"Wow!"
Victor menoleh ke sumber suara, lalu menarik satu sudut bibirnya ke atas. "Pertama kali kemari?"
Gadis blonde yang diajak bicara Victor mengangguk. "Bukan hanya di sini, tapi ..." Menyerongkan tubuhnya menghadap Victor. "Ini pertama kalinya aku pergi ke pasar tradisional sejak terakhir aku ke tempat seperti ini bersama eomma."
"Kalau begitu selamat datang kembali." Victor membungkuk ala pelayan dan mempersilakan Rosebelle memimpin jalan.
Usai berolahraga, laki-laki yang bajunya basah karena keringat itu membawa Rosebelle ke pasar tradisional terdekat. Awalnya Rosebelle menolak dengan alasan tubuhnya bau keringat, walau sebenarnya yang ia takutkan adalah bau pasar yang akan menempel di tubuhnya, akan tetapi seperti biasa, dengan iming-iming makanan dan camilan, gadis blonde itu pun akhirnya menurut.
"Apa pasar tradisional memang punya makanan seperti itu?" Meskipun bertanya pada Victor, namun arah pandang Rosebelle tertuju pada gyeran-ppang yang mengepulkan asap. "Ahjussi." Menarik kepala dan menyeringai.
Satu alis Victor tertarik ke atas. Melihat gadis itu menyeringai lalu menarik liurnya, dia langsung paham apa yang diinginkan. Jadi sebelum mereka berkeliling, Victor membelikan roti telur tersebut untuk Rosebelle.
"Lidahmu akan mati rasa kalau kau terburu-buru makannya," kata Victor mengingatkan Rosebelle.
"Hawau hihak cepfat-cepfat ahu hahiskan, nawntwi hau hakan menyuwuhku herhagwi hengan Hennihey," ujar Rosebelle menimpali.
"Kenapa dia selalu menggunakan bahasa aneh saat makan?" Anehnya Victor paham dengan maksud ucapan Rosebelle. "Tidak akan ada yang menyuruhmu untuk berbagi. Semuanya untukmu, jadi kau tidak perlu terburu-buru makannya. Lagipula, masih banyak makanan lain yang aku yakin kau belum pernah memakannya."
Rosebelle menelan makannya dengan susah payah. "Benarkah? Masih ada banyak makanan di dalam sana?"
"Hmm."
"Ini!" Rosebelle menyerahkan gyeran-ppang pada Victor. "Kau boleh makan sisanya. Ayo!" Memacu tungkainya masuk lebih dalam ke pasar. "Jangan berdiri saja. Ayo, Leon!"
"Sialan!" gerutu Victor, mengekor Rosebelle.
Bagi Rosebelle nomor satu itu urusan perut, sisanya tinggal mengikuti suasana hati. Dan berhubung hari ini Victor sudah berbaik hati membelikan makanan hingga perutnya kenyang, gadis itu pun tidak banyak mengeluh saat Victor menyuruhnya membawa belanjaan yang berisi ikan, udang dan kerang.
Sesampainya mereka di rumah, Victor langsung menyuruh Rosebelle untuk mandi sementara ia membuat sarapan.
"Kau dari mana saja, Vic?" tanya Jennifer begitu melihat presensi Victor di dapur. "Aku tidak melihatmu di kamar atau di dapur saat tadi mencarimu."
"Aku pergi ke pasar membeli ikan dan bahan makanan lain," jawab Victor sembari menumis sayuran.
"Apa Rosie sudah pulang?" Jennifer mengambil cangkir untuk membuat kopi. "Semalam dia pergi dan tidak tidur di rumah." Victor diam. "Dia pasti marah padaku karena aku menempati kamarnya."
Victor membalikkan badan, memaku fokusnya pada Jennifer yang sedang membuat kopi. "Apa kau sudah meminta izin sebelumnya?"
Jennifer menggeleng. "Aku tidak tahu kalau itu kamar Rosie, dan kau juga sudah tidur kemarin. Aku tidak mau mengganggumu hanya untuk urusan sepele seperti bertanya dimana kamar Rosie."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY RASCAL
Ficção GeralKehidupan Victor yang tenang dan nyaman mendadak lenyap setelah ia diberi mandat untuk menjaga putri semata wayang sepupunya, Rosebelle. Bagaimana tidak, Rosebelle itu ibarat jelmaan Dennis the Menace versi perempuan. Dimana pun ada Rosebelle di si...