*********
Terdengar kabar jika hubungan Luna dan Willi menyebar dengan cepat ke seluruh kampus, namun tidak semua reaksi datang dengan dukungan atau kebahagiaan. Banyak yang mulai memperhatikan Luna dengan pandangan sinis, dan sebagian bahkan melontarkan ejekan dan hinaan di belakangnya. Semua ini bermula dari ulah Naomi, yang diam-diam menyebarkan berita itu dengan maksud tertentu—didorong oleh rasa iri karena perhatian banyak orang selalu tertuju pada Luna.
Luna yang biasanya tenang mulai merasakan tekanan dari lingkungan kampus. Setiap kali ia berjalan melewati kelompok mahasiswa, bisikan dan tawa merendahkan menyusul di belakangnya. Kadang, ada yang berani melontarkan kata-kata kasar secara langsung, seolah-olah menantang Luna. Meski mencoba mengabaikan semuanya, lama-lama luka di hatinya semakin dalam.
Danny, yang biasanya sangat protektif, kini tidak menyadari apa yang terjadi pada adiknya karena tengah menjaga jarak. Ketidakpeduliannya, meski tak disengaja, membuat Luna merasa semakin sendirian. Beruntung ada Riri dan Willi yang tetap setia mendukungnya. Setiap kali Luna merasa terpuruk, Riri selalu memberikan semangat dan mengajaknya berbincang, sementara Willi dengan tenang memegang tangannya dan memastikan bahwa ia tidak sendiri.
Suatu siang di kantin, seorang mahasiswa sengaja menghentikan langkah Luna dan menatapnya dengan pandangan meremehkan. "Wah, ternyata cewek manis bisa juga ya merebut perhatian Willi. Kamu pikir, kamu itu siapa?"
"Ck, aku rasa kak Danny bakalan malu sih, melihat adik tirinya tidak bisa menjaga nama baiknya dengan benar" Balas mahasiswa yang lain dengan di iri tawa yang mengejek
"Kau benar, bukannya kuliah dengan baik malah sibuk cari perhatian orang lain" Sahut mahasiswa yang lainnya
Luna terdiam, bingung bagaimana harus merespons, namun Riri segera maju dan menatap mahasiswa itu dengan tajam. "Hey kalian semua nggak punya hak ya buat ngomong seperti itu sama Luna," kata Riri dengan tegas.
"Kenapa? Bukannya benar ya, temanmu itu bisanya cari muka doang" Balas mahasiswa itu
Riri menggeram marah, saat akan memberi pelajaran pada mereka, luna menahan tangannya, "riri, cukup ya jangan didengarkan mereka!"
"Luna__"
"Its oke riri" Lirih luna
Namun, ejekan dan bisikan tak berhenti di sana. Berita hubungan Luna dan Willi makin tersebar luas, dengan banyak cerita tambahan yang tidak benar. Situasi ini membuat Luna semakin tertekan, bahkan sampai enggan ke kampus di pagi hari.
Suatu hari, tanpa sengaja, Danny melihat Luna dari kejauhan di kampus, tampak murung dan gelisah. Ia memperhatikan bagaimana adiknya berusaha menghindari orang-orang yang sengaja menghalangi jalannya atau melontarkan ejekan. Sesuatu di dalam dirinya terasa bergejolak, dan akhirnya ia mendekati Riri untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Riri, kenapa Luna akhir-akhir ini terlihat begitu lesu? Ada masalah di kampus yang aku nggak tahu?" tanya Danny dengan nada khawatir yang tak bisa ia sembunyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Luna (END)
Ficção Adolescente⚠️jangan plagiat‼️ide mahall sengkuu, yuk guys sebelum baca janlup follow dulu⚠️ "Orang menangis bukan karena mereka lemah. Tapi, mereka menangis karena telah berusaha kuat dalam waktu yang lama" -Luna Ruzelia "Tujuanku adalah selalu membuatmu, ter...