assalamualaikum pembaca yang budiman dikarenakan penulis sedang dalam masa -masa semester akhir perkuliahan mohon maaf atas keterlambatan upload cerita geng 3G ini. selamat membaca jangan lupa vote dan penulis menunggu komentar terbaik kalian. 🙏🏻🙏🏻🤗🤗
******************************
Sudah hampir satu bulan Panca dan teman-temannya berjualan. Warung selalu ramai banyak pemuda-pemudi yang mampir ke angkringan mereka. Terlebih lagi tak hanya masyarakat disekitaran desa bahkan terkadang anak-anak kampus yang juga mampir walau hanya sekedar membeli kopi dan sate-satean. Hari ini ketiganya tak ada yang absen bada magrib semua sudah berkumpul di lokasi.
"Ku tak mau cintakuu.. dikocok-kocok." Panca menyanyikan lagu jadul sambil menata karpet.
"Ku tak mau sayangkuu.. dikocok-kocok" sambung Andre yang tengah manata menu.
"Seperti arisan, nunggu giliran.." lanjut Andri sambil membersihkan gelas.
"ADUH.. ADUH..ADUH..ADUH..ADUH MANA TAHAN!!" teriak mereka bertiga layaknya seorang band yang menggelar konser diatas panggung besar. Andri yang sibuk membersihkan gelas tiba-tiba hidungnya mencium bau yang tak asing. Baunya seperti kemenyan, ditambah dengan aroma bunga sedap malam.
"Eh kalian nyium sesuatu ngga?"
Ditanya seperti itu keduanya menghentikan pekerjaan dan mulai mengendus. Panca dan Andre menggeleng bersamaan. Namun, setelah beberapa menit Panca juga mencium bau yang sama. Hanya Andre yang masih tetap meneliti bau yang dirasakan kedua sahabatnya.
"Ndak nyium apa-apa aku. Alaahh mungkin perasaan aja kali." Andre berusaha menenangkan mereka berdua. Tepat setelah mereka bertiga mempersiapkan dagangan satu-persatu pelanggan datang. Panca langsung sigap menyiapkan beberapa Nasi bakar, Andri dengan cepat menuangkan kopi dan minuman berbagai rasa yang dipesan dan menuangkan air di gelas yang sudah berjejer rapi. Sementara Andre hanya duduk manis menerima uang dari pelanggan dan memberikan kembalian saja. Tepat saat akan mengantar minuman, Andri melihat di pojok warung terlihat laki-laki yang duduk menghadap kewarung mereka. Mata Andri menyipit dari jauh ia Nampak tak asing dengan wajah tersebut. Setelah mengantar pesanan pelanggan, pemuda berperawakan tinggi itu berjalan menghampiri beliau.
"Ngapunten, pak. Njenangan bade pesen nopo?" tanya Andri dengan lembut. Bapak itu hanya diam beliau masih menghadap lurus kedepa warung angkringan. Andri mengamati yang dilihat oleh bapak tersebut tak ada apapun.
"Bapak, Njenengan ngersaaken nopo. Kopi, nasi bakar?" tanya Andri sekali lagi. Bapak tua itu hanya menatap Andri lekat. Andri sedikit takut Ketika Bapk tua itu berdiri dan mendekatkan wajahnya serta tangannya mencengkeram lengan Andri.
"Ndang diresiki, mumpung durung kebablasen." Kata Bapa tua itu denga tatapan tajam.
"Ndri?!" Andri tersentak saat Panca menepuk pundaknya.
"Ngomong sama siapa?"
Andri menoleh sejenak dilihatnya bapak yang tadi ditanya sudah tidak ada ditempatnya duduk. Panca menatap Andri bingung. "Udah, ayok balik. Pesenan lagi rame loh." Ucap Panca yang dibalas anggukan kepala oleh Andri. Tetapi, sesekali ia menoleh kebelakang mencari bapak tua tersebut. Matanya tak menangkap sosok itu lagi sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAGADHITA
Horrorsering kali kita lupa bahwa dunia hanyalah permainan. Namun kebanyakan orang, mereka lebih memilih hidup sejahtera di dunia "JAGADHITA (kesejahteraan dunia)" dimana orang akan lebih takut miskin daripada takut akan berbuat dosa.