chapter 1

155 23 0
                                    

Cerita ini mengandung unsur dewasa. Dimohon para pembaca untuk lebih bijak.++

Dan semua yang terlibat didalam cerita hanya fiksi. Artinya sama sekali gaada sangkut pautnya dengan rl ya. aku cuma minjem nama gtarp mereka aja. tolong di inget baik-baik !!!

**

Dentum suara musik yang menghentak dengan keras didalam sebuah klub malam, Warp. Salah satu klub malam paling populer di Shinjuku dan dikalangan pejabat tinggi, selebritis dan orang orang penting lainnya yang meluangkan waktu mereka sengaja hanya untuk minum juga melepas penat sejenak.

Alunan musik yang diputar oleh seorang Disk Jockey membuat para pengunjung klub ini meliuk liukkan tubuh mereka seirama dilantai dansa.

Beberapa dari mereka bahkan tak segan untuk saling menyentuh satu sama lain bahkan ada yang sampai bercumbu ditengah kerumunan diterangi cahaya lampu yang berkerlap kerlip diatas kepala.

Namun tak terkecuali bagi seorang pria tampan masih dengan balutan jas ala kantoran yang nampak menikmati waktunya sendiri sembari menenggak tequilla yang langsung membasahi kerongkongannya. Sudah lebih dari 15 orang wanita yang selalu dipakai untuk menyewa jasanya menemani para pria pria kurang belaian itu mencoba mendekatinya bahkan sesekali mengerling nakal padanya. Namun pria itu seolah tak tergoda sedikitpun. Ia bahkan dengan terang terangan mengusir wanita wanita itu untuk menjauh darinya.

"Tuan Kenzo..". Panggil seorang pria. Pria ber-jas kantoran yang terduduk disalah satu sofa itupun mendongak. Sekedar untuk mengetahui siapa yang memanggil namanya. Iapun lantas menaruh gelasnya yang kosong diatas meja.

"Apa kau membutuhkan sesuatu lagi? Sedari tadi kau hanya minum. Mungkin.. kau butuh sesuatu untuk menghilangkan penatmu?". Ucap Gin-- si pemilik klub malam yang langsung turun tangan menawarkan sesuatu padanya. Ya, perlu kalian tau saja, Rion Kenzo adalah seorang pelanggan VIP tetap di klub malam ini. Jadi.. wajar saja jika Gin yang turun tangan langsung. Anggap saja jika dirinya takut kehilangan pelanggan setianya yang merasa tak puas akan pelayanan klub ini.

"Maksudmu para wanita penghibur itu?". Sahut Rion sembari menatap Gin tepat di matanya hingga membuat si pemilik klub sedikit tersentak akan tatapan tajamnya.

"Ya.. jika kau berminat kebetulan hari ini baru saja ada anak baru. Dia masih muda dan manis. Aku bisa memanggilkannya untukmu..". Ucap Gin sembari mengulas senyumnya. Namun pria Kenzo itu hanya diam saja tanpa menyahut. Ia tampak menunggu hingga si pemilik klub malam menyuruh seseorang untuk memanggilkan 'anak baru' yang dimaksudkan.

Tak lama kemudian orang suruhan Gin menyeret seorang pemuda manis bersurai merah dengan manik keemasan. Tatapan matanya begitu sayu. Bibir tipis sewarna cherry. Dan pipi chubby yang tampak bersemu. Cantik. Satu kata yang dapat mewakilinya.

"Namanya Caine Chana. Dia anak baru yang masuk dua hari yang lalu. Bagaimana menurutmu, Tuan?". Jelas Gin sembari mendorong pemuda manis itu pelan agar berdiri tepat dihadapan sang pengusaha kaya.

Rion tampak menarik sudut bibirnya keatas memperhatikan tingkah pemuda didepannya yang tampak gugup. Terlihat dari keringat sebesar biji jagung yang menetes dikening sempitnya. Rion kemudian bangkit sembari melonggarkan dasinya yang terasa mencekik lehernya juga membuatnya sesak. Ia mendekati pemuda dihadapannya yang perlahan melangkah mundur hingga menubruk tubuh si pemilik klub dibelakangnya.

"Jangan takut. Ah.. sepertinya kau memang anak yang masih 'polos ya?". Ucapnya sembari merendahkan tubuhnya hanya sekedar berbisik tepat disamping telinga si manis kemudian dengan sengaja menghembuskan nafasnya diperpotongan leher pemuda itu. Sontak saja hal itu membuat Caine berjengit. Jika saja ia tak menggigit bibir bawahnya mungkin Rion akan mendengar desahannya karena Rion dengan tepat mengenai salah satu tempat sensitifnya.

señorita | rioncaineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang