08. Ujung Pedang yang Panjang

13 3 0
                                    

Lian Hua menatap anak laki-laki tersebut dari sudut matanya. Dia tidak terlihat senang dan berniat untuk mengacuhkan anak itu saja. Mereka, pasangan ibu dan anak, tidak ada hubungannya dengan dirinya. "Apa kau tahu kak Ying-er? Dia pergi meninggalkan kami." lanjut si anak yang menghentikan langkah Lian Hua. Hanya mendengar nama wanita itu saja sudah membuatnya marah, sekarang bocah ini malah bertanya apakah ia mengenalnya atau tidak.

"Kenapa? Apa kau juga ingin menyalahkanku seperti yang ibumu lakukan karena telah membuat si jalang Shen Ying meninggalkan kalian?" ia tidak peduli dengan ucapannya. Apa yang akan mereka lakukan padanya? Ia sudah dihukum dengan hukuman yang paling buruk selain hukuman mati. Dan semua itu karena wanita sialan yang bernama Shen Ying.

Sejak awal ia sudah tidak menyukai pelayan rendahan itu, sekarang orang-orang di sekitarnya terus-terusan mengeluh karena dia meninggalkan mereka. Jika Shen Ying adalah gadis sebaik yang orang-orang katakan, ia tidak akan mengabaikan keluarga yang telah membesarkannya. Ia memiliki seorang 'adik' di sini dan wanita itu tidak peduli jika anak sekecil ini juga harus diasingkan ke perbatasan.

Sama seperti ayah dan ibunya, yang dengan tega membuangnya. Di sana Lian Hua tersadar. Anak ini dan dirinya berada dalam posisi yang sama. Dikhianati oleh orang yang mereka sayangi.

Anak laki-laki itu hanya menggeleng. "Aku tidak menyalahkanmu. Ayah sudah meninggal, aku juga tidak lagi bisa bicara dengan ibu karena dia terus menangis dan berteriak memanggil nama kak Ying-er. Kak Ying-er juga pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun, saat aku memanggilnya dia tidak menoleh." Ada nada sedih dalam suara anak laki-laki itu. Sebuah nada yang menunjukkan jika ia juga adalah korban dari keegoisan tuan Shen.

Anak sekecil ini, dia tidak tahu apa-apa dan tidak bersalah, kenapa harus dihukum? Kenapa dirinya juga harus dihukum padahal ia tidak pernah ingin semua ini terjadi? Itu adalah pertanyaan yang terus ia tanyakan kepada dirinya sendiri beberapa hari terakhir.

"Mereka bilang kak Ying-er bukan kakakku, dia adalah putri yang ditukar oleh ayah. Mereka bilang, putri Lian Hua yang kejam adalah kakak kandungku." jawabnya menundukan kepala. Anak yang masih begitu polos, secara tidak langsung bocah ini sedang mengatainya, namun ia tidak takut sedikitpun, dan anehnya Lian Hua tidak merasa marah seperti biasanya.

"Apa kau sedih karena Shen Ying pergi meninggalkanmu? Apa kau kecewa jika aku adalah kakak kandungmu?" tanyanya lagi, memaksa anak laki-laki itu untuk melihat kepadanya saat bicara.

Tanpa ragu, bocah itu menjawab, "Tentu saja aku sedih. Kak Ying-er adalah kakakku. Dia yang mengajariku banyak hal, dia yang selalu bermain denganku dan dia yang membantuku saat dimarahi oleh ibu. Aku sudah mengenal Kak Ying-er selama sepuluh tahun." Lian Hua tersenyum tipis, tentu saja. Ia bahkan masih merasa sedih ketika ibu, ayah dan kakak-kakaknya mencampakannya seperti ini.

"Akan tetapi, dia sudah pergi sekarang. Ayahku sudah tidak ada, aku hanya memiliki ibu dan dirimu. Jika kau adalah kakak kandungku, tidak peduli bagaimana jahatnya dirimu, kau tetap kakakku, bukan? Aku harus menjagamu dan ibu."

Sebelah alis Lian Hua terangkat, "melindungiku?"

Bocah itu mengangguk, "Ya, bukankah aku harus melindungimu? Kita adalah keluarga. Aku akan melindungi ibu dan dirimu mulai sekarang." untuk pertama kalinya sejak beberapa hari terakhir, sebuah senyuman yang begitu tulus terlihat dari wajah pucat Lian Hua yang memerah karena tersapu angin dingin. Ia tersenyum melihat kepolosan bocah ini untuknya.

"Aku adalah putri yang kejam. Aku tidak bisa melakukan apapun sendirian, aku adalah kakak yang tidak berguna, apa kau masih ingin melindungiku?"

"Ya! Aku berjanji akan melindungimu." 

Lian Hua berdiri dan menyentil dahi anak laki-laki itu pelan. Hal yang sering kakaknya lakukan kepadanya. "Siapa namamu?"

"Shen Yandao!" jawabnya.

The Bloom of Your Flower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang