3 | Manipulatif

1K 199 21
                                    

"Lo bisa nggak sih kalau gabut itu nggak usah baperin anak orang?" Hengki potong kue bikinan gue tepat di bagian selangkangannya pake garpu.

"Ssth ...," desis gue rasain bekas tonjokan Rico dikompres es sama Nando. "Pelan-pelan." Gue mundurin wajah dan sedikit ngerajuk. Pegel dan ngilu makin kerasa karena sensasi dingin itu.

"Diem makanya," Nando tarik lagi kedua sisi rahang gue pake satu takupan telapak tangan kiri lalu pelan dia kompres lagi.

"Lagian ngapain sih? Lo tu agak lain, Dip ... nyampe tu cewek jatuh cinta itu lo apaain? Dia cewek orang, anjir!" Omel Noah, setelah itu nyuap kue tadi juga pake garpu di tangannya.

"Btw enak nggak kue bikinan gue?" tanya gue ke mereka.

"Kalau ditanya itu jawab." Nando dorong pelan main-main kepala gue ke belakang.

"Ya gue gabut aja ... gak ada tujuan apa-apa ... lagian juga gue nggak aneh-aneh. Gue cuman dm nanya hal random," jelas gue dengan ambil alih kompres di tangan Nando buat gue kompres sendiri ini lebam di tulang pipi.

"Eleh ...," Hengki cebikin bibir. "Nggak percaya gue." Dia nyuap.

"Ck!" Decak gue kesel terus ambil hp dan masuk ke ig kasih liat dm-an gue sama tu cewek. "Noh, liat!"

"Nggak penting amat?" Noah tautin kedua alis tebalnya baca dm an gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak penting amat?" Noah tautin kedua alis tebalnya baca dm an gue.

"Kan? Gue nggak ngapa-ngapain ... tapi tu cewek jatuh cinta." Gue kerucutin kelima jari tangan ini biar mereka makin yakin.

"Ya tapi kan dia cewek orang, ngapain lo dm?" Omel Noah lagi, nggak kalah ikut kerucutin kelima jarinya. "Untung cuman kena tonjok satu kali lo, kalau mereka ramai-ramai nonjokin lo, mau jadi apa lo?"

"Tetep jadi pemilik restoran ternama lah di masa depan," Gue ikut nyuap tu kue di meja yang bentuknya udah nggak karu-karuan.

Nando yang duduk di sebelah gue cuman hela napas.

"Lo nggak mau nyicip, Nan?" Gue sodorin satu suapan kecil ke mulutnya.

"Nggak, jelek gitu mana enak?" tolaknya, lalu tak acuh mainin hp.

"Ya udah." Gue nyuap sendiri.

"Nggak usah lagi-lagi gitu ... nggak usah sok kecakepan tebar pesona sana-sini," kata Nando lagi masih tak acuh, bahkan dia fokus banget sama layar hp-nya.

"Ya kan gue ngikutin lo, lo aja cewek sama cowoknya sana sini," Gue membela diri lalu nyuap lagi.

Nando nyipitin mata lirik gue.

Dipta and 3 IdiotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang