01. Putri Lian Hua yang Paling Beruntung

55 8 2
                                    

"Cepat usir wanita ini dari sini!" ketika sang penguasa sudah bersuara, tidak ada seorangpun yang berani membantahnya.

"Dan juga bawa anak gadismu bersamamu, buang mereka ke Perbatasan. Jangan pernah membiarkan mereka kembali ke ibu kota!"

Lian Hua menatap pria berjubah merah di hadapannya tidak percaya. Ada apa ini? Bagaimana semua ini bisa terjadi? Padahal pagi ini ia masih bangun sebagai seorang putri.

Kehidupan benar-benar sebuah misteri. Tidak akan ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan, walaupun dirimu adalah seorang putri sekalipun.

...

Tiga hari yang lalu.

....

"Apa ini? kau menyuruhku menggunakan pakaian buruk ini?" jemari panjang nan lentik sang putri menyentuh pakaian yang dibawakan oleh pelayannya, keningnya berkerut, wajahnya memerah, pertanda bahwa dirinya sedang marah. "Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk membuatkan pakaian dari sutra terbaik? Apa kau tidak tahu mana pakaian yan bagus dan tidak?! Jika kulitku gatal setelah memakai baju yang kau bawakan, aku akan memenggal kepalamu di hadapan semua orang!"

Pelayan itu memucat, ia segera bersujud meminta ampunan dari putri mereka. "Ampun Yang Mulia. Ini benar-benar sutra terbaik yang bisa aku temukan, hamba mohon jangan hukum hamba." wanita itu berulang kali memohon sambil menangis, sang putri melihat pelayannya dengan perasaan jijik, "pergi kau dari sini, air mata dan keringatmu sangat menjijikan!"

Ia menggerakan tangannya, menyuruh pelayan lain untuk mengangkat wanita pelayan itu dari hadapannya. "Beri dia dua puluh pukulan. Jangan beri dia makanan sampai besok pagi!"

Pelayan itu ketakutan, "Yang Mulia! Yang Mulia! Ampuni hamba!" suara pelayan itu semakin mengecil dan menghilang bersamaan dengan tubuh kurusnya yang ditarik menjauh dari kediaman sang putri.

Putri Lian Hua adalah putri dari kerajaan Yishu— yang merupakan sebuah kerajaan yang terkenal dengan seninya yang indah. Banyak dari pemusik, penari hingga pelukis terlahir dari kerajaan Yishu. Selain dengan keseniannya, kerajan Yishu juga terkenal dengan letaknya yang mengelilingi sebuah danau di tengah lembah pegunungan.

Bukan itu saja, Kerajaan Yishu juga terkenal dengan putrinya yang bernama Lian Hua. Terlahir sebagai satu-satunya anak perempuan dari tujuh orang bersaudara, putri Lian Hua tumbuh dan besar dengan kasih sayang yang melimpah. Ibunya, sang ratu nan amat memanjakannya, ayahnya, raja yang menuruti semua keinginannya, kakak-kakak, para pangeran yang memberikan apapun yang ia inginkan, membela apapun yang ia lakukan. Hingga menjadikannya sebagai wanita yang paling beruntung serta arogan di seluruh kerajaan.

Siapa gadis yang paling beruntung di seluruh kerajaan? Maka jawabannya adalah Putri Lian Hua. Siapa orang yang tidak akan segan memberikan hukuman kepada pelayan hanya karena sebuah kesalahan kecil? Jawabannya adalah Putri Lian Hua. Siapa wanita yang paling berkuasa di seluruh kerajaan? Maka jawabannya juga Putri Lian Hua.

Dia terkenal dengan sifat manjanya, juga karena kekejamannya, dan tidak sedikit orang-orang yang iri padanya.

"Dimana otaknya dia letakkan? Dia menyuruhku memakai baju ini?" Putri Lian Hua mendengus, ia mengibaskan tangannya, "buang baju ini. Tidak, bakar saja!" Ia menyuruh pelayannya yang lain untuk membuang pakaian itu. Ia masih berdiri di depan cermin, memerhatikan wajahnya yang cantik. Ada bintik merah kecil di wajahnya yang bersih, Lian Hua berteriak. "Apa ini? Kenapa ada jerawat di wajahku?!" sang putri semakin marah, kerutan di keningnya bertambah.

Para pelayan merasa ini adalah cara yang paling buruk untuk memulai hari. Jika suasana hati sang putri sudah jelek sejak awal, sampai malam dia akan membuat seluruh pelayan juga ikut merasakan rasa kesalnya. Dayang Chang, maju sebagai pahlawan, "Yang Mulia. jangan biarkan masalah sepele merusak hari anda. Hari ini pangeran Wang Zifeng sampai di ibu kota." 

Mendengar nama pangeran Wang Zifeng, kerutan di kening sang putri berkurang, walaupun ia masih kesal dengan jerawat di wajahnya, ia masih sangat senang mengingat kedatangan sang pangeran di kerajaan mereka. "Dayang Chang benar. Bawakan pakaian dan aksesoris terbaik yang aku punya! Hari ini aku harus terlihat cantik untuk menyambut kedatangan pangeran Wang Zifeng!"

Pelayan yang lain merasa lebih lega. Putri mereka yang suka tantrum dan berulah kembali tenang, dengan cepat dan telaten, para pelayan mulai menyiapkan seluruh keperluan sang putri, karena hari ini adalah hari yang sudah di tunggu-tunggu oleh Putri Lian Hua.

Pangeran Wang Zifeng adalah pangeran dari Kerajaan Zhanshi, kerajaan yang terkenal dengan prajurit-prajuritnya yang kuat dari ketiga kerajaan. Kerajaan Yishu, kerajaan Zhanshi dan kerajaan Xuanzhe awalnya adalah satu kerajaan bernama kerajaan Huang. Karena terjadinya konflik dan peperangan, kerajaan Huang terpecah menjadi tiga. Runtuhnya kerajaan Huang memberikan dampak yang besar bagi rakyat. Kelaparan, penyakit, kemiskinan dimana-mana, setelah krisis yang berkepanjangan, akhirnya ketiga kerajaan memutuskan untuk berdamai.

Dari ketiga kerajaan, pertahanan kerajaan Yishu yang paling lemah, hingga akhirnya sang raja meminta perlindungan dari kerajaan Zhanshi yang ada di utara. Bukti dari aliansi itu adalah Raja Lian menyerahkan putri satu-satunya untuk menikah dengan pangeran kedua Kerajaan Zhanshi, yaitu pernikahan antara Lian Hua dan pengeran Wang Zifeng.

Pertunangan itu sudah terjadi sejak lima tahun yang lalu, namun pernikahan masih belum terjadi, karena pangeran Wang Zifeng pergi berperang untuk mengusir orang-orang Barbar di perbatasan, setelah lima tahun menunggu, akhirnya kedua pasangan itu bisa bertemu kembali.

Melihat sifat Putri Lian Hua, tidak ada yang mengira jika sang putri ternyata menyukai sang pangeran sejak pandangan pertama mereka lima tahun yang lalu. Bagi Putri Lian Hua, pangeran Wang Zifeng seperti giok paling mahal yang pernah ia gunakan, seperti sutra paling lembut yang pernah ia pakai, seperti makanan paling enak yang pernah ia makan. Pada intinya, sang putri telah jatuh pada pandangan pertama.

Selama lima tahun, Putri Lian Hua tidak berhenti memikirkan sang pangeran, menunggu hari dimana mereka akhirnya bisa bertemu. Ia ingin memegang tangan suaminya, memeganginya erat agar tidak pergi darinya. Ia akan menghirup sebanyak-banyaknya aroma sang pengeran, memanggilnya setiap saat dan memandangi wajahnya yang rupawan.

Putri Lian Hua tidak berhenti tersenyum selama para pelayan merias dirinya. Ia akan menjadi gadis paling cantik di negeri ini, tidak, ia akan menjadi gadis paling cantik di tiga kerajaan, ia akan menjadi gadis yang paling rupawan hingga apapun keindahan yang pernah dilihat pangeran Wang Zifeng selama tugasnya, ia tidak lagi memikirkan wanita-wanita murahan itu, karena Lian Hua akan menarik perhatiannya saat bertemu kembali setelah lima tahun.

"Yang Mulia, sudah selesai." Lian Hua melihat pantulan dirinya di cermin. Jerawat yang datang pagi ini sekarang tidak terlalu jelas, jadi dia senang. Pakaiannya terlihat mewah dan terasa lembut. Aksesoris yang ia gunakan juga sangat cantik, rambutnya juga sudah ditata cantik. Sekarang, bukan hanya pangeran Wang Zifeng yang tidak bisa mengalihkan mata darinya, Tetapi seluruh negeri.

Siapa wanita yang paling beruntung di seluruh kerajaan jika bukan putri Lian Hua? Disayang dan dimanja oleh ayah dan ibunya yang merupakan raja dan ratu, dia juga dilindungi oleh ketujuh kakak laki-lakinya. Selain itu, dia juga bertungangan dengan pangeran Wang Zifeng— pangeran yang mendapati julukan si Kuda Putih.

.........
Cerita lainnya yang sudah saya biarkan, semoga suka! Jangan lupa tinggalkan votenya~~ (⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

The Bloom of Your Flower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang