22. Kaisar Fandra Altair
_____________________________
"Gue harap nggak ada penghianat di sini. Karena gue nggak mau pondasi yang kita bangun sedemikian rupa hancur cuma gara-gara hal sepele."
-Kaisar Fandra Altair.
_____________________________
•HAPPY READING•
*****
Seminggu telah berlalu setelah terakhir kali Arsen pergi ke RS untuk check up nya, kini dia kembali lagi ke sini tentu dengan tujuan yang sama seperti kemarin.
"Lho? Lo di sini juga? Ngapain?"
Cowok itu menoleh mendapati Arsen yang berdiri menghadapnya, kening Kaisar mengerut. "Oh? Gue ke sini ... Mau jenguk nyokap."
"Nyokap? Nyokap lo sakit apa?" tanya Arsen.
"Sakit jiwa," jawab Kaisar santai membuat Arsen mendelik kaget.
"Anjir, yang bener lo?!"
***
Kini mereka berdua tengah duduk taman RS dengan Arsen yang terus menatap Kaisar bingung.
Cowok itu menghela napas, kemudian mengangkat kepalanya menatap langit biru sore itu.
"Pembunuh! Pergi kamu!"
Rekaman suara sang Ibu masih terdengar jelas di telinga Kaisar bak kaset rusak yang memutar ulang kembali memori lama.
"Gue nggak tau mau cerita mulai dari mana dulu, intinya gue ke sini mau jenguk nyokap gue yang kemarin sempat–" Kaisar menarik napas dalam-dalam kemudian melanjutkan kalimatnya yang terpotong," Sempat nggak sengaja benturin kepalanya di dinding rumah. Dan itu semua ... Gara-gara gue."
"Sebenernya Nyokap gue mengidap PTSD. Dan saat dia liat muka gue, seolah gue lah pelakunya, Sen. G-gue nggak tau harus apa, Nyokap gue udah nggak ngeliat gue sebagai anaknya lagi, melainkan musuh yang harus dimusnahin, Sen."
PTSD – Post Traumatic Stress Disorder. Gangguan mental yang terbentuk setelah melihat atau merasakan suatu kejadian yang tidak mengenakkan, jika sudah kambuh, penderita bisa merasa cemas, marah, takut, atau bahkan merasa bersalah pada dirinya sendiri atau orang lain secara berlebihan.
Kejadian sebelas tahun lalu, di mana Kaisar kecil menginginkan dijemput oleh sang Ayah dan malah berakhir menjadi sebuah kecelakaan tragis yang melibatkan kedua orang tuanya mengalami keadaan kritis, sangat di sayangkan, fakta bahwa sang Ayah ternyata lebih dulu pergi meninggalkan rumahnya sendiri. Meninggalkan Kaisar tanpa peran orang tua sama sekali, sang Ibu yang sudah tak ingin menatap wajahnya dan sang Ayah yang pergi lebih dulu. Kejadian kelam itu, sangat sakit ketika di ingat.
Ibunya berpikir, jika saja bukan karena Kaisar yang meminta dijemput Ayahnya, semua tragedi suram itu tak akan pernah terjadi, dan keluarganya masih utuh hingga sekarang.
Arsen diam membeku tanpa sepatah kata pun keluar dari belah bibirnya.
***
Di sisi lain...
"Mau sampe kapan? Sampe Arsen beneran mati di tangan lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSEN - On Going
Teen FictionKehadirannya yang tak dianggap juga tak diharapkan, di cap sebagai anak haram bukanlah hal yang mudah dilewati bagi Arsen Brahmantara Mahendra. Remaja tak bersalah serta banyak kekurangan ini harus menerima hidup di keluarga dan lingkungan yang bisa...