1

78 9 0
                                    

Suara Panggilan dari hp sang pemiling membuat tidur nya terusik, bukan mah sudah dia ingatkan jangan ada yang menhubungi nya saat ia sedang tertidur? Huh ?

"Apasih ma?" Tanya Shani dengan kesal

"Mama cepet aja ya, mama uda adopsi adik buat kamu, tenang aja, dia perempuan kok." jelas sang ibu, Veranda dengan cepat

"Maksu-" ucap Shani terhenti ketika mendapati telfon nya mati.

-
-
-

"Eum, hai ka Shani, kenalin aku Gracia, cici bisa panggil aku gree ajaa kok!" ucap Gracia sambil mengulurkan tangan kanan nya

"Shani." Jawab Shani yang menghiraukan tangan Gracia.

Baiklah, mungkin Gracia belum di terima di keluarga ini, maksutnya, diterima Shani, kaka angkat nya sendiri. Sejujurnya Gracia bisa saja memukul Shani dengan sekuat tenaga yang ia miliki, mengingat bahwa ia baru pertama kali bertemu dengan Shani, ia akan mengurungkan pikiran nya tersebut.

-
-
-

Saat makan malam pun tiba, berbeda dengan biasanya, kali ini mereka makan berempat, sungguh Shani tak kuat melihat Gracia yang terus dimanja oleh ibu nya, Shani akui dia iri. 

Veranda bisa melihat berbagai barang yang di bawa oleh Gracia masih terletak di ruang tengah, oh ayolah, tidak bisakah Shani berinisiatif memberi taukan kamar yang akan ia tempati? Baiklah ini hukuman untuk Shani.

"Gracia tidurnya di kamar Ka Shani ya sayang" ucap ibu nya yang sontak membuat Shani tersedak, bagaimana bisa ia tidur satu kasur bersama orang yang baru saja ia kenal? Sungguh menyebalkan

"Ga, Shani gamau, diakan bisa tidur di kamar tamu ma!" ucap Shani tegas

"Shani, jangan bertingkah seperti anak kecil, kamu itu sudah besar, jangan egois. Lagian Gracia bukan tamu, dia adikmu" Ucap sang ayah, Bobby tak kalah tegas

Baiklah, jika ayahnya sudah ikut campur dalam urusan seperti ini, Shani akui dia kalah, sungguh lemah.

Dan lihatlah Gracia, dia hanya diam, bukankah harusnya ia mendukung shani supaya ia tidur di kamar tamu?

-
-
-

"Cepetan ah bawa barang lo, ikut gua ke kamar gua, awas lo lama" perintah shani yang langsung di turuti oleh Gracia

"Ah, iya Ka Shani, gege ambil dulu barang gege" Dengan cepat ia menuju ruang keluarga, tempat ia menaruh barang-barang nya tersebut, setelah itu ia mengikuti sang kaka yang mengarahkan ke kamarnya.

Setelah sampai, Gracia bisa melihat kamar yang cukup luas, maksudnya, sangat luas. Ayo gerakkan kaki mu untuk masuk ke dalam kamar itu

"Gracia, lo tidur di karpet ya. Awas lo bilangin ke papa mama, abis lo di tangan gua" Ia tidak peduli mau Gracia demam, nangis atau yang lain, ia tidak akan mengizinkan Gracia untuk tidur di kasurnya.

"Iya ka Shani" terima Gracia. Gracia akui, dia pasti besok akan demam.

"hmm" deheman Shani.

-
-
-

Sesudah Gracia membereskan barang-barang nya, ia menuju kanar mandi untuk membersihkan diri.

selesai mandi, ia hanya menggunakan handuk yang ia lilit di tubuh nya, membuat pundak nya terekspos sehingga shani bisa melihatnya.

"Gracia, pake baju di dalam kamar mandi, ada gua disini" perintah shani yang langsung di turuti Gracia

Sesungguhnya Shani cukup tergoda saat melihat badan sang adik, tetapi ia harus menahannya.





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GreshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang