The Day

5 2 1
                                    

"SUDAH aku katakan, kita bersama di dunia lain. Hilangnya aku dari duniaku dan tertariknya kau dari ragamu juga akan bertemu dengan diriku. Dunia lain pasti akan ada untuk kita berdua"

Malam yang hangat tepat pada tanggal 29 Oktober, hari itu mengingatkanku pertama kali ketika melihat rambut bergelombang dengan mata coklat yang indah.

Senyumnya terukir sangat indah membuatku merasakan hangat dan keindahan pada dirinya. Memori di otakku memutar setiap perjalanan yang kami lakukan, aku gagal memberi hadiah spesial pada hari ulang tahunnya.

Aku sungguh Buruk.

***

"Kenapa kau begitu manja?! Tak bisakah kau tidur seperti malam biasanya. Kau sudah dewasa, kau tak butuh kue dan tiupan lilin kau tau?" Bentakan seorang pria dengan lantang memasuki pendengaran wanita di depannya. Tangannya yang awalnya ingin melayangkan pukulan tiba tiba saja turun saat melihat bulir bulir air mata ingin turun dari wajah sang wanita.

"Chusna.. aku hanya sedang lelah.. Kau baik baik saja, kan?" Suaranya menjadi lebih rendah. Dengan senyum yang kaku tangannya ingin menyentuh bahu sang wanita.

Tetapi yang dia dapatkan adalah tolakan. Wajahnya kembali menunjukkan kesesalan. Dengan cepat dia masuk ke dalam kamar kemudian membanting pintu dengan kuat. Dalam diam, isak tangis terdengar di ruang tamu, "aku tak meminta banyak hal tetapi ini yang aku dapatkan?" Tetapi sunyi, tak ada yang memperdulikan rasa sakit yang sudah dia rasakan.

Kakinya melangkah sambil menopang tubuhnya yang terasa pusing, matanya mengedar untuk melihat sebuah surat di atas meja.

Untuk Chusna sayang,

Selamat ulang tahun, cantikkk. Bagaimana kabarmu sekarang? Aku sudah lama tidak mengunjungimu, haha. Terakhir kali kita merayakannya di pantai dengan kembang api yang cantik. Aku harap kau baik baik saja, dan juga di malam spesial ini semoga selalu ada kebahagiaan yang menyertaimu.

From ur bff.

Senyum indah terukir, tangannya mengangkat untuk menghapus air matanya, helaan nafas lembut keluar. Surat dari temannya  membuat perasaannya semakin lega, kini dia bisa berpikir dengan lebih jernih. "Jihoon benar, dia pasti lelah dan aku malah menyusahkan dirinya untuk merayakan ulang tahunku, haha. Aku kan masih punya banyak teman yang ingat dengan ulang tahunku." Tawa kecil mulai keluar, berusaha untuk berpikir optimis dan menyakinkan diri sendiri.

Pintu kamar segera dia buka untuk melihat suaminya sudah tertidur lelap di balik selimut. Senyum masih menyungging di bibir indahnya. Saat dia melihat ke samping, terlihat ada sebuah buket mawar yang masih segar. 'apakah dia membelikan itu untukku?' batinnya sembari menutup pelan pintu di belakangnya.

Harum yang segar saat memasuki penciumannya, harum khas bunga mawar itu membuat perasaan jauh lebih baik daripada awalnya.

***

Peralatan makan berbunyi dengan lihai di meja makan, dua insan sibuk dengan makanannya masing masing. Hari ini tanggal 30 Oktober, walaupun ini sudah lewat dari hari ulang tahunnya dia masih berharap orang di depannya untuk mengucapkan hal hal manis kepada dirinya.

"Chusna, aku akan pergi kerja di luar kota selama seminggu. Jangan buat kekacauan apapun." Nada dingin yang tak menunjukkan sosok suaminya terdengar, alisnya terangkat dengan sedakan saat dia makan, tangannya mengambil air putih untuk minum.

Tatapan dingin dengan sorot tajam itu melihat dengan permusuhan ke arah dirinya. "Ceroboh sekali.." gumam pria itu sambil lanjut makan. "Kenapa tiba tiba?" Tanya Chusna dengan tuntutan di suaranya.

Special Day | Jihoon x Chusna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang