Maya menangis dengan diam, tatapan matanya kosong, sudah seharian ini dia mogok makan, para pelayan sudah membujuknya, tapi dia terus menolak dan bahkan mendorong kasar piring yang diberikan.
Ikatan pada kakinya sudah dilepas, tapi ikatan ditangannya belum, karena terlalu banyak bergerak dan mencoba melepaskan ikatan, tangannya pun lecet dan terasa perih, tetapi para pelayan tidak ada 1 pun yang diperbolehkan untuk melepaskan ikatannya sebelum Sylus kembali demi menjaga Maya agar tidak melarikan diri lagi dan Sylus menaruh beberapa penjaga dan pelayan di villa mewah itu demi mengawasi Maya.
.
.
.
Para pelayan tiba-tiba mulai pergi dari kamar Maya, menandakan bahwa Sylus sudah kembali. Sylus memang tidak suka keberadaan banyak orang disekitarnya, maka setelah dia pulang, para pelayan pun pulang, kecuali para penjaga yang kini berjaga diluar Villa.
"Kenapa tidak mau makan? Apa kau tidak lapar? Bagaimana jika kau sakit?" Tanya Sylus khawatir, tetapi Maya tidak bergeming sedikit pun.
"Selain mogok makan kau juga mogok bicara?" Tanya Sylus lagi, tapi Maya hanya diam.Sylus melihat pergelangan tangan Maya yang terluka, segera dia mengambil kotak P3K lalu membuka ikatan pada tangan Maya, dengan telaten dan lembut dia mengobati luka Maya.
"Maaf sudah membuatmu menderita dan terluka..." ucap Sylus tulus.
"...." Maya menatap kearah jendela yang menampakan pemandangan laut yang sangat indah diluar sana.
'Ombaknya besar sekali, indah sekali...bagaimana ya rasanya melompat ke ombal besar itu?' Batin Maya.Sylus memperhatikan Maya yang fokus menatap laut tanpa tau apa yang dipikirkan Maya.
"Mau melihat-lihat pantai?" Tanya Sylus dan tanpa pikir panjang Maya menggangguk lemah.
.
.
.
Tempat Villa menginap Sylus memang sangat jauh berbeda dibanding lokasi villa nya kemarin yang ramai pengunjung dan kuliner.
Tempat Villa ini sangatlah sepi dan sunyi, tempat khas yang Sylus sukai, jauh dari keramaian dan tenang.Mengingat kejadian lalu, membuatnya trauma untuk mencicipi jajanan jalanan...dia takut ada orang Sylus atau orang lain yang memberinya makanan dengan obat bius.
Padahal dia kemari ingin pesta kuliner, membahagiakan dirinya dan meninggal dengan tenang, tapi sepertinya pesta kuliner menjadi sebuah petaka baginya.Sylus menatap Maya yang hanya diam tak bergeming dengan tatapan kosong, mengkhawatirkan Maya, tetapi tidak ingin melepaskan Maya dari jangkauannya...padahal dia tau bahwa keberadaannya lah yang membuat Maya seperti ini.
.
.
.
Mereka berdua telah kembali ke kamar villa, dan Maya telah berganti pakaian tidur, dan langsung masuk kedalam selimut, membelakangi Sylus, menatap lesu pemandangan laut dari jendela kamar villa.
"Aku ingin pulang ke Lincon." Ucap Maya tiba-tiba.
Sylus membalikan tubuh Maya mengarah padanya.
"Kenapa? Apa sudah puas liburannya?" Sylus bertanya-tanya alasan mengapa Maya tiba-tiba ingin pulang, tetapi Maya tidak bergeming dan kembali mengucapkan 'ingin pulang', tidak menemukan jawabannya, Sylus pun menuruti keinginan Maya..
Mereka pun berkemas-kemas untuk pulang ke Lincon, Sylus kini lebih protective dan posesif kepada Maya, dia tidak membiarkan Maya bebas sedikit pun, kemana pun dia selalu membuntutinya, atau menyuruh anak buahnya untuk mengawasi ketat Maya, untuk mencegah kecolongan seperti kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOLD
RomanceDitengah hujan deras di malam hari, Sylus mengalami kecelakaan tunggal dimana dia menabrak lubang dan harus terlempar dari motornya, dan saat kesadarannya melemah, dia melihat gadis kecil dengan seragam SMA berlari kearahnya menerobos hujan, gadis i...