Angin berhembus menerbangkan setiap helai dedaunan, tetesan sisa air hujan masih menetes menciptakan suasana yang sejuk, sinar matahari begitu terik menyinari anal semesta.
Pagi ini, pukul 06.20.
Ashlan terlihat masih terbaring di atas kasur empuknya terbalut dengan selimut tebal.
Ting!
Suara notofikasi pesan masuk dari ponsel miliknya berbunyi, namun tidak membuatnya terbangun dari tidurnya. Ia masih setia memejamkan kelopak matanya, berkelana di alam mimpi.
Drrtt... Drrtt... Drrtt...
Ashlan menggeliat, meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, ia mengerjapkan matanya perlahan. Suara dering ponselnya menganggu indra pendengarannya membuatnya mau tidak mau terbangun.
Ashlan meraih ponselnya yang berada di atas nakas, melihat nama si penelepon di layar ponselnya. Ia menguap sebelum akhirnya menggesel panel hijau untuk menjawab telepon.
"Lan,"
"Hm,"
Hening, tidak ada sahutan lain dari seberang telepon. Ashlan sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga untuk melihat apakah telepon tersebut masih terhubung atau tidak.
"Kenapa?"
"Lemes banget lo, ini udah pagi, lo nggak sekolah?"
"Hm,"
Terdengar helaan nafas dari seberang sana. Ashlan kembali memejamkan mata namun tetap mendengarkan.
"Soal nomor itu ... itu cewek yang bareng lo dari Jerman, gue udah selidki,"
Ashlan membuka kembali matanya, terlihat tampak terkejut mendengar ucapan seseorang dari seberang telepon . Mata yang semula sulit untuk di buka, kini terbuka lebar dan rasa kantuknya pun hilang begitu saja.
Ashlan melihat kembali layar ponselnya dan membaca nama yang tertera di layar. Kenzo.
"Cleona, maksud lo? Nggak mungkin."
"Beneran Lan, gue nggak bohong! Sumpah dah,"
Ashlan diam sejenak lalu memutuskan panggilan secara sepihak. Ia bangkit dari posisinya, berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka lalu melangkah cepat keluar dari kamarnya menuju garasi. Langkahnya nyaris seperti orang yang berlari, bahkan ia mengabaikan Mamanya yang memanggilnya dari arah dapur.
Saat di dalam mobil Ashlan menghubungi seseorang terlebih dahulu, baru setelah itu ia melajukan mobilnya menuju tempat yang sudah ia beritahu orang itu untuk bertemu.
Sesampainya di sebuah taman, ia berhenti dan menunggu seseorang yang akan ia temui. Netranya menatap sekitar taman yang cukup ramai, mencari sosok yang ia cari.
Dari kejauhan, seorang gadis terlihat tengah berjalan ke arahnya dengan senyum yang mengembang begitu ceria. Ashlan menatapnya dengan tatapan yang tidak bersahabat, ia memasang wajah datar.
"Hai," sapa Cleona begitu ia sampai di hadapan Ashlan. "Kenapa kamu mau ketemu aku? Kangen ya!" ucap Cleona dengan percaya dirinya.
Ashlan memutar bola matanya malas, menghela nafas pelan sebelum berucap. "Apa maksudnya ini?" tanya Ashlan sembari menyodorkan ponselnya yang sudah menampilkan ruang obrolannya dengan Zahira namun nomor tersebut bukanlah milik Zahira.
Cleona mematung, menatap layar ponsel Ashlan. Jantungnya berdetak kencang, tubuhnya sedikit bergetar, dan fikirannya yang yang mendadak menjadi banyak sekali pertanyaan. Bagaimana Ashlan bisa mengetahuinya? Bodoh, kenapa ia tidak menyadap nomor Zahira saja, kenapa harua menggunakan nomor baru untuk membuat huru hara diantara mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Akan Selalu Abadi
Teen Fiction[Event nubar novel selama 25 hari bersama Fairy Book's Club] Ashlan dan Zahira adalah sepasang kekasih. Namun,hubungan mereka merenggang karena Ashlan yang dikirim ke jerman utk mengikuti lomba musik untuk mimpinya. Sementara Zahira harus tetap berj...