1. Kabar

367 64 25
                                    

A/N : ramein yya 🤗


AUTHOR POV
















Dini hari di musim gugur yang sepi, apartemen itu diselimuti keheningan yang sunyi.

Hanya detak jam yang terdengar samar, mengiringi langkah terseok seorang wanita yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan wajah lelah dan kulit pucat pasi.

Bae Joohyun meremas sebuah benda kecil di tangannya, tampak bergetar meski ruangan itu hangat.


Matanya terbelalak dan kosong, menatap dua garis merah yang muncul jelas pada testpack di tangannya.

Dadanya terasa sesak, hampir sulit bernafas. Tubuhnya lemas dan lunglai; pikiran berputar kacau tanpa arah.

Seulgi.


Nama itu langsung melintas di benaknya.

Kekasih yang begitu dicintainya, yang selalu hadir dengan tawa hangat dan pelukan nyaman, yang menjadi jangkar di hidupnya yang kadang tak stabil.

Tapi kini, dengan dua garis ini, Joohyun terlempar dalam ketidakpastian.


Bagaimana ia akan mengatakannya?

Akankah Seulgi merasa bahagia seperti dirinya atau... apakah ini justru akan mengubah segalanya?

Sore itu, ketika akhirnya Seulgi pulang, Joohyun telah menyiapkan segalanya untuk membicarakan kabar ini.


Ruang tamu tampak rapi, senyuman kecil di bibir Joohyun berusaha menyembunyikan kegugupannya.

Namun, ketika Seulgi duduk di hadapannya dengan ekspresi datar, Joohyun menarik nafas panjang, mencoba mencari kekuatan di dalam dirinya.

"Aku... aku hamil, Seulgi," ucapnya, suaranya bergetar.


Wajah Seulgi memucat.

Terdiam sejenak, pria itu menyandarkan tubuhnya, menatap Joohyun dengan sorot mata yang berubah dingin dalam hitungan detik.

"Gugurkan saja," katanya tanpa ragu, seolah keputusan itu adalah hal yang paling logis dan sederhana.


Hati Joohyun seakan hancur berkeping-keping mendengar kata-kata itu.

Matanya membulat, tidak percaya bahwa pria yang selama ini ia cintai mampu mengucapkan hal sekejam itu.

"Seulgi... apa maksudmu?"


"Aku belum siap, Joohyun. Dan kamu tahu itu," jawabnya enteng.

"Karirku baru saja naik, La Rouge sedang dalam masa terbaiknya. Jika sekarang aku harus mengurus anak dan membagi waktuku, bagaimana nasib band ini? Bagaimana dengan impian ku?"

Tangis Joohyun pecah. Kata-kata itu menyayat hatinya dalam-dalam, rasa kecewa yang begitu menyesakkan membuatnya tidak dapat menahan diri lagi.


Dengan tangan yang bergetar, ia menampar Seulgi—lebih sebagai luapan dari kekecewaannya.

Tapi Seulgi tidak bergeming, tetap memandang Joohyun dengan tatapan dingin.

"Jadi, itu saja? Mimpi dan ego mu lebih penting daripada anak kita? Daripada aku?" Air mata Joohyun terus mengalir, dan Seulgi hanya diam, tanpa sepatah kata pun.

Kekasih Hati | SEULRENE |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang