Selamat membaca..
.
.
Jujur aku kecewa, tapi akan ku coba untuk percaya...
.
.
Kenzo terbangun dini hari..
Ia diam sambil menatap langit-langit kamar. Ia sadar jika ia masih diberi kesempatan untuk hidup. Ia tidak sedih dan marah. Ia juga tidak merasa senang. Entah bagaimana ia menjelaskan perasaannya saat ini.
Ia sudah berniat untuk mengikuti alurnya saja. Masalah rencana balas dendam, ia pun tak tau. Ia merasa terlalu malas untuk berfikir.
Saat Kenzo masih asik-asiknya termnung. Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dari luar. Kenzo tak melirik sedikit pun ke orang itu. Karna ia masih sibuk dengan lamunannya. Hingga orang itu pun berbicara.
"Kamu sudah lama sadar?"
"Baru aja." balas Kenzo singkat dan padat, tanpa menatap lawan bicaranya.
"Sebenarnya apa yang sedang kamu fikirkan?"
"Gimana caranya aku bisa mati, tanpa ketahuan." jawab Kenzo santai dan tenang. Ia bahkan tak peduli dengan perubahan aura orang yang berada didekatnya.
"Kamu tidak akan mati!"
"Emang abang tuhan?" tanya tenang Kenzo. Yang akhirnya menatap lawan bicaranya, siapa lagi kalo bukan abang dokternya Kenzi yaitu Jehan.
"Kamu tidak boleh melakukan hal nekat seperti kemarin itu. Abang tidak akan membiarkan kamu mati. Mulai saat ini, abang akan menjaga dan merawatmu. Kamu tidak akan sendiri lagi."
"..." Kenzo menatap Jehan. Dalam diamnya, ia sedang berfikir.
"Apakah abangnya bang Zi sakit? Kenapa dia tiba-tiba berubah? Apa semua ini karna kehadiranku?"
"Hei, kamu sedang memikirkan apa?"
"Tidak ada."
Setelahnya hanya ada keheningan diantara mereka. Hingga pertanyaan Kenzo membuat mereka kembali berbicara.
"Kapan aku sekolah?"
"Kamu masih sakit dan baru aja sadar. Jadi, tunggu sampai seminggu lagi."
"Tidak mau, aku ingin sekolah besok."
"Tidak, kamu masih sakit."
"Tidak, aku sudah sehat."
"Kenzi, dengarkan ucapan abang. Kamu masih harus dirawat."
"Ini bukan pertama kalinya aku sakit. Mereka bahkan pernah membiarkanku sekarat dan keesokannya, aku di paksa bersekolah dalam keadaan tubuh penuh luka dan terserang demam."
"Tapi, dulu dan sekarang itu berbeda. Dulu tidak ada abang dalam kehidupanmu. Tapi sekarang, abang tidak akan membiarkan kamu pergi kemana pun dengan kondisi kamu yang sedang sakit."
"Aku ingin tetap bersekolah besok." ucap Kenzo dan setelahnya ia kembali memejamkan kedua matanya
"Kenapa kamu keras kepala sekali. Lagi pula, kamu mau melakukan apa jika pergi ke sekolah, dengan keadaan kamu yang masih sakit?"
"Setidaknya di sekolah, aku tidak bertemu dengan keluarga ini. Dan aku ingin melakukan sesuatu. Abang akan tau nanti. Sudah, aku ingin istirahat."
.
.
.
.
Sesuai apa yang dikatakan Kenzo semalam. Hari ini ia kembali berangkat sekolah dengan kondisi tubuh yang masih lemas. Tapi ia tidak perduli, karna ia rasa sudah cukup istirahatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenzo Emilian Fredric Or Kenzi Emilio Ferguson
Teen Fiction. . . "A-ku Kenzo Emilian Fredric, menyerah hari ini." Setelah mengatakan itu dengan tersenyum pedih. Kenzo menjatuhkan tubuhnya ke bawah balkon kamarnya, yang berada di lantai dua. Tepat dibawah balkon kamarnya, ada sebuah kolam renang yang tidak t...