Lie Lie. 17 : Bond

3.6K 291 22
                                    

UJIAN akhir semester diadakan. Nilai Kim Mingyu tetap bagus seperti biasanya, dia terlalu cerdas dalam hal yang berhubungan dengan sains.

"Ibuku orang yang jenius, tapi kami sekeluarga tidak terlalu bisa pelajaran humaniora." Cerita Mingyu saat ditanya teman sekelasnya soal ini.

Nilai Wonwoo juga bagus, tapi masih di bawah Mingyu, geram sekali rasanya.

"Berapa nilaimu?" Tanyanya pada Jeonghan di jurusan humaniora.

"Paling bagus lah di jurusanku," Jeonghan berpose peace.

Bicara soal Jeonghan, tanda klaim sementara dari Seungcheol sudah hilang. Jadi Jeonghan kembali mendekati Wonwoo, menyebarkan feromon omega-nya ke seragam alpha itu. Tentu saja Wonwoo menyadari kegabutan omega ini.

"Ayo makan bareng, kutraktir, sebagai orang yang dapat nilai lebih bagus darimu." Jeonghan merangkul Wonwoo.

"Eish kok rasanya kesal ya mendengar itu." Dua pemuda kelas 3 SMA itu berjalan bersama menuju atap sekolah.

Tapi di tengah jalan, Choi Seungcheol muncul. Ah, ini pasti sudah direncanakan Jeonghan, batin Wonwoo.

"Kamu tidak menjawab pesanku tadi pagi. Apa aku ada salah?" Tanya Seungcheol pada Jeonghan, sambil melirik tajam Wonwoo.

Seram sekali. Tapi, Wonwoo lebih tinggi dari dua orang ini, melihat mereka saja matanya mengarah ke bawah. Dia tidak mungkin takut.

Jeonghan mengedikkan bahu. "Tidak ada yang salah, aku hanya sedang sibuk dengan Wonwoo dari tadi." Dan ini sudah siang, pesan Seungcheol dikirim pagi. Jelas sekali sengaja mengabaikan.

Wonwoo tersenyum, "Ada banyak hal yang harus kami dibicarakan, Hannie bilang kau cukup penting untuknya." Seperti melempar sekantong minyak ke dalam kobaran api.

"Oh, begitu? Kenapa aku tidak pernah dengar soal itu?" Tampak jelas sekali jika pemuda Choi itu sedang kesal, cemburu mungkin?

"Kau tidak perlu tahu semua hal soalku, kan? Ada yang bisa kusimpan untuk diriku sendiri." Jeonghan tertawa kecil.

Seungcheol terdiam, menatap Jeonghan. "Memang benar. Tapi sepertinya ada banyak hal yang kamu sembunyikan, seperti, apa yang kamu inginkan dariku?"

Wonwoo ingin bilang; Jeonghan ingin kau tergila-gila dengannya sehingga kehidupannya terjamin di masa depan. Tapi tidak mau lah, ini seru, dia memerankan peran antagonis di mata Seungcheol. Yah, padahal kemarin-kemarin Seungcheol lumayan akrab dengannya, mungkin itu hanya pencitraan saja.

Suara Seungcheol menajam. "Kau sengaja membuatku merasa seperti orang luar, Jeonghan? Aku bisa lihat kau punya banyak waktu bersama Wonwoo belakangan ini, dan tidak untukku."

Wah, sadar juga dia.

Wonwoo sangat santai. "Aku dan Yoon Jeonghan sudah lama kenal. Mungkin itu yang membuatmu merasa seperti asing, tapi memangnya hubunganmu dengan Hannie apa ya?"

"Aku fate—"

Jeonghan menyela Seungcheol dengan lembut tapi dingin, "Cheol, tidak ada yang berubah. Kau hanya khawatir berlebihan. Wonwoo hanya teman baikku."

"Kalau cuma teman, kenapa aku merasa seperti sedang bersaing dengannya untuk mendapatkanmu?"

"Kalau kau merasa bersaing, mungkin karena kau terlalu menganggap serius semuanya." Tawa Jeonghan terdengar.

Maksudnya terlalu serius itu bagaimana? Jadi menurut Yoon Jeonghan, ini semua tidak se-serius yang Seungcheol pikirkan?

"Atau mungkin, karena kau suka melihat orang lain berebut perhatianmu." Desis Seungcheol, kesal sekali.

LIE LIE. | minwon ft. svtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang