3. Sebuah Pengorbanan

35 22 23
                                    

Anak panah itu menghunus tepat di jantung pangeran Lumiere. Disaat itu juga pangeran Lumiere mengeluarkan sebuah kristal keemasan dari dalam tubuhnya. Dia juga menyatukan kristal tersebut dengan seluruh kekuatannya untuk menciptakan segel untuk melindungi pearlspire.

Sebuah perisai keemasan tercipta dan melindungi pearlspire dengan sempurna. Karena setiap Luminara dianugrahi dengan kristal kehidupan yang sangat berharga.

Kehilangan kristal kehidupan membuat tubuh pangeran Lumiere terjatuh tak berdaya.

"Pangeran Lumiereee ..."

Putri Elysia berlari mendekatinya. Dia meraih tubuh pangeran Lumiere dan memangku kepalanya. Seketika kekhawatiran menyelimuti dirinya melihat kondisi kekasihnya yang terlihat tidak berdaya.

"Pangeran Lumiere ... kamu harus bertahan! Aku akan membawamu pada tabib istana!" pekik putri Elysia panik.

Pangeran Lumiere menahan jemari sang putri dan mengukir senyum hangat.

"Jangan ... aku hanya ingin melihatmu saat ini ... aku hanya ingin bersamamu ..." lirih pangeran Lumiere menatap lekat kekasihnya. Seakan sedang berusaha untuk mengingat setiap sudut dari wajah cantik itu.

"Luka ini harus segera diobati ..."

Pangeran Lumiere menggeleng pelan.

Dengan suara lirih dan tidak berdaya, pangeran Lumiere berucap, "Putri Elysia ... mulai sekarang kamu tidak perlu khawatir lagi. Pearlspire tidak akan musnah. Callestera tidak akan runtuh."

Yaa, karena kristal kehidupan yang dimiliki bangsa Luminara adalah sebuah anugrah luar biasa dan bisa menjadi perisai terbaik di dunia ini.

Putri Elysia menggeleng tak berdaya disela isak tangisnya. Senyuman hangat nan tulus yang terukir pada wajah tampan itu, kini bukannya membuatnya bahagia. Namun, malah membuatnya tak berdaya dan merasa bersalah.

"Tidakkkkk ... bukan seperti ini yang aku inginkan ..." lirih sang putri tak berdaya. Tanpa dia sadari lelehan hangat sudah membasahi pipinya.

Putri Elysia tau betul, kristal kehidupan yang dimiliki bangsa Luminara sangatlah berarti bagi mereka. Kehilangan kristal kehidupan, tentunya akan membuat mereka lemah ... atau bahkan ... hal terburuk adalah kehilangan kehidupannya.

"Uhuukk ..." pangeran Lumiere kembali memuntahkan seteguk darah segar. Dia meraih sisi samping wajah sang kekasih. "Jangan menangis ... di kehidupan ini kita mungkin akan berpisah. Namun, di kehidupan lainnya ... kita akan bersama kembali. Aku akan mencari dan menemukanmu kembali ... jangan khawatir ..."

Putri Elysia menggeleng lemah, "Tidak! Aku akan menyelamatkanmu! Kamu tidak boleh pergi!"

Putri Elysia meraih pedangnya dan berniat untuk menyayat tangannya sendiri. Dia berniat untuk menggunakan darahnya untuk menyembuhkan luka pangeran Lumiere. Namun, pangeran Lumiere kembali menahannya.

"Ini tidak akan berhasil. Anak panah yang melukaiku adalah salah satu senjata Dewa, siapapun yang terkena senjata Dewa, tidak akan mungkin bisa bertahan ..." ucap pangeran Lumiere dengan pandangan yang sudah semakin berbayang. Suaranya juga semakin lirih dan hampir tak terdengar.

"Tidaaakk ... kamu pasti akan baik-baik saja. Tahun cahaya akan segera tiba, kita akan menikah, kita akan bersama ... kamu tidak boleh pergi ... hiks ... tidak bolehhhh ..."

Pangeran Lumiere berusaha untuk membuka matanya kembali, senyuman hangat kembali terukir samar di wajahnya, "Ummhhh ... maaf jika aku tidak bisa menepati janjiku di kehidupan ini ... tapi aku akan menepatinya di kehidupan berikutnya ..."

Usai mengatakannya, sepasang mata kebiruan yang selalu terlihat hangat dan menawan itu kini kembali terpejam. Genggaman hangat itu perlahan terlepas begitu saja.

Callestera Princess Crosses the WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang