Tujuh tahun sudah, Kavandra Juan Adiyatama. menjalani hidup, semenjak kepergian Layla, gadis yang sangat dia sayangi, semuanya jadi terasa hampa. Rasa sakit dan sesak ketika mengingat kenangan indah bersama Layla, membuat Juan ingin terus memihak. Dia ingin Layla kembali.
Juan memandangi langit malam yang begitu indah dan sunyi dengan hiasan bintang-bintang yang bercahaya, dan dengan perlahan Juan meneteskan air matanya, memori indah dia bersama Layla disaat memandangi bintang-bintang itu kembali terlintas di benaknya.
Juan mengusap air matanya lalu mengambil buku diary-nya. dan menulis sesuatu pada lembar kertas itu.
Dear Layla
Tak terasa sudah lima tahun namun aku terus merindukan kamu, Layla.
semenjak kamu tidak lagi hadir di dalam hidup aku, hari-hari yang aku jalani menjadi terasa hampa sunyi.
Layla...
aku kangen kamu..._____________________
*berganti lembar*
_____________________Dear Layla
Namamu akan selalu terkenang di dalam hati dan trus kusimpan.
andai kamu tau betapa aku merindukan kamu..●Disisi lain●
"Aku udah pernah bilang berapa kali sama kamu, aku tuh nggak selingkuh!!" pukulan dilayangkan tepat di pipi gadis itu sampai berpaling dan mengeluarkan darah.
"Kamu tinggal nurut apa kata aku bisa nggak sih!!" laki-laki itu mencengkram kuat wajah sang gadis, dan gadis itu hanya bisa menangis sejadi-jadinya hingga lelaki itu mendorongnya hingga menghantam sembuah tembok dan menendang gadis itu.
Hansara Alexandra Keivanna gadis yang memiliki paras cantik itu mulai merangkak menjauh dari Karel, kekasihnya yang saat ini meraih sabuk celananya, dan langsung mencambuk punggung Hansara tanpa ampun.
Hingga akhirnya Hansara terjatuh lagi tak kuat menahan rasa sakit yang luar biasa dari cambukan itu, Karel menyeret Hansara yang sudah tak berdaya dengan kasar keluar dari rumah. area rumah memang sangat sepi karena ini sudah sore hari.
Karel melepaskan cengkramannya pada Hansara dengan kasar dan melantarkannya di pinggir jalan. wajah tampannya yang keji menatap lurus ke arah Hansara yang sudah berbaring di pinggir jalan.
"Mati saja kamu, aku sudah muak!!"
Setelah mengatakan itu, Karel dengan kasarnya lagi menendang dada Hansara lalu meninggalkannya sendirian di pinggir jalan yang sepi. Hansara hanya bisa menatap langit kelabu yang mulai mendung sesuai dengan keadaannya saat ini. air matanya kembali mengalir deras dengan isakan yang Ia tahan.
rasanya masih takut bila Hansara terisak, Karel akan datang lagi dan menyiksanya.
Rintik hujan mulai turun tanpa permisi mengenai wajah cantik Hansara dan bertemu dengan air matanya yang berjatuhan. biarkan air hujan menghapus rasa sakit yang luar biasa dari sekujur tubuhnya, luar maupun dalam.
perlahan, Hansara juga mendengar beberapa derap langkah dan gumaman dari sekitarnya.
"Mbak? kenapa tidur disitu?"
"Mbak nggak apa-apa kan?"
"Mbak habis kecelakaan?"
"Mbak luka-luka-"
"Mbak bisa denger kami kan?"
"Mbak masih hidup kan?"
"Permisi... permisi..."
"Mas kenal sama dia?"
"Iya kenal, dia pacar saya."
Pacar katanya? pacar apa yang tega menyakiti hati seorang gadis, apakah itu sudah disebut sebagai pacar? Hansara tak berkutik ketika Karel mengangkatnya, dan membawanya pergi dari sana.
"Permisi..ya ibu ibu iya pacar saya ini gila.. makanya saya mau bawa di ke rumah sakit jiwa.."
"Mbaknya punya penyakit jiwa ya mas?"
"Iya dia sering ngelantur dan sering tiduran dijalan juga makanya saya mau langsung bawa ke rumah sakit takut gangguan jiwanya semakin parah.."
~Surat Hati~
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Hati
Teen Fiction"Mungkin jika dibilang itu adalah kamu, maka aku bersyukur kamu bisa hadir kembali dalam hidup aku." Ini berkisah tentang seorang dokter bernama Kavandra Juan Adiyatama, dia bertemu dengan seorang pasien jiwa yang sangat mirip dengan gadis yang sang...