Jodoh itu unik.
Ada orang-orang yang ditakdirkan langsung bertemu jodohnya. Bahkan hanya dengan satu kali pertemuan, perjalanan cinta kasih mereka sudah sempurna. Mencintai dan juga dicintai dengan kadar yang sama. Perasaan cukup memiliki satu sama lain, dan bahagia beserta anak-anak mereka. Seperti Teh Sarah.
Namun ada juga, orang-orang yang diciptakan seperti Bundaku. Menikah, namun salah. Bahkan kesalahan itu terulang sekali lagi, sebelum akhirnya menemukan pria tepat sebagai suaminya yang ketiga.
Aku rasa itu bukan mereka suka berganti-ganti pasangan, bukan. Bukan pula niat mereka mempermainkan janji suci pernikahan, bukan. Aku yakin, mereka juga ingin bahagia seperti orang lain yang hanya menikah sekali seumur hidup. Memiliki suami atau istri sekali seumur hidup. Mencintai hanya kepada pasangannya saja. Begitu juga sebaliknya, hanya dia yang dicintai pasangannya.
Namun ketika semua impian, harapan, tak hadir membersamai kenyataan. Aku yakin, itu adalah keputusan terberat yang harus mereka pilih.
Kita tidak bisa menghakimi bagaimana cara mereka berdoa. Apalagi menyangsikan keimanan mereka. Bahkan dosa apa yang pernah mereka perbuat. Kita hanya perlu menyadari, bahwa ada orang-orang yang diciptakan dengan cerita hidup seperti mereka.
Ada juga orang sepertiku.
Apakah aku berharap menjadi wanita kedua? Apakah aku dulu bercita-cita kelak ingin menjadi ibu tiri? Tentu saja itu jauh dari angan-anganku. Kenyataannya, semesta berkehendak beda. Apakah ini juga tentang keimanan? Aku yakin ini juga bukan kesalahan takdir, karena Tuhan tak pernah keliru memilihkan takdir untuk hamba-Nya. Ini semua rencana indah Sang Illahi.
Mungkin kita pernah dipertemukan dengan orang yang salah. Mungkin juga, kita ditakdirkan untuk bertemu dengan orang yang tepat di waktu yang salah. Seperti kata Fiersa Besari.
Percaya saja bahwa itu cara Tuhan mengajarkan pada kita tentang bagaimana merajut jiwa yang kuat. Memberi kita kesempatan untuk menikmati indahnya berproses. Karena menjadi dewasa itu bukan semata-mata tentang usia. Dan setiap manusia akan memiliki proses pendewasaan yang berbeda-beda. Itu fakta.
"Congratulations, El! Sayangku cintaku muah-muah." Pipi Teh Sarah yang agak chubby menempel pada pipi kanan dan kiriku. "I'm so happy for you."
"Thank you, Teh."
"Selamat, ya bro!" Mas Al, suami Teh Sarah memeluk Biyan. Aku dan Teh Sarah saling bertukar senyum menyaksikan mereka.
Tidak ada yang istimewa dalam perjamuan pernikahan kami. Tak ada Ballroom Hotel Mulia yang dipenuhi dekorasi nuansa putih dari rangkaian mawar dan baby breath serta satin-satin yang menjuntai seperti impianku.
Tak ada stiletto putih yang bisa kukenakan di acara sakralku. Tidak ada prosesi siraman adat Jawa yang dulu selalu kudambakan. Tidak ada ratusan undangan yang memenuhi stand-stand hidangan prasmanan kami. Karena semesta sedang berduka, dan kami menghargainya.
Seluruh rangkaian prosesi akad nikah berjalan sempurna. Sesempurna Biyan yang telah diciptakan Tuhan untukku.
...
Ku bahagia...
Kau telah terlahir di dunia...
Dan kau ada...
Di antara milyaran manusia...
Dan ku bisa, dengan radarku, menemukanmu...
Tembang romantis milik Maudy Ayunda melantun lirih dari speaker yang berdiri di dekat pintu menuju area pool di vila Khasaya.
Keluargaku, keluarga Biyan, Teh Sarah, Mas Al, dan beberapa karyawan inti Aurora Management hadir membersamai kebahagiaan kami. Ini sudah lebih dari sempurna bagiku.
"I love you, honey!" bisik Biyan manja.
"Love you much more, Bibi!"
---End---
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramalan Jodoh
RomanceDASAR PELAKOR!!!!! Senin yang seharusnya khidmat, seketika ambyar begitu Elliana membaca pesan di inbox Facebook miliknya. Elliana masih jomblo di usianya yang sudah kepala 3. Semua itu berkat kematian tunangannya 8 tahun silam. Terkadang dia berpik...