4. Mendatangi Shadowmere

40 22 29
                                    

Tidak peduli harus berapa lama lagi aku menunggu. Tidak peduli harus berapa kali waktu terulang. Tidak peduli dimanapun kamu berada ... aku akan menemukanmu ...

Tahun demi tahun berlalu begitu cepat. Bahkan tidak terasa sudah 1000 tahun semua berlalu. Putri Elysia masih saja menjalani hari-harinya tanpa semangat. Rasanya baru saja kemarin dia kehilangan pangeran Lumiere. Yaa ... baru kemarin! Dan berlalunya waktu dilaluinya dengan berat tanpa sosok sang kekasih.

Dia selalu mengunjungi Menara Cahaya, menatap pearlspire yang memancarkan cahaya kebiruan emasnya yang lembut.

Dia selalu menunggu tanpa lelah, berharap belahan hatinya kembali terlahir. Hingga akhirnya, suatu ketika sebuah kupu-kupu bersayap kebiruan berkilauan mendatanginya yang sedang duduk menatap pearlspire. Kupu indah itu hinggap di atas tangan sang putri dan menyampaikan sebuah pesan.

"Yang Mulia, aku datang untuk menyampaikan sesuatu. Jauh di dunia manusia sana ... tepatnya di Loveland city, aku merasakan kekuatan seorang Luminara. Pria itu juga selalu membawa sebuah tassel berliontin bulan sabit." kupu-kupu bersayap kebiruan itu berkata.

Sepasang mata hazel sang putri semakin terbuka lebar. Dia tercekat. Namun, dia juga bahagia mendengar kabar ini.

"Apa kamu yakin? Pangeran Lumiere terlahir di dunia manusia?" tanya putri Elysia bersemangat.

"Benar sekali, Putri. Tuan putri bisa melihat ini ..." kupu-kupu bersayap indah itu kembali terbang dan menciptakan segerumul cahaya kebiruan.

Tak lama, cahaya itu membentuk bingkai cermin penembus ruang dan waktu dan menampilkan sesuatu. Terlihat seorang pria yang memiliki wajah begitu mirip dengan pangeran Lumiere. Dia juga selalu membawa sebuah tassel berliontin bulan sabit. Dimana tassel itu adalah hadiah dari putri Elysia ketika pangeran Lumiere berhasil memenangkan kompetisi besar di Callestera Accademy.

Namun, penampilan sosok pria yang terlihat melalui cermin penembus ruang dan waktu itu sangat berbeda dari dunianya. Pria itu mengenakan kemeja dan sebuah jas almamater. Dia terlihat sedang menyibukkan dirinya membaca sebuah buku di dalam sebuah gedung bernuansa modern.

"Tidak salah lagi, dia adalah pangeran Lumiere ..." gumam putri Elysia penuh keyakinan. "Aku harus menemuinya ..."

***

Di dalam aula utama kastil Callestera, putri Elysia menyampaikan keinginnya untuk mendatangi dunia manusia pada sang raja. Hal ini tentu saja membuat raja Lucien terkejut bukan main.

"Kamu tidak diizinkan!" raja Lucien menentang keras permohonan sang putri.

"Callestera memiliki dunia yang sangat berbeda dengan kehidupan lainnya! Meninggalkan Callestera dan menembus dunia manusia adalah sebuah petaka!! Kamu juga akan kehilangan separuh dari kekuatanmu! Aku sebagai raja Callestera tidak mengijinkan siapapun untuk menembus dunia manusia!!" raja Lucien kembali menegaskan.

Putri Elysia tercekat. Kedua jemarinya meremas gaun indahnya.

"Pangeran Lumiere berakhir karena melindungiku. Dia bahkan menggunakan kristal kehidupannya untuk melindungi Callestera. Maka aku juga akan melakukan hal yang sama ..." ucap putri Elysia dengan suara yang bergetar.

Sungguh ... selama ini dia tidak pernah menentang kehendak ayahandanya. Namun, kali ini tekadnya sudah bulat. Dia akan  melakukan apapun untuk menemukan kekasih hatinya.

"ELYSIA!!" pangkas raja Lucien murka. "Ini adalah perintah raja! Kamu tidak diizinkan meninggalkan Callestera!"

"Ayahanda, maafkan aku karena tidak berbakti padamu. Aku sudah memutuskan akan tetap pergi ke dunia manusia. Tidak masalah jika aku harus kehilangan separuh dari kekuatanku ... ini tidak sebanding dengan semua pengorbanan pangeran Lumiere. Tolong izinkan aku pergi, Ayahanda ..." ucap putri Elysia penuh harap.

Callestera Princess Crosses the WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang