Keesokan harinya, langit senja kembali memancarkan warna jingga yang hangat. Seperti yang dijanjikan, Nayla berjalan ke arah pantai kecil itu, dengan langkah yang tak biasa. Ada sedikit getar di hatinya, sebuah rasa yang tak ia mengerti sepenuhnya. Biasanya ia datang ke pantai untuk menyendiri, namun kali ini ada seseorang yang ia harapkan hadir.Dan di sana, di ujung tepi pantai, Sean sudah menunggunya. Ia tengah berdiri dengan kamera tergantung di lehernya, memandang laut yang berkilauan. Ketika menyadari kehadiran Gracia, Sean tersenyum dan melambaikan tangan, memanggilnya untuk mendekat.
“Senja kali ini lebih indah dari kemarin, setuju?” ujar Sean saat Gracia sampai di dekatnya. Ia segera mengangkat kameranya dan mengambil beberapa gambar.
Gracia mengangguk. “Mungkin karena ada yang membuatnya terasa berbeda,” jawabnya, suaranya hampir seperti bisikan. Sean menoleh dan menatap Gracia dengan pandangan yang lembut.
Mereka mulai mengobrol lagi, namun sore ini percakapan mereka lebih dalam. Gracia merasa seperti mengenal Sean lebih jauh, tentang hobinya memotret, alasan dia menyukai senja, dan bagaimana ia sering berpindah-pindah kota untuk mencari inspirasi. Tetapi satu hal yang menarik perhatian Gracia setiap kali ia bertanya soal keluarga atau kehidupannya sebelum datang ke kota itu, Sean tampak menghindar.
“Jadi, kenapa kamu suka senja?” Gracia mencoba mengalihkan pertanyaan ke hal yang lebih ringan.
Sean terdiam sesaat, tatapannya menerawang ke langit. “Senja itu... seperti akhir sekaligus awal. Di saat matahari tenggelam, malam yang baru akan dimulai. Kadang, dalam kegelapan, kita bisa menemukan hal-hal yang tak terlihat di siang hari,” katanya penuh makna.
Gracia hanya diam, mengagumi kata-kata Sean. Namun, ada sesuatu yang terasa misterius dari pria ini, seolah ia menyimpan rahasia yang tak ingin ia bagi. Tapi Sean tak ingin memaksanya, ia hanya menikmati momen itu.
Malam mulai datang, dan mereka memutuskan untuk berpisah. Namun, saat Gracia hendak pergi, ia melihat sebuah liontin kecil yang terjatuh dari saku Sean. Nalurinya mendorongnya untuk mengambilnya, tapi saat ia memegang liontin itu, ia terkejut.
Di dalam liontin itu, ada foto seorang wanita yang tampak sangat mirip dengannya.
"Gracia, tunggu!" Sean dengan segera menghampiri Gracia, terlihat panik. Ia meraih liontin itu dari tangan Gracia dengan raut wajah yang penuh rasa bersalah.
Gracia hanya menatapnya dengan bingung. “Siapa wanita itu, Sean?”
Sean terdiam. Ia menunduk, tampak berjuang mencari kata-kata. “Maaf, Gracia. Aku belum siap untuk menjelaskan semuanya. Tapi aku janji, suatu saat aku akan ceritakan semuanya padamu.”
Malam itu, Gracia pulang dengan hati yang dipenuhi pertanyaan. Siapa sebenarnya Sean? Dan mengapa wanita dalam liontin itu mirip dengannya?
Pertemuan mereka yang terasa begitu manis tiba-tiba terasa penuh dengan misteri. Namun, di dalam hatinya, Gracia yakin, apa pun rahasia yang disimpan Arga, ia ingin tahu lebih jauh.
Di bawah senja berikutnya, ia berharap semua teka-teki itu akan menemukan jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta di balik senja
Novela Juveniltentang cinta yang tersembunyi atau hubungan yang penuh rahasia dan terjadi di momen-momen tenang, seperti saat matahari terbenam.