menahan itu lebih lama.
"Niel, hidup ini lucu ya. Dulu gua ditinggal sama istri gua saat masih muda, sekarang gua harus meninggalkan dia yang sedang mengandung anak gua." Jelasnya dengan nada lemah.
Daniel, dia meletakkan kepala Erza di pangkuannya. Dia benar-benar sebisa mungkin menutup luka yang ada di tubuh Erza.
"Gua mohon, lo bertahan sebentar lagi Za." Ucap Daniel yang terus berusaha membuat sahabatnya itu tetap sadar.
Lelaki itu hanya tersenyum, dia merasa sangat beruntung mendapatkan sahabat seperti Daniel yang selalu ada di sampingnya.
"Niel, sekali lagi terima kasih. Gua gak tau harus membalasnya dengan apa, gua hanya bisa berterima kasih pada lo yang selalu setia di samping gua." Ucapnya yang membuat air mata Daniel tiba-tiba keluar.
"Lo gak tau harus balas apa, gua hanya minta lo balas semuanya dengan kesadaran lo. Please, gua mohon jangan tutup mata lo. Kita akan pulang, kita akan ketemu sama keluarga kecil lo. Gua mohon bertahan lebih lama lagi." Ujar Daniel yang benar-benar memohon kepada Erza.
Erza hanya tersenyum, dia mencoba terus bertahan sesuai permintaan sahabatnya.
Tapi takdir, takdir tidak memberikan kesempatan itu. Erza perlahan menutup matanya, Daniel yang ada di dekatnya berusaha membuat Erza tetap sadar.
Daniel tidak bisa menahan takdir untuk lebih lama lagi, Erza harus pergi meninggalkan mereka untuk selamanya.
"ERZAAAAAA..." Teriak Daniel memeluk erat tubuh Erza.
Tubuh itu kaku, tidak ada tanda kehidupan lagi. Daniel terus memeluk tubuh sahabatnya itu.
Rekan mereka yang lain ikut menangis, kepergian Erza luka mendalam bagi mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Last Command
Художественная прозаLangsung baca aja, gak tau mau buat deskripsi apa.. Jangan lupa votenya sama follownya..