Chapter 1(Bagian 1) : Karakter Utama

33 20 6
                                    


Satu tahun pun sudah berlalu karena waktu yang dialami oleh manusia itu terasa sangat singkat. Begitu juga dengan diriku yang sudah berusia delapan belas tahun dan sekarang aku sudah naik kelas tiga sma.

"Aku tidak menyangka kalau waktu akan berlalu secepat ini, padahal aku merasa umurku baru kemarin bertambah."

"Oi bicara sendirian aja, kamu bicara sama siapa? Setan?"

Tiba-tiba Hamzah menepuk bahuku dari belakang dan itu membuatku terkejut selama satu detik.

"Yaelah terkejutnya biasa amat cuma satu detik. Orang normal itu kalau terkejut bisa sampe sepuluh detik. Kamu ini sepertinya memang aneh ya Leo."

"Kau sendiri? Tiba-tiba saja kau datang dan membuatku terkejut seperti itu, kurang kerjaan kah?"

"Ehehehee."

Akhirnya kami berdua sampai di depan gerbang sekolah dan masuk ke lingkungan sekolah. Kami melihat ke arah papan pengumuman.

"Kira-kira kita akan sekelas lagi tidak ya Leo?"

"Hanya tuhan yang tahu."

"Simpel amat jawabannya."

Lalu saat mencari-cari namaku, aku menemukannya pada daftar siswa kelas dua belas ips empat dan Hamzah berada di kelas dua belas ips tiga.

"Yah Leo kita ternyata beda kelas."

"Yah mau bagaimana lagi, ini adalah rencana tuhan."

Hamzah hanya terdiam mendengar jawabanku. Lalu beberapa saat kemudian dia terkejut.

"Woi Leo, kamu beruntung banget bisa sekelas sama Putri Salsabilla!"

"Hah? Iyakah?"

Setelah aku perhatikan sekali lagi ternyata itu benar. Nama Putri Salsabilla itu ada di urutan kelasku.

"Wih enak ya kamu sekelas sama primadona sekolah. Bisa tuh saat jam istirahat kamu minta nomornya terus kamu kasih ke aku."

"Ngerepotin tahu, mending kamu yang minta sendiri. Udah ya, aku mau ke kelas dulu."

"Yaelah Leo gitu amat ...."

Aku meninggalkannya begitu saja di depan papan pengumuman. Aku tidak mau mendengarnya mengoceh tentang primadona atau apalah itu lebih banyak. Yang aku sukai itu hanya Yuki Futaba yang mustahil digapai.

"Nah ini dia kelasnya, kelas dua belas ips empat."

Saat aku masuk ke kelas, tempat duduknya masih belum ditentukan. Jadi, aku memilih tempat paling depan dibagian pinggir dekat guru agar aku bisa menyimak pelajaran dengan mudah.

Dan sepertinya primadona yang sering dikatakan oleh Hamzah itu dia duduk di tengah.

Dan wajar saja dia disebut primadona sekolah. Baru masuk hari pertama saja sudah banyak orang yang mau berbicara dengannya, entah itu laki-laki ataupun perempuan.

Saat ini saja, sekitaran kursinya penuh dengan kumpulan orang-orang.
Tapi aku tidak peduli, dia hanya bermodalkan cantik saja, sangat berbeda dengan Yuki yang seorang idola dan tidak hanya mengandalkan kecantikannya.

Lalu beberapa saat kemudian guru pun masuk ke kelas kami dan menulis sesuatu di papan tulis.

"Perkenalan diri?"

"Ya. Sebaiknya untuk memulai satu tahun ke depan menjadi lebih baik kita harus memperkenalkan diri masing-masing dulu. Mulai dari kamu yang di depan."

Bu guru itu menunjuk ke arahku.

Eh? Langsung aku? Bu gurunya saja belum memperkenalkan diri masa langsung menyuruh muridnya yang memperkenalkan diri? Bukankah sebaiknya guru dulu?

"Anu, maaf bu guru. Tapi ibu kan juga belum memperkenalkan diri. Bukankah sebaiknya ibu dulu yang memperkenalkan diri lalu setelah itu baru kami semua."

Semua ucapanku itu membuat satu kelas terdiam. Mungkin saja mereka berpikir kalau aku sangat berani karena menentang permintaan guru.

"Oh iya kamu benar juga ya nak. Maaf ya ibu lupa kalau ibu belum memperkenalkan diri. Harap maklum karena ibu ini sudah tua. Sudah berumur empat puluh enam tahun."

Bukankah itu belum terlalu tua? Sepertinya umur segitu otak manusia masih belum bermasalah. Bahkan seingatku Cristian Gonzales saja masih sanggup bermain bola di kisaran umur empat puluhan juga, meskipun sudah tidak sebagus masa primanya.

"Baiklah ibu akan memperkenalkan diri. Nama ibu adalah Latifa Masumi. Kalian bisa memanggil saya Bu Latif atau Bu Tifa. Terserah kalian saja karena saya bukanlah orang yang kaku, hahahaa."

Tawa kecilnya keluar setelah perkenalan dirinya yang singat.

"Selanjutnya kamu." Bu Latif menunjuk ke arahku.

"Baik perkenalkan nama saya Leo Kasandra. Sebelumnya saya berada di kelas sebelas ips satu."

Dan perkenalan diri pun dilanjutkan oleh para murid-murid yang lain dan sampailah kepada bagian yang ditunggu-tunggu oleh semua orang.

"Halo semuanya salam kenal ya! Namaku adalah Putri Salsabilla. Sebelumnya aku berada di kelas sebelas ips lima, mohon bantuannya selama satu tahun ke depan ya!"

Semua orang pun bertepuk tangan atas perkenalan dirinya yang heboh.
Dengan gaya, lalu dihiasi senyuman dan penambahan kata-kata yang terkesan imut. Sepertinya itu yang membuatnya bisa berbaur dengan banyak orang.
Dan orang seperti inilah yang sangat disukai oleh temanku yang entah bagaimana kondisinya sekarang. Hamzah, sejujurnya aku merasa kasihan padamu menyukai orang yang levelnya seperti ini.

Tapi aku rasa aku juga harus mengasihani diriku sendiri karena levelku saja lebih dari itu, tapi mukaku hanya pas-pasan.

Leo : Dia yang Seorang Idola[ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang