//CW: OlderNi-ki, YoungerSun, Mpreg
---
Jika kalian bertanya bagaimana keadaannya saat ini, maka canggung adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikan kondisi kedua ingsan, Riki dan Sunoo. Siapa yang berpikir mereka akhirnya dipersatukan dalam ikatan suci akibat dari sebuah perjodohan.Proses yang cepat bagi mereka, seakan waktu yang sebelumnya tidak cukup untuk membuat mereka mengenal satu sama lain. Masih ada rasa malu untuk sekedar saling memanggil nama, ah dari pandangan banyak orang, manis sekali pasangan ini.
Sunoo kini tengah menanggalkan pakaian yang ia gunakan, sekaligus membersihkan wajah dari sisa-sisa riasan. Kemana suaminya? Beberapa saat lalu ia berpamitan untuk mengurus barang bawaan mereka.
Sesaat kemudian, ia mendengar pintu dibuka dan memperlihatkan suaminya yang masih dengan pakaian rapih.
Entah dari mana datanganya keberanian, ia dekati suaminnya itu. Riki sedikit menaikkan alisnya, sebelum ia sadar mata pasangannya tertuju pada tangannya yang bergerak membuka kancing baju.
"Aku bantu ya Mas."
Kini Riki hanya berharap Sunoo tidak mendengar napasnya yang memberat dan detak jantungnya yang mengencang. Riki tidak siap, kata panggilan sederhana itu sangat berdampak saat dilantunkan oleh pasangannya.
Waktu terus berlalu dan mereka bergantian untuk mandi serta membersihkan diri. Sunoo yang telah lebih dulu selesai kini menunggu Riki. Menantinya di atas ranjang dengan setelan pakaian yang ia siapkan untuk suaminya itu.
Andai Sunoo tahu, gemuruh dalam detak jantung Riki semakin menjadi, sesaat setelah membuka pintu kamar mandi. Sunoo dengan anggun dan cantiknya, duduk menantinya dengan setelan pakaian di atas ranjang.
12 tahun hidup sendiri karena merantau jauh dari keluarga, di usia 30 ini tak pernah menyangka jika akhirnya ia memiliki pasangan hidup yang sangat cantik. Ah lihat istrinya itu, cantik dan bersinar. Ingatkan Riki untuk ucapkan terima kasih kepada ayah dan bundanya nanti.
"Baju ini buat aku?" Pertanyaan yang dibalas dengan anggukan pelan dan senyum tipis. Membalas senyum tersebut dan beranjak ke walk in closet untuk mengenakan pakaian itu.
Sekarang, kecanggungan yang sebelumnya sirna kembali hadir. Tetapi Riki sadar, ia perlu mengambil inisiatif terlebih dahulu dan mencairkan suasana tidak nyaman ini.
"Sunoo." Panggilan ini membuat empunya menoleh dengan wajah penasaran. Sejujurnya lagi, Riki sedikit teralih sebab lihatlah wajah penasaran itu, sangat menggemaskan.
"Iya Mas?" Jawab Sunoo dengan suara lembut. Hati Riki menghangat.
"Boleh kita ngobrol? Mungkin pertanyaan-pertanyaan kecil? Kita memang pernah bertemu, tapi untuk saling mengenal, durasi itu terlalu sing kat?" Ucap Riki.
Sunoo tersenyum dengan manis sembari berkata "Boleh Mas".
---
Suasana canggung mulai digantikan dengan suasana intens dan intim. Hal ini dikarenakan Riki yang tidak bisa mengontrol keinginan hati dengan bertanya "Boleh tidak aku sambil memelukmu?" kepada Sunoo.
Hingga akhirnya mereka berakhir pada posisi berbaring dengan Riki yang memeluk Sunoo dari belakang, sedangkan Sunoo mengelus tangan yang melingkari perutnya.
"Sunoo."
"Iya Mas."
"Kalau kamu panggil aku begitu, boleh aku panggil kamu Dek? Umur kita beda 5 tahun bukan?"
"Boleh Mas."
"Dek kenapa mau terima perjodohan ini?". Sesaat suasana kamar menjadi hening, sebelum suara lembut Sunoo kembali terdengar.
"Adek hanya yakin pilihan orang tuaku tidak pernah salah Mas. Lagi pula Adek juga tidak ada pada posisi harus menolak perjodohan ini, Adek ikhlas." Ucap Sunoo.
