11. Ter-ungkap Satu

6 0 0
                                    

"Tokoh, penokohan, alur, serta segala yang ada pada cerita ini hanya fiksi (tidak nyata). Apabila ada typo mohon dimaafkan"

Happy reading

✧༺ Girl In Novel ༻✧

Grace melompat, tubuhnya dengan mudah bermanuver di atas sana. Tangannya sibuk melempar bubuk hitam ke arah makhluk itu.

Bruk

Tidak apa, meskipun saat mendarat Ia tertabrak oleh meja.

Wush

Tubuhnya meliuk, menghindari kuku tajam yang siap mencengkram bahunya. Berbalik, tangan Grace melempar bubuk tersebut ke arah tangan makhluk itu.

Splash

Krak

Kakinya berlari, melempar lagi, dengan sebuah mantra yang Ia ucapkan dengan keras. Suaranya bergema, memenuhi ruangan tersebut, meja yang sempat Ia tabrak bergetar, lantai bergemuruh, suasana tampak ramai dan kacau.

Grace memicingkan matanya, lari mengitari si makhluk berbentuk lingkaran. Corak lingkaran tergambar, bulat, sempurna, berwarna biru, dengan ornamen kuno dan tulisan kuno yang berada di tengah-tengahnya.

Mulut Grace berkomat-kamit membaca sebuah mantra. Semakin Ia kencang membaca mantra, semakin keras pula teriakan yang bergema. Semakin kencang tangan Grace mencengkram kertas usang, semakin bercahaya pula gambar lingkaran.

Krak

Krak

Grace menahan kakinya, memaksakan untuk tetap berdiri tegap. Kilatan petir di luar semakin menambah suasana mencekam, horror. Berusaha memusnahkan dengan sekuat tenaganya.

Tubuh Grace terpental, terjerembab hingga Ia menabrak tembok.

Brak

Jangan tanya keadaannya sekarang, sip. Sangat tidak gwaenchana¹. Grace menyeka keringat di dahinya, matanya melihat makhluk itu yang perlahan kembali seperti semula.

Seorang perempuan. Dengan gaun hijau panjang. Rambutnya disanggul dengan sebuah senyuman tersungging dibibir, "kamu bukan tandinganku."

"Siapa yang ngirim kamu?"

"Ga tau. Tau-tau udah ada di dunia ini. Kamu tau siapa yang kirim aku ga?"

Perempuan bergaun hijau memandang Grace datar, tidak senang atas jawaban gadis itu. "Manusia bodoh. Apa mau mu yang sebenarnya?!"

Grace menghindar, menghindar agar tubuhnya tidak terkena sambaran kuku dari si makhluk.

Berkali-kali Grace mencoba untuk membaca sebuah mantra lagi, berkali-kali Ia mencoba untuk menjerat.

Brak

Brak

Prang

Berkali-kali pula tubuhnya terus terhantam. Tapi, gadis dengan rambut sebahu itu tidak pernah menyerah. Secercah cahaya menyinari tubuhnya, gelang yang Grace pakai bersinar. Mengeluarkan cahaya putih menyilaukan.

Arghh

Arghh

Teriakan bergema, suara-suara kesakitan juga kemarahan berteriak saling beradu. Rambut panjang tersebar, rontok, luruh ke lantai. Serpihan hitam menjadi penutup dari musnahnya makhluk itu.

✧༺ Girl In Novel ༻

"Capek..."

"Tidurlah~~"

"Bisa ga bermanfaat dikit?"

"Loh, kemarin yang bantuin kamu kesesat siapa? Yang bantuin kamu nyari barang siapa? Yang bantuin kamu kalau lagi digangguin siapa, Grace?"

"Iya, iya. Yang Mulia Jina." Badan Grace membungkuk, bersikap hormat bak ksatria. "Kamu lah yang membantu segala urusanku~~~" Lanjutnya, dengan senyuman.

Jina mengangguk-angguk, sangat ceria-setiap saat. "Bagus~~"

"Ohh yaa! Aku nemu sesuatu!"

"Kemarin kamu musnahkan makhluk itu kan? Dia ngincer perempuan."

"Salah satu dari ketujuh manusia itu."

"Cewenya ada dua nih." Grace menunjuk angka 2, dengan tersenyum paksa. "Spesifik napaaa, Jiii."

"Ga tau. Mungkin yang adik kali..."

Grace mengangguk-angguk. Paham akan perkataan Jina, paham dikit sih.

Kalian bingung? Sama, aku juga bingung...

Ingat saat Grace mengantar ke-7 tamunya berkeliling penginapan? Maka pada saat itulah satu kejadian berhasil terungkap.

Grace tertawa bersama yang lainnya. Mendengar lelucon dari Zalleon. Terus berjalan, memperkenalkan bagian penginapan pada ke 7 tamunya.

Suasana tentram, kondusif, bercanda. Sudah akrab dan saling melempar lelucon satu sama lainnya.

Grace mengantar mereka ke kamar masing-masing, mengucapkan salam perpisahan, memberi tau mereka jika ada hal yang diinginkan bisa panggil dia atau karyawan yang lainnya.

Memberi laporan pada Eleonora, pamit pulang pada semua partnernya.

Tentu saja tidak benar-benar pulang.

Grace berbelok, berdiri di sebuah bangunan kosong berlantai 3.

Pintu dengan tulisan 'dijual' Ia masuki. Petunjuk yang ada di kamar Melody menjadi acuan kenapa Grace bisa berada disini.

Kemudian terjadilah kejadian itu. Bertemu dengan perempuan bergaun hijau.

"Penghalang. Kamu mau mati?"

✧༺ Girl In Novel ༻✧

— Jangan lupa vote, coment, and share.

¹Gwaenchana : tidak apa-apa ; nggak masalah.

Girl In NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang