Aku terbangun di pagi hari yang terasa sama seperti pagi hari-hari sebelumnya. Tak ada yang menarik menurutku. Maksudku, memang. Terbangun karena jam alarm, dan lantas saja aku mematikannya. Jika bisa, aku ingin tidur selamanya.
Apa yang bisa kulakukan? Aku sedikit kesal.
"Ck. Ternyata aku masih disini."
Jam menunjukkan pukul 5:45. Agak pagi bukan? Tapi, 'ya, memang begitu. Ku akui, aku terlalu sering tidur beberapa hari ini. Aneh bukan? Seharusnya orang yang didiagnosis mengidap depresi harusnya susah tidur, kenapa aku terlalu banyak tidur?
Aku menyetel alarm di jam tersebut karena aku ingin memaksimalkan waktu tidurku, walaupun perasaanku masih begini-begini saja.
Lupakan itu. Aku beranjak dari tempat tidur, lalu ku tatap diriku sendiri di cermin. Kegagalan. Itulah yang kulihat dari diriku sendiri. Mereka bilang bahwa seharusnya aku tidak berpikir yang tidak-tidak kepada diriku sendiri, namun pikiran ini sudah menguasai akal sehatku.
Bagaimanapun juga, aku harus menjalani kehidupanku.
Aku mengambil handukku, lalu aku mandi. Setelah mandi, aku mengenakan seragam sekolahku. Sekarang, aku sudah mencapai tingkat atas, alias sekolah menengah atas.
Ku melangkah keluar rumahku menuju halte. Memang biasanya aku menggunakan bis untuk ke sekolahku. Jika aku mau pun, sebenarnya aku bisa menggunakan sepeda karena jaraknya cukup dekat. Namun, entah mengapa aku bahkan tak ada keinginan untuk menyentuh sepedaku sendiri.
Nama sekolahku ialah Oakland Highschool. Namanya terdengar seperti nama wilayah di Amerika Serikat, bukan?
Lupakan apa yang kukatakan di paragraf pertama. Sepertinya akan ada hal yang unik hari ini. Aku ada mendengar dari wali kelasku bahwa akan ada murid yang pindah ke kelasku. Menarik, 'kan? Entahlah. Aku mungkin tak akan memedulikannya.
Waktu berselang beberapa menit, salah satu temanku datang. Setidaknya aku tidak menggila sendiri di dalam kelas, bukan?
"Hm, tumben kamu pagi datangnya," katanya. Enak saja.
"Serah aku lah. Nggak apa-apa juga kalo aku pagi dikit," balasku.
“Begitukah?” ujarnya menyeringai sembari meletakkan tasnya di bangkunya. "Heh. Canda. Jangan dianggap serius."
Aku pun terkekeh kecil. Kami berbincang selama beberapa saat, dan waktu terasa begitu cepat. Memang, ketika kamu melakukan sesuatu yang kamu sukai, waktu akan berjalan lebih cepat daripada seharusnya. Fakta lapangan mengatakan.
Seiring waktu, banyak teman-temanku yang sudah berada di sekolah. Sekarang kelas sudah terlihat ramai seperti biasanya.
Yup. Benar saja. Memang ada murid baru. Aku melihat ada perempuan yang duduk di depan. Mungkin saja ia memiliki tingkat intelijen tinggi? Karena sering kulihat orang-orang yang pintar lebih memilih duduk di depan.
"Anak-anak. Kita kedatangan murid baru disini," ujar wali kelasku. Kebetulan, hari ini wali kelasku mengajar.
"Ayo. Perkenalkan dirimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Dalam Kegelapan
Fantasy"Aku sudah lama berharap untuk bertemu dengan seseorang yang paham apa yang kurasakan, dan ternyata, seseorang tersebut menahan rasa sakitnya juga."