"Adek juga semakin yakin dengan perjodohan ini, setelah bertemu Mas secara langsung." Lanjutnya. Riki sedikit tersenyum mendengar hal tersebut.
"Memangnya kenapa dengan Mas, Dek?" Tanya Riki.
Sedikit pandang, Riki melihat pasangannya itu merona. "Mas ganteng." Ucap Sunoo dengan malu-malu.
Mendengar itu Riki tidak mampu menahan gemas dan semakin masuk ke dalam ceruk leher Sunoo. Hal tersebut membuat Sunoo terkekeh terutama saat mendengar lirih "Ya Tuhan, pasanganku gemes sekali".
Setelah mencoba menetralisir reaksinya, Riki kembali bersuara.
"Dek, cukup lama Mas hidup sendiri. Merantau dan memperjuangkan banyak hal untuk penghidupan yang layak. Tak pernah sekalipun Mas merasakan kehidupan romansa di masa muda, sampai membuat ayah dan bunda mengadakan perjodohan ini. Mungkin maaf jika sikap Mas kaku, kurang peka, kurang inisiatif, san lain sebagainya. Sekarang Mas punya kamu, pasangan hidup yang akan temani bersama jalan hidup Mas. Mas akan usahakan untuk bersikap lebih layak terhadap pasangan. Dan yang terpenting, kita berasal dari perjodohan, mari saling belajar untuk saling mencintai satu sama lain. Boleh ya Dek?"
Kalimat panjang itu diakhiri dengan Riki yang mengubah arah tubuh Sunoo menghadap ke dirinya. Sunoo menatap mata Riki yang penuh dengan keyakinan, selayang, tangannya tergerak untuk membelai sisi wajah suaminya.
Sembari tersenyum dan membelai wajah suaminya. "Mas, Adek juga mau belajar bersikap dengan layak sebagai pasangan. Mohon maaf jika suatu saat nanti Adek bersikap kekanakan. Kita belajar berasama-sama ya. Mari belajar bersama untuk saling mencintai. Ajari dan tuntun Adek untuk mencintai Mas dengan tulus."
"Terima kasih Dek." Balas Riki sembari memberi kecupan ringan di tangan yang membelai wajahnya dan pelipis Sunoo.
Jawaban Sunoo menjadi angin segar bagi Riki. Malam itu menjadi malam di mana mereka saling berjanji dan mengenal satu sama lain.
---
Pagi itu Sunoo sudah sibuk berkutat dengan peralatan dapur dan bahan masakan. Ia begitu fokus hingga tidak menyadari, bahwasannya suaminya tengah memperhatikan dengan penuh tatapan cinta.
Sunoo sedikit terkejut saat sepasang tangan melingkari perutnya.
"Selamat pagi Sayang." Sapa Riki sembari memberi kecupan ringan diberbagai sisi wajah Sunoo.
Belum sempat Sunoo menjawab, tiba-tiba Riki merasakan sedikit tendangan dari perut Sunoo. Hal tersebut membuat keduanya terkekeh.
"Bayi juga mau disapa ya? Selamat pagi bayinya Ayah, bagaimana di dalam perut Bunda? Semoga nyaman ya Nak." Sapa riki pada perut Sunoo yang mengembung besar dan diakhiri dengan kecupan.
Waktu berlalu cepat, tidak terasa sudah 2 tahun lamanya pernikahan keduanya terjalin. Dan lihat, Sunoo tengah mengandung di usia 8 bulan.
Banyak hal sudah mereka lalui bersama. Pahit manis sudah mereka rasakan selama 2 tahun ini. Kehadiran bayi ditengah mereka, semakin membuat mereka teguh mengarungi bahtera rumah tangga.
Doakan mereka kuat hingga akhir hayatnya. Semoga hubungan mereka abadi dan hanya maut yang dapat memisahkan.
---
26/10/2024
Jangan ngarep 18+ ya, gabisa bikinnya kek mana.Pertanyaan singkat:
Kalau ada story yang dibikin part 2, ekspektasi kalian tuh gimana? Happy end? Bagaimana kalau story itu akan berakhir sad end pada akhirnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Jurnal: Drabble | Sunoo Enhypen
FanfictionB×B Don't Read it, if you don't like it Hanya sekumpulan draft tentang Sunoo, Enhypen, dan lainnya. AllxSunoo (Menulis untuk kesenangan diri, jadi jangan mengharapkan lebih)