Perasaan setelah Hujan

12 1 0
                                    

"Tanahnya basah.."

aku benci saat hujan berhenti dimana bumi menjadi sepi.
bau jalanan aspal yang terkena air.
bau aneh dari tanah yang basah.
langit yang kembali memutih setelah sebelumnya sangat gelap.

...hhhhh...

jika kita menghela napas katanya satu kebahagiaan  akan pergi.
omong kosong sampah.

tanpa menghela napas seperti itu pun kebahagiaan selalu pergi tanpa aku suruh.

"oy fa"

menoleh kesumber suara dan dilihat itu adalah paman didit, adik dari ayah.

"begini.."

dia berbadan agak pendek, perutnya buncit, janggutnya tidak tahu kapan terakhir di cukur. rambutnya sangat lengket. kapan dia keramas?
dan.. mau apa dia sekarang?

"paman ingin bertanya, tentang rumah yang kamu tinggali itu, mungkin akan segera di sita oleh pihak Bank"

aku memperhatikannya. tanpa memotong perkataanya, namun melihatnya gelisah dan sesekali mengeluarkan saputangannya mengelap keringat yang ah entah lah.. itu bau..

"karna ayah mu baru saja di makam kan. maksud paman. sekarang kamu yatim piatu. dan dimana mau tinggal?
bukan paman tidak mau membawamu kerumah paman, tapi kamu tau sendiri bibi mu sedikit bawel. mungkin jika kamu bisa sedikitnya baya..."

"untuk sementara aku akan cari kost."

aku tahu maksud pamanku ini, dia tidak mau menampung anak yatim piatu miskin di rumahnya dengan alasan istinya banyak bicara. jelas saja mereka berdua sama.
lalu meminta bayaran?
lebih baik cari tempat tinggal sendiri jauh dari para benalu ini.

"ah.. mau kost?"
"itu bagus-itu bagus"
"hahaaa... anak muda memang sudah seharusnya mandiri dari sekarang agar bisa sukses kan"

dia menepuk pundak ku seolah kita ponakan dan paman yang akrab.
menyebalkan!

"paman tidak perlu khawatir, karna sekarang ayah dan ibu sudah tidak ada. rumah yang ditempati pun sudah akan disita oleh Bank. jangan takut aku akan menjadi parasit untuk paman".

"a.. apa??"
"wah dasar anak tolol!!"
"kesini kau!!"
"yatim piatu tidak tahu diri sialan!!"

_____________________________________
aku tau perkataanku sangat tidak sopan.
dia pamanku! sodara dan krabat satu-satunya yang aku miliki.
tapi sungguh aku lelah dan muak dengan keadaan ini.
seolah Tuhan sangat sayang padaku hingga harus kah aku mengalami ini semua??
adilkah ini?
lalu kenapa Dia mengambil apa yang menjadi miliku?
ataukah sedari awal didunia ini memang tidak ada yang menjadi milik ku.

____________________________________

pakainku basah, keluar dari rumah tanpa membawa payung dan baju ganti atau uang. benar-benar sial.
karna terlalu emosi sampai lupa jika ini realita kehidupan, bukan drama maupun cerita novel. apa yang dipikirkan saat kabur tanpa membawa apapun saat ini pun dikantong saku celana ku hanya ada uang 20 ribu.
mau pergi kemana dengan uang segitu?

"dasar bodoh"

"maaf...?"

aku menoleh kearah kanan ku dimana ada orang tua yang melihatku dengan pandangan tanda tanya..
kenapa??

"oh..,bukan-bukan"
sambil mengibaskan tanganku dan tersenyum kikuk membalas pandangan heran darinya.
aku panik, jelas saja disini hanya ada kita berdua.
dihallte bus.

"maaf..."

"tidak apa-apa"
"saya pikir kamu tadi mengumpat ngata-ngatain saya, karna bicaramu samar hampir tidak terdengan tapi bagian BODOH nya sangat jelas, ha haa haa.. "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang