TOK TOK TOK TOK!
Ketukan pintu terdengar sangat berisik. Tama bangkit dari tidurnya untuk melihat siapa yang melakukan itu.
"Leon, Juan?!" Tama terkejut melihat mereka dengan cengiran khasnya.
"Tama?!" Leon dan Juan memeluk Tama sampai tubuh Tama ambruk.
"Duhh. Kalian ini ngapain sih?" Tama menyungkirkan tubuh Juan dan Leon yang menindihnya.
Juan dan Leon bangkit dan tertawa melihat reaksi Tama. Mereka duduk di ranjang Tama.
"Kita itu mau ngajak lo main." Ucap Juan.
"Main kemana?" Tama menutup pintu kamarnya.
"Bukan main sih, tapi nonton konser!" Seru Leon.
"Konser Yovie & Nuno! Lo suka banget kan sama dia?!" Tanya Juan tak kalah histeris.
"Seriusan?! Dimana?"
"Di Mall. Ayoo lo siap-siap." Juan mendorong Tama ke untuk mengambil handuknya dan bersiap-siap.
Tama bergegas dan langsung mandi. Setelah itu ia langsung bersiap-siap, memilih pakaian yang bagus.
"Tapi Gandy sama Pram gimana?" Tama menautkan alisnya
"Gak usah ikut. Gapapa kali mereka gak ada lo." Jawab Juan.
"Gak bisa. Mereka gak bisa kalo gak ada gue." Sahut Tama.
"Lo butuh waktu sendiri, gak melulu harus di ikutin adek lo. Mereka pasti ngerti kok." Ucap Leon.
"Iya kakak, gapapa kalau kakak mau main sama kak Leon dan Kak Juan." Tiba-tiba Pram dan Gandy masuk ke kamar Tama.
"Adek? Abang?"
"Kakak boleh kok nonton konser, kita gak perlu ikut. Bener kata kak Leon, kak Tama berhak punya waktu sendiri. Kita bisa kok gak ada kak Tama." Ucap Gandy.
"Seriusan?" Tanya Tama memastikan.
"Iya kakak!" Ucap Gandy dan Pram bersamaan.
Tama langsung membawa kedua adiknya kedalam pelukannya. Ia elus pucuk kepala adiknya. "Makasih ya abang, adek,"
Gandy dan Pram mengangguk dan tersenyum. "Makasih juga kakak,"
"Kalo gitu lets go!!" Ucap Juan yang membuat mereka semua tertawa.
¤¤¤
Tama, Leon, dan Juan sudah sampai di mall. Mereka bergegas menuju tempat konser. Sesekali mereka tertawa dan melakukan hal konyol. Tampak jelas wajah mereka yang amat senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Prahara
Ficção GeralKeluarga bukanlah rumah yang nyaman bagi kami. Keluarga tidak memeluk ketakutan kami, tidak menguatkan hati kami, tapi meruntuhkan diri dan hati kami. Tentang si sulung yang terus menanggung semua derita, si tengah yang selalu berusaha kuat, dan si...