Alergi Bawang Putih?

84 15 15
                                    

Malam ini, Sissy sudah berpenampilan cantik. Tadi saat di Sekolah, ia dan Digo sudah berjanjian untuk nge-date malam ini. Maka, sekarang lah waktunya. Tak lupa ia kembali bercermin guna memastikan dirinya cantik maksimal.

"Widih! Cantik banget lo malam ini? Mau kemana?" Tanya Nayla penasaran yang baru memasuki Kamarnya.

Penampilan Nayla masih rapih. Itu karna Nayla habis dari Rumah Galang. Ya, gadis itu habis menjenguk Dewi yang sedang dilanda kesedihan. Puguh telah dinyatakan tewas. Sesungguhnya Dewi mengetahui kronologinya dari Galang. Namun, Dewi mengatakan pada Nayla jika Puguh dimakamkan diluar Kota. Sehingga, tidak ada acara bela sungkawa disini. Supaya Nayla tidak curiga. Secara kan Puguh telah menjadi abu. Jadi, apa yang mau dimakamkan?

Sissy tersenyum, "Mau jalan sama Digo." Jawabnya cengengesan.

"Ciiieeee!" Ledek Nayla, "Hati-hati, ya!" Pesannya.

"Pasti." Ucap Sissy dengan mengacungkan jari jempolnya.

Tin-tin.

Terdengar suara klakson mobil dari luar. Itu artinya, Digo telah tiba. Sissy semakin melebarkan senyumannya.

"Tuh! Digo lo udah dateng." Ucap Nayla meledek lagi.

"Iya-iya! Gue tau. Dadah! Gue berangkat, ya!" Pamit Sissy dengan melambaikan tangannya.

"Iya."

***

Ceklek...

Begitu pintu Rumah terbuka, Digo terkesima. Sissy sangat cantik malam ini. Saking cantiknya, ia sampai tak berkedip sedikitpun. Sissy pun tersipu saat melihat respons Digo yang seperti itu.

"OMG Hellow, Honey! Kok, kamu liatin akunya begitu, sih?" Ucap Sissy tersipu.

"Abis, kamu cantik banget malam ini." Puji Digo membuat Sissy bersemu merah.

"Apaan, sih?" Malunya.

"Jangan cantik-cantik, dong!" Pinta Digo.

Sissy mengernyit bingung, "Loh! Emangnya kenapa?"

"Nanti aku cemburu. Banyak cowok yang pasti bakalan ngeliatin kamu terus." Gombal Digo yang membuat Sissy salting.

"Ish! Honey! Kamu, mah!" Ambek Sissy namun sebenarnya ia senang.

"Iya-iya. Gitu doang ngambek. Ya udah, yuk! Kita jalan." Ajak Digo.

Sissy mengangguk. Sesaat kemudian, ia melihat Digo mengulurkan tangannya agar dirinya menggenggamnya. Dengan senang hati Sissy menggenggam tangan itu. Setelahnya, Digo menggiring dirinya menuju mobil. Seperti memperlakukan seorang putri, laki-laki itu membukakan pintu mobil untuknya. Sissy semakin dibuat tersipu oleh perlakuan Digo itu. Baginya, malam ini Digo sangat romantis.

Setelah memastikan Sissy telah masuk mobil, Digo pun berlari ke sisi mobil yang lain. Laki-laki itu pun lekas memasuki mobil di bagian kemudi, dan tak lama kemudian mobil itu perlahan meninggalkan pekarangan Rumah Nayla.

***

Rupanya Digo membawa Sissy menuju ke sebuah Restoran yang bergaya classic. Sama seperti tadi, Digo lekas membukakan pintu mobil untuk Sissy. Lagi-lagi Sissy merasa disanjung oleh sang kekasih.

"Makasih." Ucap Sissy tersipu.

Digo hanya tersenyum menanggapi itu. Ia lekas menyodorkan kembali tangannya untuk di genggam Sissy. Dan lagi-lagi Sissy dengan senang hati untuk menggenggam tangan itu. Kini keduanya pun berjalan beriringan menuju kedalam Restoran.

Ternyata, Digo memang sudah memesan meja sebenarnya. Terbukti dengan mereka yang langsung diarahkan oleh seorang pramusaji untuk menuju ke meja yang sudah dipesankan. Tak lupa dengan sepiring Spagetti Carbonara, dan sebuah minuman berwarna biru di cangkir yang bening telah tersaji.

Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang