Ketika mendengar langkah kaki Blaze dan Ice menjauh, Solar menghela napas pelan. Dia memejamkan matanya, ingin tidur.
Beberapa saat kemudian Solar terbangun, tetapi ekspresinya berubah jadi datar. Solar menatap cermin di meja belajarnya.
"Kok gue ada di sini?" gumam Solar, lebih tepatnya Sirius kepribadian gandanya Solar.
Solar melirik punggung tangannya yang diperban, dia menganga, ringisan pelan mulai terdengar.
"Woi ini napa tangan gue luka?" Solar berteriak kaget.
Solar meraih ponsel dengan tangan kirinya dan melihat pesan dari Taufan.
Taufan
OnlineTangan lo yang diinjek Raka udah agak mendingan belum?
Solar alias Sirius menghela napas lega, dia pikir tangannya kenapa. Ternyata saat Solar tak memunculkan kepribadian gandanya, tubuhnya itu diserang kakak kelas.
"Tuh orang gue pastiin bakal gue tusuk beneran pake garpu lehernya kalau berulah lagi," gumam Solar, menyesal ketika Sirius muncul tak jadi menusuk leher Raka ketika kakak kelasnya itu merundung Ice.
Saat sadar bahwa Solar diserang saat ia tidak mengendalikan tubuh Solar, Sirius menahan amarahnya. Tangannya yang diperban semakin terasa nyeri, dan rasa nyeri itu hanya memperparah suasana hatinya saja.
Sirius melempar ponsel Solar ke atas kasur, kepalanya mendongak ke langit-langit. Tanpa pikir panjang, ia bangkit dari kasur dan mendekati meja belajar. Tatapannya tajam, Sirius merasa jengkel karena Solar tak mau melawan Raka.
"Gue bakal cari Raka dan kasih dia pelajaran yang dia gak bakal lupain," gumamnya.
Sirius yang sedang mengambil alih kesadaran Solar melangkah keluar kamar kos, menahan sakit di tangannya. Pemuda itu tak peduli pada rasa nyeri yang semakin parah.
Namun, saat baru sampai di luar kos, dia dihadang oleh Blaze dan Ice.
"Kamu mau kemana, Solar?" Ice bertanya sambil menarik tangan kiri Solar.
"Ini bukan Solar," balasnya.
Ice dan Blaze segera menyadari siapa yang berbicara, kepribadian ganda milik Solar.
"Lo mau cari masalah lagi, ya?" Blaze mencoba menahan Sirius. "Lo itu tangannya masih sakit, mau ngapain coba?"
"Sekali lagi gue liat Raka, gue gak bakal berhenti sebelum dia tahu rasa sakit yang sama."
Ice yang biasanya lebih tenang mencoba berbicara lembut, "Sirius, aku paham kamu marah. Tapi, ini bukan solusi. Kamu cuma bakal buat Solar makin sakit."
Solar tertawa. "Kalau gue gak ngelawan pakai tubuh ini, siapa lagi?"
Blaze membantu Ice menarik Solar agar pergi kembali ke kos. "Lo gak perlu balas dendam. Kami di sini buat jagain Solar. Lo juga bisa bantu dengan gak buat Solar tambah terluka."
Solar akhirnya menyerah pada desakan Blaze dan Ice. Dengan berat hati, ia mengikuti mereka kembali masuk ke kos. Blaze menyeretnya menuju kursi di dapur.
Blaze menekan pundak Solar agar duduk. Sementara itu, Ice mendekat dengan sepiring nasi dan semangkuk sup hangat di tangan.
"Kamu harus makan," kata Ice dengan suara lembut, mencoba meluluhkan dinding amarah yang membara di mata Sirius.
Namun Sirius tetap saja berusaha menghindar, memalingkan wajah seolah tak peduli. "Gue gak butuh ini semua. Gue cuma butuh bikin si Raka tahu apa artinya kesakitan."
Ice mendekatkan sendok yang berisi nasi dan sup ke mulut Solar.
Blaze menepuk pundak Solar karena kesal. "Denger, Sirius. Kalau lo kayak gini, tubuh ini yang menderita. Solar yang menderita. Kami gak mau lihat lo nambah luka di tubuh ini, apalagi cuma demi dendam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Mask of a Bully (Boboiboy Fanfiction)
FanficStart 24 Mei 2024. End 20 November 2024. Setelah Blaze dan Ice sudah akur dan Ice tak dirundung Blaze lagi. Semua masalah telah mereka selesaikan, suatu hari mereka bertemu dengan murid baru yang menjadi adik kelas mereka dengan kepribadian buruk, a...