Hujan deras di sertai dengan petir pun turun mengguyur sepanjang jalanan puncak arah Lembang, lebih tepatnya arah Dago Dreamprak. Tak hanya hujan deras dan petir saja, tetapi juga kabut putih yang turun di sepanjang jalan puncak berhasil menutupi jalan.
"Mas kita menepi aja dulu, berkabut gini jalannya, petir juga dimana-mana. Kita cari tempat untuk menepi" ucap Mayra menatap wajah Athar yang masih fokus mengendarai mobilnya
"Nggak papa sayang, masih kelihatan sedikit jalanan nya, lampu mobil juga mas nyalain" sahut Athar terus melajukan mobilnya
Walaupun begitu Mayra tetap saja takut dan gelisah, pasalnya jalanan begitu sangat berkabut dan hujan deras di sertai dengan petir. Bahkan Mayra sendiri pun tidak bisa melihat apapun di depannya selain hanya kabut yang menutupi jalanan.
Tangan kiri Athar terulur menyentuh tangan Mayra "Kamu tenang ya, nggak usah kahwatir. Percaya sama mas" ujarnya
Mayra yang gelisah dan khawatir akan keselamatan bersama, ia berusaha menenangkan hatinya "Iya mas, tapi kamu hati-hati fokus nyetirnya. Kamu nggak cuma bawa satu nyawa tapi kamu bawa aku, bawa Humeyra juga" sahutnya membuat Athar menganggukan kepalanya, tersenyum kecil
Athar menerobos jalanan arah puncak dengan keadaan hujan deras, gemuruh petir terdengar begitu kencang di atas langit, dan berkabut tebal.
Ia hanya ingin segara sampai pada tempat yang ditujunya, beristirahat di penginapan sana yang sudah ia pesan sejak seminggu yang lalu sebelum keberangkatan dirinya. Athar tak tega melihat Humey yang rewel sejak semalaman hingga saat ini putri kecilnya itu tertidur dengan pulas di gendongan sang istri.
"Maafin mas ya sayang, mas nggak tahu akan terjadi hujan deras seperti ini, mas minta maaf" ucapnya dengan pandangan mata yang fokus menatap jalanan berkabut
"Nggak papa mas, kita kan nggak pernah tau hujan turun kapan datangnya, tadi waktu berangkat juga cuaca baik-baik aja" sahutnya menatap wajah Athar, begitupun juga dengan Athar yang menatap wajah istrinya
Di sini lain, dari Arah berlawanan "Mang pelan-pelan aja nyetir mobilnya, lagian juga kenapa kita nggak menepi dulu aja, kita kan bawa muatan banyak di truk, jalannya juga licin, hujan deras, kabut tebal juga nutupin jalanan" ucap seorang pria yang tengah duduk di samping supir truk tersebut
"Udah kamu teh tenang aja, ini masih kelihatan sedikit jalanan nya. Nanggung kalau kita harus berhenti lagi, barang-barang harus segera sampai digudang, terus juga kalau pelan-pelan nyetir nya kapan sampainya? Lagian kamu teh mau kita berdua dimarahi sama si bos?" sahutnya menatap pria tersebut, membuat pria di sampingnya pun mengeleng-gelengkan kepalanya
"Yasudah cicing maneh teh, rewel pisan" ujarnya
"Enya hampura mang" sahutnya
Dalam keadaan hujan deras dan petir disertai dengan kabut tebal yang turun ke jalanan, tidak membuat mang Hadi dan Dedi berhenti di tengah jalan atau sekedar menepi sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS ATHAR [On Going]
Novela JuvenilAwas baper, awas salting >< Seorang Gus muda yang terkenal Alim, tampan, dan bijak sana yang harus menikahi santriwati ponpes Al-Ahzar lantaran perjodohan dari kedua orang tuanya. Bagaimana kira-kira akhir dari kisah rumah tangga mereka berdua? 17+...