hope

45 8 0
                                    

Debur ombak kini menemani malam. Langit nampak cantik kali ini, ribuan bintang menyebar menyinarkan cahayanya pada setiap sudut bumi. Dingin, pintanya pada hati. Meski balutan kain tebal itu menyelimutinya tetapi masih mampu menembus tubuh mereka. Dua manusia itu tengah duduk diam menikmati ciptaan sang kuasa. Kisah hidup bukan untuk direnungi tapi untuk dijalani, pahit batinnya. Soda dan kue buatannya menjadi peneman malam sunyi itu.

"Bib..." panggil rekanya itu. Yang dipanggilpun sontak menoleh.
"yakin, Mio pasti sehat" kalimat penguat Mile menjadi pembuka dalam Bab ini.

"aku juga yakin Mile, cuma aku selalu kasih ruang dihatiku buat tegar dan mencoba menerima apa yang digariskan sang kuasa, aku ga tega lihat adik kecil yang selalu ku jaga semenjak kita hidup hanya berdua harus menanggung rasa sakit itu, dia masih kecil Mile... masa depannya masih panjang.." airmata akan selalu menjadi pengiring ucapan Bible kali ini. Mile diam menatap Bible sembari mengusap punggungnya. Apo pun datang dan menemani mereka, ia diam hatinya hancur melihat Bible sekacau ini. Bible memandang Apo dan langsung menghaburkan pelukannya, ia menangis sejadi-jadinya "aku ga bisa,Po.. aku ga bisa kalau ga ada Mio, tolong Po.." ucapan itu terselip dalam deru rintihan tangisannya. Mile tak tega melihat pemandangan itu, miris hatinyapun ikut hancur. Kalimat yang ia lontarkan pada Mile adalah suatu kebohongan, ruang dihati Bible masih belum terbentuk sempurna untuk tegar, ia masih rapuh dan sangat rapuh. Mereka mengajak Bible untuk pulang dan masuk ke dalam rumah karena ia butuh istirahat, takut nanti Bible juga ikut sakit. Mile dan Apo hari ini di amanahi Jes untuk menjaga Bible dirumah. Jes tak akan tega jika meninggalkan Bible sendiri di rumah dengan keadaaan hatinya yang tidak baik.

.

Sudah siang, Mio baru saja bangun dari tidurnya. Keadaannya sudah cukup baik, dan mungkin nanti malam ia sudah diperbolekan Job untuk pulang. Bible yang kemarin malam menangis paginya ia sudah ada di rumah sakit itu untuk adiknnya karena Jes harus berangkat mengajar.

"ayok makan dulu io.." ucap Bible dan siap untuk menyuapi adik kecilnya itu.

"Mas Mile sama Mas Apo hari ini ga ada kerja? tumben banget weekday bisa main kesini" yang ditanya sontak menoleh dan menghampiri Mio yang tengah mengunyah bubur yang disodorkan Bible.

"Mas Mile mu ini Bos, jadi ya fleksibel sayang.." ucap Apo sembari menggoda suaminya yang dari tadi diam melamun.

"apasih yang... ya Mas masih ada kerjaan Mio, tapi dihandle yang lain, hari ini kan Mas kangen Mio trus mau jenguk Mio jadi hari ini 24 jam bareng Mio.." ucap manja Mile sembari meneluk tubuh kecil Mio.

"waduh siap pak bos.. hahaha" kamar inap Mio kali ini diisi dengan gelak tawa. Syukurlah Mio bisa melupakan sejenak segala pikiran buruknya kemarin.

.

Siang di sekolahan, Jes ingin melihat CCTV sekolah guna menindak lanjuti kasus Mio kemarin. Mew yang sudah mendapat rekaman segera memberikannya pada Jes. Sebelumnya memang Jes sudah berencana meminta bantuan Jet, JJ dan Fuaiz saat jam istirahat karena mereka yang ada setelah kejadian itu.

"bener kan dugaanku, Perth brengsek itu emang dalangnya" tutur Fuaiz. Jet terdiam, ia membisu. Pikirannya itu benar, dengan wajah kalut memerah ia berlari sekencang mungkin bersama emosinya. Dicarinya pelaku itu, dulu JJ yang notabenya tidak sengaja memukul Mio saja ia tetap hajar, apalagi Perth orang yang dia benci. Ujung ruang kelas Perth tengah berbincang dengan Us, Jet lantas menarik kerah Perth langsung meninggalkan tonjokkan panas di bibir Perth.

"BAJINGANN PERTH, MIO GA ADA SALAH APA APA YAA ANJING, KEMARIN NGAPAIN NYAKITI DIAA!?? WOIII JAWABB.. PUNYA MULUT GAA!?" Us segera memegang Jet yang siap meninju kedua kalinya pada Perth. Fuaiz dan JJ berlari segera membatu Us untuk melerai mereka.

ELEGI | JetmioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang