12 🔞🔞

425 101 24
                                    

Mata sudah terpejam. Jennie mencoba tidur duluan namun terjadi guncangan di kasur dengan pelukan hangat di pinggangnya.

" Sayang~"

Mata melirik Rosie yang mode manja seperti ini.

" Waeyo?" Tanya Jennie sambil sedikit meluruskan badannya saat Rosie menegapkan kepala, mengecup bibirnya.

" Kemarin tidak jadi~"

" Mwo?"

Jennie antara tidak tau apa-apa atau dia memang menahan salting karena Rosie bertindak selayaknya pria yang menginginkan istri saat ini.

" Gwaenchanha?" Bisik Rosie.

Suara keduanya pelan dan samar-samar.

" Ne~" Jawab Jennie sampai Park menegapkan tubuh, melepas kaosnya duluan.

Tangan Jennie menyentuh pipinya saat suami mendekat, mencium dan mengecup bibirnya.

Ingat tempo lalu dimana sang mertua datang pada saat Rosie dan Jennie sudah progres cucu!?

Sudah pas sekali waktunya, kebetulan juga Rosie baru selesai mandi, dia kepengen! Hasratnya naik! Jennie pun udah mau-mau saja, ehh....mertua datang hingga pending sampai 2 Minggu lebih!

Akhirnya sekarang, baru bisa.

" Nanti bibi mendengar~" Kata Jennie. Dia takut. Takut karena ketahuan kayak yang lalu.

Rosie sudah meyakinkan dan memastikan jika bibi sudah pulang. Tapi Jennie selalu was-was dan dia kurang nyaman.

" Gwaenchanha..." Kata Rosie.

" Ne~" Jawab Jennie sambil menatap Park yang mengelus tangannya.

" Tidak yakin?" Tanya Rosie.

" Ani-...aku takut~"

" Takut apa?"

" Sakit?"

Rosie terdiam saat Jennie bertanya itu.

" Molla~ aku belum pernah. Tapi....aku tidak seganas itu~ gwaenchanha.... untuk orang tua..." Jelas Rosie, iming-iming soal ortu yang nagih terus-menerus soal cucu.

Jennie pun mengangguk. Suaminya nunduk melepas tali piyama istri hingga nampak dalaman yang masih melindungi area sensitif itu.

" Gwaenchanha chagiya~" Kata Rosie. Terus menerus agar Jennie nyaman. Itupun dia bergerak melepas kaitan bra Jennie lalu menurunkan pelan celana dalam istri.

Sudah lepas semu yang menutupi tubuh indah Jennie. Rosie sampai terpaku gitu sambil dia duduk lutut, melepas boxer nya.

Jari jempol kaki Jennie menyeret tarik selimut di bawah sana. Rosie juga langsung tidur lagi sambil mengecup bibir sang istri dan tangan yang meremas pelan gundukan Kim.

Sebelumnya, Rosie memang sudah melihat langsung dan merasakan langsung tubuh wanita lewat Chaeyoung. Tapi ini berbeda saat dia lebih merasakan tubuh wanita lewat kejantanannya.

" Ah~!" Desah Jennie. Dia takut sambil memegang bahu Rosie saat pria ini coba mengarahkan penis nya.

Rosie ingat kalau vagina wanita itu sempit dan kecil. Dia sempat berfikir sebelumnya, wajar saja sakit saat harus di masukkan penis sebesar itu.

Tapi.....hanya ini caranya untuk memiliki keturunan dari darah daging sah seorang pasangan suami-isteri.

" Ahk! Appo~~!"

" Aku pelan...aku pelan...."

Rosie gak banyak ngomong. Dia hanya mendengar Jennie yang menyuruhnya untuk berhenti saja. Namun, kalau berhenti, kapan lagi?

Cappilar Love 6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang