one

79 9 0
                                    

~bijaklah dalam memilih keputusan~

Wei wuxian berpikir ia sudah mati, tubuhnya terasa kebas dengan kepala yang terus berdenyut.

Tak lama akhirnya ia membuka mata, pandangan yang pertama kali ia lihat adalah Jiang yanli lagi. Tapi kali ini tidak ada jinling yang digendongnya.

"Jie.." Suara Wei wuxian parau memanggil jie jie nya.

Jiang yanli yang menyadari jika Wei wuxian sudah bangun menghampirinya, seperti biasa dia tersenyum. "Apa kepalamu masih sakit?"tanyanya lembut.

"Mm.." Wei wuxian mengangguk, iris kelabunya memindai sekitar.

Ini bukan dirumah atau rumah sakit, dia ingat kamar ini. Kamarnya di yunmeng.

"Jiee..." Wei wuxian memeluk yanli erat sambil terisak, "aku takut, aku kira aku akan mati huaa..." Ia semakin mengeratkan pelukannya pada shijie kesayangan nya.

"Tsk berlebihan sekali" celetuk seseorang yang tak jauh dari mereka.

Isakan Wei wuxian berhenti, ia menoleh pada sumber suara. Matanya membelalak terkejut melihat orang itu.

"A Cheng, jangan seperti itu mungkin kepala a Xian memang sangat sakit" Jiang yanli menegur.

Jiang Cheng mendengus, "jie.. dia hanya terkena bola bukan batu" ingatkan pada tuan muda Jiang bahwa bola bisa saja serasa batu jika di lempar dengan tenaga penuh.

"Bola?" Tanya Wei wuxian lirih. Dia masih mengekalkan pelukannya di pinggang ramping Jiang yanli, tenang kok Wei wuxian walaupun trauma masih doyan sama cowo dia.

"Tadi a sang dan a Cheng membawamu pulang, katanya kau terkena lemparan bola"

Jiang Cheng menambahkan, "itu akibat terus mengganggu senior song mu itu"

"Senior song?" Tanya Wei wuxian lagi penuh keheranan.

Dia heran biasanya Jiang Cheng akan marah dan memakinya hingga telinganya berdengung, tapi kali ini Jiang Cheng tidak mengungkit kesalahannya.

Wei wuxian takut, dia bersiap siap mengebalkan telinganya dari ceplosan Jiang Cheng yang pedas sepedas habanero, dengan cara memeluk shijie nya lebih erat.

"Heii apa kau ingin mencelakai bayi shijie hah?" Pekik Jiang Cheng memperingati.

Wei wuxian terpana dan reflek menoleh pada Jiang yanli, "jie kau hamil anak kedua?"

Jtak

Itu bukan Jiang Cheng itu adalah Jiang yanli, jangan meremehkannya, walau dia sering tersenyum dan jarang marah kekuatan menjitaknya barusan tidak main main.

Wei wuxian meringis memegangi jidatnya yang sepertinya akan semakin parah sakitnya, sudah bola dijitak tenaga dalam Jiang yanli barusan. Ahh apa kepalaku masih aman?

"A Xian aku belum melahirkan anak pertama, bahkan belum merencanakan anak kedua" ujar Jiang yanli.

"Wei wuxian apa jangan-jangan kau.."

Jiang Cheng mendekati Wei wuxian yang masih meringkuk di pelukan shijienya, "eyy jangan bilang kau hilang ingatan karena sebuah bola"

Let Me Change You (Wangxian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang