09

2 0 0
                                    

FF INI BERGENDRE 18+ JADI TOLONG YANG DIBAWAH UMUR SKIP AJA

Harap bijak dalam membaca ya, konten ini hanya cerita FIKSI dan tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata artis aslinya

~~~

Valter POV

Beberapa hari ini kulihat Lyra menjadi sedikit tidak bersemangat. Aku merasa bersalah karena lebih banyak meninggalkannya sendirian di Kerajaan untuk waktu yang cukup lama.

Ayah membutuhkan bantuanku untuk pengoperasian kapal baru yang dikirim dari Kerajaan lain. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan, mulai dari siapa saja yang akan bertugas membawa kapal ini, dan siapa yang akan mengurusnya, aku bahkan membuat jadwal keberangkatan dan kepulangan kapal ini untuk waktu yang cukup lama.

Hingga yang tersisa hanya pekerjaan kecil maka, aku memutuskan untuk menebus waktu yang aku gunakan bekerja, dengan menghabiskan waktu bersamanya.

Lyra masih setia memejamkan matanya. Pagi ini aku berencana untuk mengajaknya berkuda bersama di bukit yang berada tidak jauh dari Kerajaan.

Area itu cukup luas dan tidak banyak pepohonan, hanya ada rerumputan hijau yang tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Area itu cukup luas dan tidak banyak pepohonan, hanya ada rerumputan hijau yang tinggi. Akan sangat menarik jika bisa menghabiskan waktu disana "Lyra" ucapku sambil mengusap pipinya lembut. Entah sudah berapa kali aku memanggil namanya namun wanita ini tak kunjung membuka matanya "mimpi apa yang membuat matamu terus-menerus terpejam hmm?" 

Aku mengecup keningnya sesaat yang berhasil membuat tubuhnya bergerak gelisah, merasakan tidurnya yang mulai terusik, aku tertawa pelan dan tidak berhenti mengecup wajahnya "tidak biasanya kamu tidur selama ini"

"eungg" lenguhan itu mulai terdengar. Lyra berusaha menyingkirkan wajahku yang terus mengecup pipinya "Valter" suara lirih dengan mata yang terpejam, Lyra terus saja mencoba menghentikanku "aku tidak akan berhenti sampai kamu membuka matamu sayang" setelah beberapa kali mendapatkan kecupan akhirnya dengan terpaksa Lyra membuka matanya, mata kehijauan yang begitu indah.

Aku menopang kepalaku menggunakan sebelah tangan, menatap wajahnya yang terlihat murung karena tidurnya yang terusik "sepertinya kamu menjelma menjadi putri tidur" Lyra hanya mengerucutkan bibirnya tidak menjawab. Sebelah tanganku yang bebas, aku gunakan untuk menarik pinggangnya agar lebih dekat padaku "aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, jadi jangan pejamkan matamu"

Lyra melingkarkan sebelah tangannya ke tubuhku dan menenggelamkan wajahnya ke dadaku "kalau begitu tunggu sebentar" jawabnya. Aku mengusap punggungnya pelan dan tak lama Lyra mendongakkan kepalanya menatapku dengan matanya yang menyipit "aku baru ingat jika ini waktunya untukmu bercukur"

"benarkah? Apa sudah begitu terlihat?"

Lyra yang awalnya memelukku kini mengulurkan tangannya mengusap bagian daguku "ini cukup terlihat jelas dari posisiku sekarang, apa aku boleh melakukannya?" aku mengangguk "tentu, aku akan mengajarimu" tangan Lyra masih setia mengusap daguku perlahan hingga matanya yang menyipit itu kini mulai beradaptasi dengan cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar tidur kami. Awalnya aku masih memaklumi perlakuannya hingga jarinya kini mulai menelusuri rahangku, lalu kebagian atas bibirku dan bergerak turun menyentuh bibirku.

Let Me Fix it [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang