cinta di balik senja

prolog

Senja selalu punya caranya sendiri untuk membawa keheningan yang mendalam, mengikatkan hati pada sebuah momen yang hanya dimiliki oleh mereka yang benar-benar merasakannya. Warna jingga dan keemasan yang melukis langit seakan menjadi saksi dari kisah-kisah yang terpendam—kisah yang hanya bisa diungkapkan dalam hening dan kilau terakhir matahari.

Di tepi pantai kecil, di ujung kota yang hampir terlupakan, seorang gadis sering duduk memandang langit senja dengan tatapan penuh rahasia. Bagi Gracia, senja adalah waktu untuk melepaskan segala kegundahan hati, waktu untuk menjadi dirinya yang sebenarnya tanpa ada seorang pun yang menghakimi. Di tempat itu, ia merasa bebas, seperti ada seseorang yang menemaninya dalam keheningan meski ia hanya sendirian.

Namun, suatu sore, seorang pria asing datang, melangkah dengan tenang di sepanjang pasir, dan duduk tak jauh darinya. Sosok yang misterius dan tenang, dengan mata yang penuh dengan cerita yang tak terucapkan. Pria itu adalah Sean—seorang yang suka mencari kedamaian di setiap sudut dunia, namun selalu menemukan dirinya kembali di bawah langit senja yang sama.

Tanpa mereka sadari, senja itu menjadi saksi dari sebuah pertemuan yang akan mengubah hidup mereka selamanya. Dalam keheningan sore, mereka berbagi cerita, luka, dan harapan, membiarkan hati mereka terbuka seperti langit yang berubah warna.

Dan di balik senja itu, lahir sebuah kisah yang tak terduga—kisah cinta yang hadir tanpa disangka, penuh dengan rahasia dan masa lalu yang tertinggal. Kini, di bawah langit yang sama, dua hati bertaut dalam kebisuan senja, menantikan jawaban yang hanya bisa ditemukan dalam gelapnya malam dan indahnya cahaya pagi.

Cinta di balik senja adalah kisah tentang menemukan harapan di antara bayangan masa lalu, tentang keberanian untuk mencintai kembali, dan tentang keajaiban yang tersembunyi di balik setiap senja yang tenggelam.